#33 Sweet Boyfriend

289 66 28
                                    

Sebulan setelah kencan pertama Jiyeon dan Myungsoo waktu itu, seisi kantor dihebohkan dengan berita bahwa keduanya sudah resmi jadian.

Berita itu mengalir begitu saja dari mulut ke mulut. Kuping Jiyeon sampai dibuat panas.

"Seriusan lo jadian sama Pak Myungsoo?"

"Anjir hebat bener lo. Ajarin gue lah, gue juga pengen punya cowok ganteng kaya pak Myungsoo."

"Pake pelet apa lo bisa dapetin Pak Myungsoo?"

Pertanyaan-pertanyaan sejenis itu terus saja menghujani Jiyeon sejak pagi tadi. Tak hanya pertanyaan belaka, sindiran-sindiran tajam juga didapatkannya.

Sebagian besar karena iri pada Jiyeon yang notabenya karyawan baru di sana.

Tapi Jiyeon tak peduli, ia memilih untuk bersikap masa bodo saja. Toh hubungan mereka tidak merugikan siapapun.

"Kamu seharian ini pasti capek ditanyain ini itu sama karyawan lain, saya dengar berita hubungan kita udah kesebar." Myungsoo berucap dengan nada khawatir melihat wajah Jiyeon yang tampak lelah.

"Nggak apa-apa kok pak, lagian udah jadi resiko saya pacaran sama orang nomor 1 di kantor ini." Jiyeon memberikan senyum tiga jarinya.

Wajah lelahnya seketika sirna tegantikan wajah cerianya yang seperti biasa.

Myungsoo selalu suka saat Jiyeon tersenyum lebar seperti ini. Seolah senyumnya itu dapat menebar energi positif kepadanya.

"Kalau ada orang yang bikin kamu nggak nyaman di kantor, langsung bilang sama saya. Saya nggak mau tiba-tiba dapet surat pengunduran diri dari kamu."

"Siap pak bos!" jawab Jiyeon dengan lantang sebelum keduanya tergelak dalam tawa.

"Oh ya pak, saya boleh nanya sesuatu?"

"Boleh. Tanya aja."

"Menurut bapak Hwayoung itu kaya gimana?"

"Hwayoung? Sekretaris saya?" Jiyeon mengangguk cepat.

"Dia kompeten, jarang bikin kesalahan dan kinerja kerjanya juga bagus."

"Terus?"

"Ehm ... dia cantik."

"Cantikan mana sama aku?" tanya Jiyeon terdengar ketus.

Myungsoo terdiam sesaat membuat Jiyeon mau tak mau kembali menatapnya.

Beberapa detik kemudian kedua mata Jiyeon mengerjap sadar akan satu hal.

"Eh maksud saya, lebih cantik saya atau Hwayoung. Eh bukan ... maksudnya ...,"

Jiyeon tiba-tiba terbata membuat Myungsoo tak kuasa menahan senyumnya.

Dicubitnya gemas sebelah pipi Jiyeon.

"Kamu hanya perlu inget satu hal. Walaupun banyak wanita yang lebih cantik dari kamu, hati saya udah milih kamu. Udah gitu aja."

Myungsoo memamerkan kedua lesung pipinya yang membuat hati Jiyeon langsung meleleh.

WOY ANJIR MIMPI APA GUE BISA DAPET PACAR SEGANTENG PAK MYUNGSOO.

HATI DEDEK LEMAH. Jiyeon menjerit dalam hati.

Tanpa sadar kedua pipinya sudah merona merah. Hal yang sangat jarang terjadi kepada seorang Park Jiyeon.

"Wajah kamu merah tuh," goda Myungsoo.

"Nggak mungkin."

"Saya baru sadar kalau kamu bisa selucu ini." Perkataan Myungsoo malah membuat wajah Jiyeon semakin memerah.

"Yuk pulang, gak baik lama-lama diluar wajah kamu lagi cantik. Nanti banyak yang naksir kan bahaya."

Jiyeon dibuat speechless. Nggak tau lagi gimana cara ngadepin pacar barunya yang kelewat so sweet itu.

Ia hanya menurut saja saat tangan Myungsoo merangkulnya dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Mengantarkannya pulang dengan selamat dan membuat Jiyeon hampir tidak tidur semalaman.

"Ah sial, padahal udah lewat beberapa jam. Tapi kenapa gue masih deg degan gini?"

-Ooo-

Ini gue ngetik apa sih woy geli sendiri bacanya 😂😂

Suitcase [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang