Part 22

6.1K 386 27
                                    



Axel menggigit pulpennya sembari berpikir tentang sesuatu. Ia ingin sekali mengetahui apa yang mereka lakukan di apartment Miley. Begitu penasaran, sangat penasaran, hingga ingin sekali rasanya ia terbang ke Philadelphia saat ini juga tapi keadaan yang tak memungkinkan, lima belas menit lagi ia harus memimpin meeting penting dengan seluruh kepala cabang. Ia tak bisa bersikap tak profesional dan meninggalkan kantor begitu saja.

"Phil, apa jadwalku setelah meeting nanti?" tanya Axel pada Phil yang sedang mempersiapkan bahan presentasi.

"Anda ada pertemuan dengan Mr. Andy Garcia jam 1 siang di restaurant Delacruz, setelah itu..."

"Batalkan semua acara itu. Setelah meeting pagi ini selesai, siapkan helikopter. Aku ada urusan mendadak ke Philadelphia."

"Tapi Mr. Garcia..."

"Aku bilang BATALKAN!!!"

"Baik, Mr. Smith." Phil lalu keluar membawa laptop beserta dokumen-dokumen untuk meeting yang akan segera dimulai sebentar lagi, tak lama kemudian Axel menyusul di belakangnya.


*


"Kau masak apa? Harum sekali." tanya Sean yang terus memperhatikan Miley yang sibuk dengan peralatan dapurnya.

"Aku membuat sandwich."

"Hmm... pasti enak." Sean menjilat bibirnya menandakan bahwa ia sudah sangat kelaparan menunggu sarapan siap.

"Teh atau susu?"

"Aku suka yang alami. So, aku pilih susu, susu yang langsung dari sumbernya, darimu." jawabnya terkekeh.

Miley memutar tubuhnya berkacak pinggang lalu melempar selada dan tomat ke wajah Sean yang duduk manis di meja makan.

"Kau ini kejam sekali. Aku hanya bercanda."

"Bisa tidak otakmu itu berhenti berpikiran mesum?!"

"Itu wajar, Nona. Aku ini kan pria normal." Sean berdiri menghampiri Miley. "Apalagi berada di ruangan yang sama bersama gadis cantik dan seksi seperti dirimu." Pagi ini Miley belum mandi dan hanya mengenakan kaus putih tipis kebesaran dan celana tidur yang sangat pendek sementara Sean sudah segar dan wangi. "Kau terlihat seksi meskipun hanya memakai kaus seperti ini."

Sean memojokkan Miley hingga membentur ke kulkas, melihat penampilan gadis itu pagi ini membuat jiwa kelaki-lakian Sean bangkit, apalagi gadis itu tak mengenakan bra di balik kaus putih tipisnya. 'Apa ia berniat menggodaku?' batinnya.

Tubuh Sean semakin merapat ke tubuh Miley, mata mereka saling memandang. Sedikit lagi bibirnya akan menyentuh bibir Miley.

"Bau apa ini?"

"Aku tak peduli meskipun kau belum mandi, aku tetap menginginkanmu."

"Astaga!!!" Miley mendorong keras tubuh Sean hingga pria itu kehilangan keseimbangannya.

"Hangus! Rotinya hangus!!!" secepat kilat gadis itu mematikan kompor dan mengangkat roti yang sudah berubah kehitaman dan berbau hangus. "Ini semua karna kau mengangguku!"

"Sekarang kau diam saja di sana jangan sekali-kali mendekat! Jangan ganggu aku!" perintahnya dengan mata yang hampir keluar, Sean hanya tertawa geli namun ia menuruti gadis itu.

Miley kembali memanggang roti dan menyiapkan bahan-bahan pelengkap lainnya. Sepuluh menit kemudian sandwich buatannya sudah siap. Gadis itu meletakkan dua buah piring berisi sandwich yang terlihat begitu lezat beserta dua gelas susu putih hangat.

"Mmm... ini enak sekali." Sean memakan sarapannya dengan lahap.

Selesai sarapan, Miley berjalan ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap berangkat ke kantor, sementara Sean bersantai di depan TV. Sebelumnya gadis itu telah mengingatkan bahwa Sean harus segera meninggalkan apartmentnya karna ia harus pergi bekerja.

UNBLESSED LOVE (Seq. IWCBT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang