Axel Abraham Smith, pengusaha bertangan dingin namun berpenampilan ketinggalan jaman dengan segala gaya berpakaiannya, berbeda dengan para pengusaha muda lainnya yang tampan, modis dan menjadi incaran banyak wanita, ia justru sama sekali bukan pilih...
Pukul setengah lima sore, Axel sudah berada di parkiran gedung DKNY menunggu pujaan hatinya turun menghampiri. Sungguh ia sudah sangat merindukan Mileynya. Ingin sekali rasanya memeluk gadis itu hingga sesak. Tadinya Axel ingin menunggu di dalam, tapi ia tak enak pada ibunya. Axel belum memberitahu hubungan mereka kepada keluarganya, selain Sean tentunya. Mungkin nanti disaat waktu yang tepat ia akan mengenalkan Miley dan membawanya ke rumah.
Axel menunggu dengan sabar di dalam mobilnya sambil mengecek beberapa email yang masuk, hingga suara ketukan di jendela membuyarkan fokusnya.
"Ma..."
"Apa yang sedang kau lakukan di sini, Ax?"
"Eemm..."
Kim tertawa lembut ketika ia menyadari sesuatu, anaknya berubah menjadi gugup, apalagi kalau bukan menunggu seorang gadis yang kini bekerja padanya.
"Kau dan Miley, kalian sudah berpacaran?" selidik Kim membuat Axel malu.
Axel mengangguk pelan, "Sorry, Ma. Aku belum memberitahumu."
Kim tertawa anggun, "Bawa dia makan malam bersama keluarga kita."
"I will. Nanti aku kabari lagi."
"Baiklah. Mama pulang dulu ya, kau masuk saja ke dalam."
"Aku tunggu di sini saja. Hati-hati, Ma." Axel mencium pipi ibunya dan tersenyum menatap kepergian wanita tua itu.
Axel kembali menunggu hingga lima belas menit kemudian muncullah sesosok gadis yang ia puja.
"Beberapa hari tak bertemu kenapa dia makin cantik saja?" gumamnya tersenyum tipis melihat Miley yang berjalan bak model ke arah mobilnya sambil tersenyum.
"Hai." sapa gadis itu ketika sudah menduduki kursi penumpang di samping Axel.
"I miss you so much." ucap Axel yang langsung menghujami Miley dengan kecupan lembut di bibirnya.
"Aku menyapamu, kenapa kau tidak membalas sapaanku?" Miley mengerucutkan bibir yang baru saja dicium Axel.
"Bukankah sudah kujawab."
"Itu bukan sapaan, tapi serangan." katanya lantas mencubit pipi Axel dan mengecup bibir. "Aku juga merindukanmu."
Awalnya Miley hanya ingin memberi kecupan singkat di bibir kekasihnya namun Axel malah memegang tengkuknya dan memperlama ciuman mereka hingga keduanya menyudahi kegiatan itu akibat kehilangan nafas.
"Kita ke apartmentku ya?" ajak Axel yang kemudian menyalakan mesin mobil dan membawa mereka menjauh dari gedung KDNY.
"Kenapa tidak di apartmentku saja?" jawab Miley balik bertanya.
"Aku akan memasak untukmu."
"Seriously? Kau memang pacar yang sempurna. Emmmuuuuaaaachhhh!"
Mobil yang ditumpangi oleh Axel dan Miley akhirnya tiba di apartment pria itu. Axel membukakan pintu gadisnya lalu membungkuk dan mengulurkan tangannya bagai menyambut seorang putri yang hendak turun dari kereta kencana.
"Thank you, Sir." jawabnya dengan gaya sedikit angkuh dibuat-buat. Pria itu hanya tersenyum melihat tingkah gadisnya.
Sesampainya di dalam, setelah berganti baju dengan kaos, Axel langsung bersiap-siap memasak sementara Miley duduk di sofa ruang tamu sedang menerima telpon urusan pekerjaan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.