[5]

4.9K 596 34
                                    

"Jadi, untuk apa kau membawaku ke ini?" tanya Naruto dingin pada pria yang mulai menyalakan laptopnya sambil membuka beberapa dokumen di atas meja.

"Bukankah tadi kau meminta pekerjaan?" Itachi balik bertanya tanpa mengalihkan pandangannya.

Yah, mungkin dia masih marah atas tragedi pagi tadi. Setelah berguling-guling sambil merintih selama setengah jam, pria itu akhirnya pulih dan langsung menyeret Naruto ke tempat ini--gedung Uchiha Corp yang juga merangkap sebagai pusat Uchiha Entertain.

"Pekerjaan apa? Aku tak melihat ada yang bisa kukerjakan di sini." Naruto bergumam malas sambil melihat pemandangan dari balik kaca gedung salah satu pencakar langit ini.

Ah, ternyata Konoha memiliki pemandangan yang cukup bagus. Sepertinya tidak buruk juga untuk tinggal di sini.

" ... To. Naruto!"

"E-eh? Ada apa?" Agak tergagap Naruto membalikkan tubuh dan menatap Itachi kebingungan.

"Kau melamun?" tuduh Itachi tak suka. "Aku sudah bicara sampai berbusa dan ternyata kau melamun?"

Pria itu bangkit dari tempat duduknya, menatap Naruto tajam, lalu mendekat.

"Ma-maaf. A-aku tadi ... hmp!"

Tanpa peringatan, lagi-lagi makhluk mesum itu melumat bibir Naruto dengan ganas. Bibirnya begitu sibuk mengecup, menghisap, lalu menggigitnya kecil penuh semangat.

"Tachi ...." Naruto mengerang lemah.

Walau Naruto tak begitu menyukai ciuman kasar ini, tapi tubuhnya tak menolak. Lihat saja, suara-suara kurang ajar perlahan lolos saat Itachi mulai memasukkan lidahnya dan bergelung dengan lidah si pirang.

"Wah, wah ... sungguh tontonan yang menarik di pagi hari. Kalau kalian ingin melakukan hal mesum jangan di kantor, aku tak ingin reputasi perusahaanku hancur karena ulah kalian."

Mata Naruto langsung terbuka lebar. Itachi yang masih sibuk menghisap dan menjilat seakan tak peduli dengan suara bariton yang baru saja menegurnya. Mungkin ia bisa bersikap tidak peduli, tapi tidak dengan Naruto.

Dorong!

Itachi langsung merenggut kesal karena pagutannya terlepas. Naruto terengah, wajahnya terasa panas, sambil memelototi Itachi, Naruto pun menyeka sisa-sisa saliva yang bergelayut mesra di sudut bibir.

"Ah, kau terlihat semakin seksi, Babe."

Baru saja Itachi akan menerjang Naruto lagi, makhluk raven lain yang berwajah lebih dingin langsung menarik kerah bajunya dari belakang. Itachi meronta. Ia terlihat sangat bodoh dengan ekspresi itu. Seperti anak kecil yang tak boleh memakan permen saja.

"Lihat! Kau lihat Sasuke? Naruto tersenyum! Astaga, betapa manisnya malaikatku ini," racau Itachi sambil menatap Naruto dengan pandangan memuja.

Pria yang dipanggil Sasuke itu melirik ke arah Naruto, lalu melemparkan tatapan tak suka.

Hey! Apa-apaan orang ini!

"Berhentilah main-main, Aniki. Sebentar lagi rapat dewan akan dimulai," kata Sasuke dingin. "Lagi pula, tak seharusnya kau membawa mainanmu ke kantor. Menjijikan!"

Kurang ajar! Ingin rasanya Naruto menghajar wajah pria tampan yang sangat menawan ini. Eh, tunggu! Pria tampan? Sasuke? Jangan bilang kalau dia adalah....

"Uchiha Sasuke?"

Nama itu lolos begitu saja dari mulut si pirang. Dahi pria itu berkerut tak suka, sementara Itachi hanya terkekeh sambil membenarkan kembali kemeja dan dasi yang sempat acak-acakan.

"Jadi kau yang bernama Uchiha Sasuke?" tanya Naruto kembali menegaskan.

"Memangnya siapa lagi?" ketus Sasuke. "Tak usah berpura-pura di hadapanku, Naruto. Aku tahu kalau ini adalah salah satu hal licik yang sudah kau rencanakan."

Tangan terkepal kuat. Rahang mengetat. Naruto heran, kenapa Naruto bisa mencintai pria brengsek seperti ini?

"Baka teme!" umpat si pirang tanpa sadar. Sasuke terkejut. Matanya membulat sempurna menatap Naruto. Bagaimana dengan Itachi? Lagi-lagi pria mesum itu hanya tertawa, tapi kali ini tawanya begitu menyebalkan sampai terpingkal-pingkal.

"Oh, ya ampun. Otouto, kau lihat sendiri betapa menariknya Narutoku yang sekarang, bukan? Hahaha, baka teme. Panggilan itu memang sangat cocok untukmu."

Sasuke mendengus kasar. "Terserah. Rapat akan dimulai sepuluh menit lagi. Jangan telat atau kau akan mati!" ancam Sasuke pada kakaknya setelah meletakkan sebuah dokumen bersampul hijau toska.

Itachi masih tertawa sambil memegangi perutnya. Sasuke sendiri langsung pergi tanpa menoleh lagi pada Naruto.

Huh, apa peduliku? Dasar makhluk sialan!

●●●

Salam

Ren_Thyazeline
(22 Februari 2018)

The Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang