UZ 2

21.6K 1K 12
                                    

Jangan lupa votenya dulu

Lalu kasih komentar juga.

Selamat membaca!

➰➰➰

Hari yang ditunggu telah tiba. Hari di mana sang calon suami akan datang berkunjung untuk bersilaturahmi sekaligus untuk membuka pintu ta'aruf bagi keduanya. Dalam artian akan mengkhitbahnya. Segala persiapan telah dilakukannya dan ibunya dari makanan dan lainnya.

Tak ada ragu dan gelisah. Selalu dilantunkannya doa pada sang Waadud, Yang Maha Cinta. Navisha selalu memegang keyakinannya pada Allah azza waa jaala.

Ting tong

Suara bel rumah terdengar, pandangan ayah Raka dan ibu Sella tertuju padanya. Anggukan kecil dari sang ayah didapatkannya. Navisha tersenyum dan bangkit berdiri membukakan pintu untuk tamu mereka.

Ceklek

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Seorang wanita berumur sekitar 47 tahun berbalut khimar putih nampak sangat anggun.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Navisha.

Navisha heran melihatnya sendiri, kata orangtuanya akan datang laki-laki dan keluarganya untuk bersilaturahmi. Namun yang dilihat Navisha hanya ada wanita anggun ini.

"Ahmad belum sampai, nak. Dia menyelesaikan meeting dengan kliennya terlebih dulu baru ke sini." Navisha tampak kikuk mendengar penuturan itu. Dia merasa malu karena berasa dipergokin.

"Maafkan Navisha, tante. Silahkan masuk! Ibu dan ayah sudah menunggu di dalam." Navisha mempersilahkan dengan sopan.

"Reina, mama Reina. Dan jangan panggil tante, panggil mama saja. Karena ibu tidak punya anak perempuan. Kedua anak ibu laki-laki semua," tutur mama Reina lembut diakhiri candaannya. Navisha tersenyum mendengarnya.

"Baiklah, tan—maksudnya mama." Walau merasa tidak enak tapi Navisha tetap menuruti kemauan mama Reina.

Mama Reina terkekeh kecil melihat kegugupan calon menantunya. Dia lalu melangkahkan kakinya masuk dalam kediaman colon besan. Saat sudah berada di ruang tamu, ibu Sella berdiri dan langsung memeluk sahabatnya itu. Yah, mereka adalah sahabat sejak SMA dulu.

"Assalamu'alaikum," salam mama Reina setelah melepas pelukannya.

"Wa'alaikumsalam. Aduh, udah lama nggak ketemu. Eh, pas ketemu mau jadi besan." Ibu Sella tak menyangka menyadari bahwa ibu dari calon menantunya adalah sahabatnya sendiri. Tentu saja dia bahagia dan juga senang.

"Iya betul, Sel."

"Duduk dulu, yuk!"

Setelah itu, mama Reina mulai mengobrol dengan ibu Sella dan juga ayah Raka. Mereka sangat asik berbincang sedangkan Navisha sudah berada di dapur mengangkat panggangan kue yang sempat tadi dibuatnya. Dia lalu mengeluarkannya dari oven dan menyajikan di atas nampan.

Membawanya keluar disertai minuman untuk disajikan. Baru beberapa detik menaruh kue buatannya di atas meja, bel rumahnya kembali berbunyi.

"Nav, bukain pintunya. Itu pasti nak Ahmad yang datang," ujar ibu Sella.

"Baiklah bu."

Dengan ragu dan penasaran, Navisha berjalan keluar berniat membukakan pintu. Saat sudah akan memegang kenopnya, jantungnya berdegup kencang. Rasa khawatir menyelinap dalam benaknya. Entah kenapa dia merasa sesuatu aneh.

'Astagfirullahalazim. Mungkin cuma perasaanku aja,' batin Navisha menepis rasa itu.

Ceklek

Untukmu, Zawjati ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang