#40 Langkah baru

212 51 38
                                    

"Lo lagi ada masalah lagi sama Sulli?" tanya Luna saat Taemin datang ke rumahnya dengan wajah kusut. "Padahal kemarin-kemarin masih akur aja tuh."

"Nggak tau ngeselin emang dia." Taemin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Luna sementara si empunya sedang duduk manis di depan meja rias.

Sibuk membersihkan makeupnya.

"Nggak boleh gitu Taem, lagian ribut kenapa lagi sih?"

Taemin menghela napas kasar. "Gak ngerti gue tuh sama dia."

"Apanya yang gak ngerti?"

"Dia marah gara-gara ngeliat gue makan berdua sama lo kemarin malem."

"Hah?" Luna kini menoleh pada Taemin. Tidak lagi memperhatikan cowok itu dari cermin.

"Sulli tuh sering cemburu sama lo, gak ngerti juga kenapa. Padahal kalau gue jalan atau makan sama temen-temen cewek gue yang lain dia gak pernah ngambek."

Luna mengangguk-angguk paham lalu kembali pada kegiatan awalnya, membersihkan wajah dari makeup. "Kayanya mulai sekarang lo harus jauhin gue deh," kata Luna sekenanya.

"Heh ngawur lo, nggak mungkin lah."

"Kenapa?"

"Ya masa gue harus ngejauhi lo sih, lo kan gak salah apa-apa. Lagian Sullinya aja yang kekanak-kanakan." Taemin memberenggut sebal.

"Lo sayang sama Sulli?"

"Ya kalau sayang sih iya, kalau gak sayang udah gue putusin dari lama kali."

"Yaudah pertahanin."

"Hah?" Taemin ikut mengamati Luna dari cermin besar yang ada di meja rias.

"Sulli cemburu karena dia sayang sama lo. Wajar sih kalau kata gue, lagian lo kadang suka berlebihan. Gue nggak apa-apa kok Taem, lo gak harus terikat sama janji ke Kak Jonghyun."

"Hah?" Taemin sudah merubah posisinya dari rebahan menjadi duduk bersila. Matanya masih setia memperhatikan Luna yang tak kunjung selesai.

"Gue tau kalau kak Jonghyun pernah minta lo buat jagain gue kan kalau lagi gak ada dia dan sekarang kak Jonghyun udah pergi buat selama-lamanya, jadi lo ngerasa harus selalu ngejagain gue."

"Gak gitu juga Lun. Gue emang pernah janji sama Kak Jonghyun, tapi bukan itu alesannya. Gue udah kenal lo dari dulu, bahkan sebelum lo kenal sama Kak Jonghyun. Gue ngajagain lo karena gue sayang sama lo. Lo itu udah kaya sodara gue sendiri. Mungkin udah kaya kembaran kali ya makanya kalau lo kenapa-kenapa kadang gue suka over karena kalau lo sedih gue juga ikut sedih."

Luna tersenyum mendengarnya. Ia tahu kalau Taemin mengatakan itu dengan tulus. Setelah wajahnya bersih dari makeup ia lantas berbalik untuk menatap Taemin.

"Nah itu lo tau perasaan lo gimana. Lo harusnya ngejelasin kaya gitu juga ke Sulli biar dia gak salah paham terus. Gue juga sayang sama lo tapi cuma sebagai temen. Lagian gue mana mungkin naksir cowok kaya lo. Bukan tipe gue!"

Taemin refleks melempar bantal ke arah Luna yang langsung mengenai wajahnya.

"Sialan lo! Gue itu idaman cewek-cewek di kampus ya."

"Itu sih merekanya aja yang punya selera aneh bisa suka sama cowok kaya lo."

Taemin mendengus sebal. "Tapi makasih deh udah ngasih pencerahan, entar gue coba ngomong sama Sulli kalau dia udah gak emosi."

"Sulli cewek yang baik, dia cuma terlalu perasa. Lo harus bisa ngertiim sifat dia, jangan maunya dingertiin mulu."

"Iya iya lo udah kaya penasehat gue aja."

Suitcase [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang