Part 28

5K 381 34
                                    



"Kenapa Mama lebih membela si robot itu?" dengus Sean ketika pembicaraan Ibu dan anak itu telah berakhir, Sean memilih untuk kembali ke apartmentnya.

"Dari dulu selalu saja Axel yang dibangga-banggakan," Sean menjatuhkan tubuhnya di ranjang.

"Valerie yang jadi kesayangan di keluarga ini. Sementara aku, aku hanya dianggap seperti anak yang tak berguna." pria itu menatap portret keluarganya yang tersimpan di ponsel. "Jangan-jangan aku hanya anak pungut."

Selanjutnya ia menggeser slide menuju foto-foto terakhir dimana baru saja diambilnya tadi bersama seseorang yang akhir-akhir ini selalu memenuhi isi kepalanya. Miley. Gadis itu memang berbeda. Ibaratnya seperti jinak-jinak merpati. Biasanya hanya dalam waktu maksimal dua minggu saja, Sean mampu menaklukkan gadis manapun yang ia inginkan, namun tidak dengan Miley. Apalagi ia memiliki saingan yang notabene adalah kakak kandungnya sendiri.

Sean ingat ucapannya di rumah tadi pada ibunya tentang perasaannya terhadap Miley, dirinya sendiripun tak percaya kata-kata itu bisa keluar dari mulutnya.

Sean terkekeh, "Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta padamu, Miley." ucapnya pada foto Miley.

"Lalu siapa yang kau pilih, aku atau Axel?"


***


Miley terbangun dari tidur nyenyaknya semalam, ia meregangkan tubuhnya dan tak sadar sudah menendang selimut hingga jatuh ke bawah, ia pun menguap sebesar mungkin. Saat tubuhnya berbalik ke arah samping, ia dikejutkan oleh sesosok pria yang sedang duduk dengan tenang menatapnya. Miley sontak terbangun dari posisinya.

"Kau...!!!"

Miley menyadari betapa kacau penampilannya setiap bangun tidur. Rambut yang berantakan dan mengembang seperti singa, wajah yang pucat serta terkadang ada 'belek' di matanya. Apalagi ia selalu tidur hanya menggunakan kaus tipis dan celana dalam saja.

Axel yang melihatpun juga terkejut, bukan karna gadis itu terlihat buruk. Ia justru menyukai penampilan Miley yang tanpa makeup, hanya saja melihat Miley yang hanya mengenakan kaus putih tipis serta celana dalam saja membuat Axel menahan sesuatu yang mencoba muncul dalam dirinya.

"Axel! What the f*** are you doing here?!" bentak Miley terkejut. Gadis itu membenarkan penampilannya dan membersihkan 'belek' di matanya.

Axel benar-benar menyebalkan, padahal sebelumnya ia sudah berjanji takkan menyelinap masuk lagi ke dalam apartment Miley, tapi kenapa pagi ini sudah duduk manis di sofa.

Axel mengambil selimut yang jatuh di lantai lalu menutupi tubuh Miley yang begitu menggoda. "Aku sudah mengetuk dari tadi tapi tak ada jawaban darimu."

"Aku pikir terjadi sesuatu padamu. Miley, kau tak perlu sibuk merapikan penampilanmu, aku suka melihatmu yang seperti ini, kau terlihat... apa adanya." Axel duduk di ranjang dan menatap wajah Miley yang pucat.

Miley terdiam, ia membalas tatapan Axel yang tak berhenti menatapnya. Baru kali ini ada pria yang justru lebih menyukaiku tanpa makeup, batinnya.

"I love you just the way you are." Axel perlahan mendekatkan wajahnya dengan wajah Miley, penuh kehati-hatian. Mereka saling menatap cukup lama, hingga akhirnya Axel memberanikan diri untuk mencium gadis itu, meskipun ia tau Miley belum menggosok giginya. Axel tak peduli, ia hanya ingin menjadi orang yang pertama yang disambut gadis itu saat pagi hari.

Miley melepaskan ciuman mereka karna ia merasa malu dengan dirinya yang begitu buruk, ia bahkan terheran-heran apa Axel tak pingsan mencium bau mulutnya yang harum semerbak itu.

"Axel, aku..."

"Sshhhh..." Axel menutup mulut Miley dengan jari telunjuknya, "Balas saja ciumanku." ia lantas kembali mencium bibir gadis itu lebih dalam lagi. Awalnya Miley memang tak membalasnya, namun akhirnya ia menyerah juga pada pesona seorang Axel Abraham Smith.


UNBLESSED LOVE (Seq. IWCBT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang