"Kamu harus ngertiin aku dong sul, Luna itu temen aku!" kata Taemin setengah membentak. Untuk pertama kalinya ia kembali bertengkar dengan kekasihnya Sulli setelah sekian lama.
"Aku udah nyoba ngertiin kamu, tapi kamu udah kelewatan. Lagian cewek mana yang nggak akan cemburu liat pacarnya lebih perhatian ke cewek lain daripada ke pacarnya sendiri? Aku tau Taem kak Luna itu masih dalam suasana berduka. Aku ngerti kalau sekarang dia lagi sedih banget, tapi kamu nggak seharusnya kamu terlalu over sama dia. Kamu masih anggap aku pacar kamu gak sih?" ucap Sulli dengan emosi yang meluap.
"Sulli tolong jangan bikin masalah ini makin runyam!"
Sulli mencih pelan. Dadanya naik turun dengan cepat. Ia benar-benar kesal pada Taemin. "Terserah kamu aja, aku capek!"
Dan akhirnya Sulli memilih untuk pergi. Meninggalkan Taemin yang lebih milih menundukan kepalanya sambil memijat pelan pelipisnya daripada mengerjar Sulli yang jelas sedang marah besar.
Selang beberapa menit ponsel di saku celananya bergetar pertanda ada pesan masuk.
Nama Luna muncul di sana.
Luna
Taem lo dimana? Makan kuy gue yg traktir deh gue baru dapet bonus nih 😃😃😃😃Meski lelah, kedua sudut bibir Taemin terangkat hingga membuat lengkungan.
Seolah lupa dengan apa yang baru saja terjadi, jari-jari Taemin segera mengetikan beberapa kata dan mengirimnya pada Luna.
Setelahnya ia langsung beranjak untuk menemui Luna.
Taemin tidak tahu kalau di kejauhan sana diam-diam Sulli memperhatikannya dan tersenyum miris saat melihat Taemin pergi dengan mobilnya.
Sulli benci saat dirinya merasa cemburu seperti ini dan ia lebih benci mengakui kalau Taemin nyatanya lebih peduli pada Luna ketimbang dirinya.
Ia jenuh dengan keadaan seperti ini, namun ia belum siap jika harus melepaska Taemin.
Sulli tidak akan nyerah semudah itu. Biarlah ia berjuang sedikit lebih lama lagi.
***
Dasom mengacak-acak rambutnya frustrasi. Sejak pertemuannya dengan Seungho kemarin ia merasa benar-benar kacau.
Ia masih tidak menyangka Seungho akan mengetahui rencananya. Sekarang ia harus berpikir ekstra apa yang harus ia lakukan untuk memulihkan imagenya di depan Seungho.
Ia tentu tidak mau Seungho terus-terus memusuhinya seperti ini. Ia juga ingin terlihat baik di depan Seungho.
"Sial!" umpat Dasom pelan. Ini semua gara-gara Park Jiyeon. Andai wanita itu tidak ada Dasom pasti sudah berhasil mendapatkan Seungho sejak dulu.
"Kenapa cewek itu gak mati aja sih!" Dasom mendengus kencang. Matanya berkilat marah. Ia sungguh ingin menghabisi Jiyeon, tapi itu tidak mungkin ia lakukan di situasinya sekarang. Seungho pasti akan semakin membencinya jika ia tetap nekat menghabisi Jiyeon.
"Ayo Dasom mikir dong mikir!" ujar Dasom sambil memukul-mukul kepalanya sendiri. Jangankan bisa fokus pada pekerjaan, membuat dirinya tenang aja Dasom masih belum bisa.
Cukup lama Dasom berpikir sambil mengumpat beberapa kali dan menyumpahi Jiyeon agar menjauh dari Seungho hingga akhirnya ia mendapatkan sebuah ide yang dirasa cukup bagus.
Ide yang nantinya juga akan memiliki dampak besar.
Tapi tak masalah. Cinta memang butuh pengorbanan dan Dasom sudah siap untuk mengorbanan semuanya. Walau ia harus kehilangan teman-temannya sekalipun.
***
Jiyeon memasang wajah cemberut di depan layar ponselnya. Sudah beberapa kali ia mengirim pesan pada Seungho, tapi tak satupun dibalasnya. Padahal jelas sekali kalau Seungho sedang online.
Akhirnya sambil menunggu balasan dari Seungho, Jiyeon memutuskan untuk membuka grup kelas SMAnya yang akhir-akhir ini tampak sepi karena para penghuninya terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Jiyeon : guys ada yang liat Seungho gak?
Eunji : tumben nanyain Seungho
Mark : gk liat yeon
Luna : ciee jiyeon nanyain seungho
Minhyuk : akhirnya sobat gue dinotis. Selamat bro @seungho
Jiyeon : minhyuk apaan sih --"
IU : kangen seungho ya yeon
Minhyuk : mbak ayu akhirnya muncul ciee yg udah gk galau lagi
Chunji : wow ada apa ini
Jiae : wah jiyeon tumbenan nanyain seungho?
L.joe : kangen ya yeon wkwk
Minah : ciee jiyeon ciee hahaha
Ravi : lo akhirnya dikangenin bro 😂 @seungho
Jiyeon : ini kenapa pada heboh sih gue kan cuma nanyain seungho doang.
Jiyeon : nyesel gue nanya di sini.Eunji : abisnya lu kan jarang nyariin seungho orang dulu biasa nempel kemana2 juga
L.joe : itu seungho ngeread loh
Jiyeon : ih seungho sialan chat gue gk diread sama sekali tpi chat grup diread
Kihyun : perang rumah tangga gengs
Eunji : demi apa seorang seungho gk ngeread chatnya jiyeon?
Jiae : wah perlu dipertanyakan ini
Minah : lo ada salah kali sama dia yeon
Jiyeon : salah apasih orang gue gk lagi berantem juga 😑
Minah : nah loh
Hongbin : apa kabar ceo ganteng lo yeon? Tumben nyariin seungho
Minhyuk : mungkin seorang seungho sudah berhasil mengalahkan pesona ceo ganteng itu
Kihyun : Woahhhhh
Jiyeon : plis deh kalian 😡😡😡
Merasa kesal sendiri Jiyeon memilih menutup grup dan kembali membuka kolom chat dengan Seungho. Selang beberapa detik tanda ceklis dua yang semula berwarna abu-abu kini berubah menjadi biru. Pertanda bahwa pesan tersebut sudah dibaca.
Jiyeon dengan antusias menunggu balasan dari Seungho, tapi sampai 5 menit lebih menunggu masih tak ada juga tanda-tanda kalau Seungho akan membalas pesannya. Saat Jiyeon kembali mengirim pesan, ternyata Seungho sudah tidak online.
"Kampret bener si Seungho!"
-Ooo-
Sumpah gue kesel banget
Part ini semalem udah gue post, tapi gk tau kenapa malah kepotong hampir setengahnya.
Jadinya gue ngetik ulang seingetnya dan seadanya --"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suitcase [END]
Фанфик[1993 Line stories] Lo adalah hero buat gue, tapi gue gak bisa jadi heroin buat lo. ©2018