Sudah hampir satu minggu IU mengurung diri di kamar. Hari pernikahannya pun sudah lewat. Seharusnya ia kembali kepada aktifitas awalnya yakni mengajar di salah satu taman kanak-kanak, tapi wanita itu enggan bertemu dengan siapapun. Termasuk teman-temannya.
Semua chat, sms dan telepon dari mereka tak satu pun yang digubrisnya.
Hal itu membuat Jiyeon semakin cemas. Sudah dua kali ia datang ke rumah IU, tapi mamanya bilang IU sedang tidak ingin diganggu.
"Seungho, gimana dong?" tanya Jiyeon frustasi sambil melototi layar ponselnya yang sedang menampilkan kolom chat kepada IU.
"Mungkin dia masih butuh waktu buat sendiri, jadi biarin aja dulu." Jiyeon mendengus karena tak puas dengan jawaban Seungho.
Di lain tempat Kyungsoo juga tengah memikirkan hal yang sama dengan Jiyeon. Ia tidak bosan mengirim pesan singkat pada IU meski sudah tak terhitung jumlahnya sejak seminggu terakhir ini.
Ia bahkan tidak bisa konsentrasi bekerja. Sudah dua kali dalam hari ini ia mendapat teguran.
"Kamu lagi ada masalah Kyungsoo?" tanya Victoria siang itu. Beliau merupakan istri dari Nickhun Buck Horvejkul, pemilik restaurant tempat Kyungsoo bekerja.
"Nggak mbak, saya cuma kurang enak badan," jawab Kyungsoo memilih untuk berbohong.
"Kalau gitu kamu ambil cuti aja, biar nanti saya suruh Lizzy buat gantiin kamu," ucap Victoria penuh perhatian. Ia memang sudah menganggap Kyungsoo sebagai keluarganya sendiri. Victoria jugalah yang menawari Kyungsoo untuk berkerja di restaurantnya.
"Nggak usah mbak." Kyungsoo menggeleng cepat. Dari belasan karyawan yang ada di restaurant ini hanya Kyungsoo yang memanggil Victoria dengan panggilan mbak, bukan Bu seperti yang lain.
"Nggak apa-apa, hari ini kamu pulang aja. Besok juga gak usah masuk. Istirahat aja sampe badan kamu sehat lagi." Kyungsoo baru akan menolak saat Victoria menatapnya dengan tatapan seolah berkata Gak usah ngebantah!
Akhirnya Kyungsoo tersenyum canggung dan pamit pada Victoria. Terkadang pria itu merasa tak enak pada teman-temannya di restaurant karena sering diperlakukan istimewa.
Setelah berganti pakaian Kyungsoo lantas berlalu dari restaurant dan menjalankan mobilnya menuju rumah IU.
Ia tidak akan bisa tenang sebelum melihat keadaan wanita itu karena sejatinya dialah yang menjadi sumber kegelisahannya.
Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa selama ini Kyungsoo menyimpan rasa lebih pada IU.
Karena tidak seperti Jiyeon dan Seungho yang pada masa SMA selalu kemanapum bersama seolah ada lem yang merekatkan mereka, hubungan Kyungsoo dan IU terbilang biasa saja. Itulah kenapa tak satupun teman-temannya mencurigai Kyungsoo.
Sekitar 45 menit kemudian Kyungsoo sampai di depan rumah IU. Pembantu di rumahnya yang membukakan pintu untuk Kyungsoo dan mengantar pemuda itu menuju kamar IU.
Kyungsoo mengetuk pelan pintu bercat putih yang tertutup rapat itu. Tidak ada suara sedikit pun yang terdengar dari dalam sana.
Itu artinya IU tidak sedang menangis seperti yang ia duga.
"Yu?" panggil Kyungsoo, namun tak ada jawaban.
Sampai 10 menit Kyungsoo berdiri di depan pintu kamar IU sambil mengetuk-ngetuk pintu dan memanggil nama wanita itu, namun tetap saja IU tak kunjung menyahut.
Diembuskannya napas berat Kyungsoo lantas merogoh ponsel yang ada di saku celananya lalu mengirim pesan singkat pada IU.
Masih tidak ada balasan.
Akhirnya Kyungsoo menelepon IU. Samar-samar ia mendengar nada dering ponsel dari dalam kamar IU.
Namun tak berselang lama karena IU menonaktifkan ponselnya.
Lima menit berikutnya Kyungsoo menyerah. IU mungkin belum mau diganggu.
Ia hanya bisa berdoa semoga IU tidak melakukan hal yang aneh-aneh.
Kyungsoo hanya ingin IU kembali seperti dulu.
IU yang dikenalnya sebagai sosok periang. Bukan IU yang tampak rapuh seperti sekarang.
-Ooo-
Woy disini ada Khuntoria shipper gk? Cuma nanya doang sih 😂
Btw Lizzy yg dimaksud Victoria itu Lizzy member After School ya bukan OC.
Kali aja ada yg gk tau ✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Suitcase [END]
Фанфик[1993 Line stories] Lo adalah hero buat gue, tapi gue gak bisa jadi heroin buat lo. ©2018