BAB 4 : Gunung Semeru

16.5K 980 54
                                    

Setelah melakukan perjalanan panjang akhirnya mereka tiba di gunung Semeru pukul 16:35. Gunung tertinggi di pulau jawa itu mempunyai ketinggian 3.676 meter. Letaknya ada di antara dua kabupaten, yakni Malang dan Lumajang. Keindahan alam di Semeru sungguh mengagumkan, sangat menantang untuk mereka yang suka mendaki gunung.

Baru saja mereka menghirup udara segar di pegunungan, Reza langsung membuat ulah. Menjadi youtubers terkenal memang impiannya sejak kelas 1 SMA. Namun saat ini dia baru bisa mengumpulkan 124 subscribers. Itupun kebanyakan akun fake miliknya sendiri.

"Hai guys! Yuhuu... akhirnya kita sampai juga di gunung Semeru, liat guys bagus, kan gunungnya? Apalagi kalau kita udah ada di puncak? Pasti wow! And..ini teman-teman gua guys, kalau yang ini adalah pacar gua," kata Reza yang masih saja asyik membuat vlog.

"Woy! Udahan kek jangan bikin vlog mulu! Kesel gua," teriak Lorenzo jengkel.

"Bodo," sahut Reza acuh.

"Gua curiga, jangan-jangan si Reza waktu masih berbentuk embrio dia udah bisa bikin vlog lagi," celetuk Via sedikit jutek.

"Emang! Masalah buat lo?" sahut Reza ketus.

"Eh, itu ke puncaknya jauh loh. Kita bisa nggak, ya? Sampe ke sana?" tanya Hilwa ragu.

"Ya semoga aja nyampe," kata Via santai.

Saat mereka sedang mendaki gunung Semeru, Eriska hanya diam dan tak bergerak. Hisyam berada di belakang rombongan, namun dia baru sadar kalau Eriska masih terdiam di tempatnya. Sikap Eriska sejak di mobil hingga di tempat ini sangat aneh, Hisyam semakin tidak mengerti dengan sikap Eriska yang mendadak berubah.

"Ris?" tegur Hisyam yang berada paling belakang. Ia kemudian turun menghampiri Eriska.

"I-iya," sahut Eriska dengan raut wajah ketakutan.

"Ayo, kita udah sampai dan tinggal mendaki gunung," ajak Hisyam.

"Nggak," kata Eriska cepat.

"Lo kenapa sih? Dari tadi lo aneh banget nggak kayak biasanya," kata Hisyam merasa bingung.

"Di- di sana ki-kita nggak akan selamat," kata Eriska semakin takut.

"Ris, Ris. Itu halusinasi lo doang, ayo lah! kita ke sini mau liburan," kata Hisyam berusaha membuat Eriska tenang.

Eriska hanya mengangguk dan mereka mengikuti yang lain. Hari semakin gelap dan mereka semakin jauh menelusuri hutan. Pemandangan di sekeliling mereka indah. Setelah cukup lama mereka berjalan, mereka memutuskan untuk beristirahat dan mendirikan tenda ditengah hutan.

"Berapa lama lagi, sih kita sampai di puncaknya?" tanya Hilwa dengan wajah kesal.

"Bawa santai aja, nggak lama lagi pasti kita nyampe kok. Sekarang kita istirahat dulu di sini," jawab Hisyam dengan santai.

"Duh... gini amat sih tempatnya! Ewwhhh...nyesel gua ke sini! Mendingan kita ke Gunung Salak," kata Hilwa dengan nada jijik.

"Ssstt! Jaga omongan! Jangan ngomong sembarangan!" jawab Eriska dengan tatapan tajam.

"Ehh...udah-udah ayo kita dirikan tendanya," kata Via yang menghentikan perdebatan mereka.

Saat mereka mendirikan dua tenda untuk laki-laki dan perempuan, tiba-tiba saja, seorang kakek-kakek datang secara misterius, memakai blangkon hitam, baju putih, celana hitam dan membawa tongkat. Jalannya sedikit bungkuk dan jenggotnya lumayan panjang. Bisa dilihat, bahwa sepertinya kakek itu adalah penduduk sekitar atau kemungkinan di dalam hutan itu terdapat sebuah desa.

"Kalian dari mana?" tanyanya dengan nada dingin dan wajah misterius.

"Dari tadi kita di sini," celetuk Reza dengan tatapan cuek.

"Kami mahasiswa dari Jakarta, Kek," jawab Lorenzo ramah.

"Saya ingatkan pada kalian, jika kalian menemukan sebuah villa jangan coba-coba masuk! Itu berbahaya!" kata kakek itu dengan wajah serius.

"Lah? Mana ada kek, villa di tengah hutan. Duh si kakek ada-ada aja nih. Ayo cepetan, kita bangun tenda lagi! Ngaco si kakek nih," oceh Reza tak peduli.

Eriska menatap kakek itu serius. Perlahan dia terlihat takut, gemetar dan berakhir pucat. Pikirannya mulai terganggu seperti sedang depresi. Eriska semakin yakin bahwa tempat ini memanglah berbahaya dan firasatnya pasti memang benar. Rasa takut terus menyelimuti dirinya. Eriska ingin sekali pergi dari tempat itu namun tidak mungkin meninggalkan teman-temannya begitu saja. Tapi kalau dia memberitahukan teman-temannya, belum pasti mereka akan percaya. Yang ada Eriska dianggap berhalusinasi.

"Kek, kita mau bangun tenda dulu ya, kalau kakek mau gabung sama kita, silahkan," ujar Via ramah.

"Ya silahkan kalian bangun tenda tapi jangan sampai lupa sama pesan kakek," balas Kakek sedikit ketus. Saat itu juga, Via langsung teringat bahwa ia bisa bertanya kepada kakek itu tentang jalan alternatif menuju Gunung Semeru.

"Oh ya kakek ta..." Ucapan Via terputus saat kakek itu tiba-tiba menghilang.

"Loh kok? Kakeknya kemana ini?" tanya Via heran.

Semua melirik ke tempat dimana si kakek tadi berdiri. Tak ada siapapun.

"Tadi dia di sini, kan?" tanya Hilwa sedikit bingung.

"Iya, kok udah hilang aja,ya?" kata Hisyam mengkerutkan kening.

"Ah! Dasar tuh kakek-kakek! udah datang nggak diundang, nyebarin mitos, eh sekarang pergi tanpa pamit! Udah kayak jailangkung aja!" gerutu Reza ketus.

"Lo bisa gak sih jangan ngomong sembarangan? Kita ini lagi di wilayah orang! Jaga sikap lo!" kata Lorenzo dengan tegas.

"Berisik, ini hak gua!" timpal Reza tak peduli.

"Eh.. udah dong kalau kalian ribut terus ini tenda kapan selesainya?" tegur Via dengan santai.

"Tahu tuh, emak rombeng!" ujar Hilwa dengan sinis.

"Eh!" kata Lorenzo namun terhenti.

"Kenapa?" jawab Eriska dengan ragu.

"Itu anak kecil kenapa ada di tengah hutan? Apa gak dicariin orang tuanya?" kata Lorenzo.

"Mana?" tanya Reza sambil melirik-lirik kearah yang ditunjuk.

"Mana sih?" tanya Via penasaran.

Eriska memperingatkan Lorenzo untuk tidak mencari tahu anak kecil itu namun Lorenzo Lorenzo tetap kekeh ingin mengejar anak kecil itu. Saat dia mencari anak kecil itu, dia kehilangan jejak anak kecil itu, Lorenzo langsung balik ketempat teman-temannya dan dia sama sekali tidak sadar kalau anak kecil itu sedang menatapnya dari balik pohon sambil menyeringai menyeramkan.


_________________________________________

PENASARAN SAMA PART SELANJUTNYA?

YUK BACA TERUS "VILLA CEMPAKA" DAN JANGAN LUPA VOTE YA..

OH YA KALAU ADA YANG PERLU DIKOMEN,KOMEN AJA KARENA ITU SANGAT BERGUNA UNTUK SAYA

NB : CERITA INI HANYA DIBUAT OLEH @SYFTRI2001 SELAIN DARI @SYFYRI2001 ITU ADALAH PLAGIAT!

TERIMA KASIH

SALAM,

DESI SYAFITRI

Villa Cempaka [SELESAI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang