Satu minggu sebelum pernikahan IU dikejutkan dengan berita dari Wooyoung. Laki-laki itu mengatakan bahwa ia tidak bisa menikah dengannya.
Alasannya karena ia akan menikah dengan wanita lain.
Wanita yang saat ini tengah mengandung darah dagingnya.
IU tentu terkejut. Ia bahkan sampai menangis di tempat saat Wooyoung berkali-kali meminta maaf padanya.
Wooyoung bilang ia tidak pantas untuk IU dan IU berhak mendapat laki-laki yang seribu kali lebih baik darinya.
Awalnya IU menolak. Ia tetap akan melangsungkan pernikahan dan menerima apapun keadaan Wooyoung. Tak peduli bahwa ia sudah melakukan kesalahan besar yakni bermain-main di belakangnya hingga menghamili seorang wanita di luar nikah.
IU tidak mau pernikahan itu batal apapun alasannya. Ia tidak sanggup mengatakan kepada orang tuanya yang amat gembira saat mengetahui IU akan segera menikah. Terlebih semua teman-temannya juga sudah tahu karena undangan sudah disebar.
Gaun pengantin, gedung pernikahan, makanan serta kue pengantin semua sudah ia siapkan.
Tapi Wooyoung tetap menolak. Ia terlanjur malu pada keluarga IU dan ia tidak mungkin menikahi 2 wanita sekaligus.
Wanita yang dihamili Wooyoung meminta pertanggung jawabannya dua minggu lalu sebelum Wooyoung menemui IU hari ini.
Laki-laki itu sempat syok dan tak percaya, tapi ketika diingat-ingat lagi ia memang pernah melakukan hubungan itu dengan wanita yang tak lain adalah rekan kerjanya sendiri.
Saat itu Wooyoung benar-benar khilaf. Ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya dan bagaimana perasaan IU jika mengetahuinya.
Wooyoung sungguh telah dibutakan oleh pesona wanita itu.
Dan dengan berat hati ia harus melepas IU, wanita yang sangat ia cintai.
Ia merasa sudah menjadi laki-laki terbodoh di dunia, tapi apa daya nasi sudah menjadi bubur. Menyesal pun percuma.
Setelah memberanikan diri menemui IU dan mengatakan semuanya Wooyoung lantas pamit dan mengatakan kalau IU harus segera melupakannya.
Sungguh skenario yang tak terduga.
Dan di sinilah IU sekarang. Menangis sejadinya di rumah Jiyeon sampai membuat temannya itu kebingungan.
"IU lo kenapa sih?" tanya Jiyeon untuk kesekian kalinya, namun IU masih tak mau menjawab. Tangisnya belum juga reda sejak setengah jam yang lalu.
Jiyeon tidak tahu apa-apa karena IU tiba-tiba datang ke rumahnya sambil menangis dengan penampilan yang sudah berantakan.
"IU lo gak lagi kesambet kan?"
"IU lo kenapa ya Allah jangan bikin gue mati penasaran."
"IU?" Jiyeon panik sendiri melihat tangis IU yang semakin kencang.
Beruntung di rumahnya sedang tidak ada siapa-siapa. Kedua orang tuanya sedang ke Depok untuk menjenguk saudaranya yang sedang sakit.
"Yeon ...." panggil IU disela-sela tangisnya.
"Iya kenapa yu?"
"Gue ... batal merit," katanya diiringi dengan raungan ketas setelahnya.
"Hah? Batal merit gimana maksud lo?" tanya Jiyeon waswas. Perasaannya mendadak tidak enak.
Dengan susah payah IU menceritakan semuanya pada Jiyeon sambil sesenggukkan. Air matanya terus saja mengalir tak mau berhenti.
Sementara Jiyeon mendengarkannya dengan sabar.
Matanya melotot begitu mendengar cerita IU.
"SUMPAH LO YU KAK WOOYOUNG BILANG KAYA GITU? DIA NGEHAMILIN CEWEK LAIN TERUS NGEBATALIN PERNIKAHANNYA SAMA LO?" teriak Jiyeon tak percaya.
IU hanya mengangguk lemah sambil mencoba menghapus air matanya.
"Ya Allah yu demi apa?" Jiyeon tak tahu harus berkata apa jadi yang ia lakukan hanya memeluk IU dan membiarkan wanita itu menangis lagi sepuasnya.
"IU yang sabar ya," ucap Jiyeon sambil mengusap rambut IU. Ia ikut merasa terkhianati.
Pokoknya Jiyeon akan buat perhitungan. Dia tidak akan membiarkan Wooyoung lolos begitu saja.
Enak saja dia tiba-tiba membatalkan pernikahan yang tinggal seminggu lagi disaat semuanya sudah siap.
Pantas saja selama ini IU yang menyiapkan ini itu sendirian. IU selalu bilang kalau Wooyoung sedang sibuk menyelesaikan perkerjaannya sebelum hari pernikahannya tiba.
Nyatanya dia malah mengkhianati IU.
Benar-benar lekaki brengsek!
-Ooo-
KAMU SEDANG MEMBACA
Suitcase [END]
Fiksi Penggemar[1993 Line stories] Lo adalah hero buat gue, tapi gue gak bisa jadi heroin buat lo. ©2018