BAB 13 : Bangkai

12.3K 700 19
                                    

Eriska membawa Via ke kamar mereka lalu menutup pintu.

"Ris, lo tega biarin mereka makan-makanan yang menjijikan itu? Hati nurani lo dimana, Ris?" ucap Via merasa kesal dengan Eriska.

"Lo mau ngomong ke mereka sampai mulut lo berbusa-busa juga mereka nggak akan ngerti dan pastinya mereka bakal nganggap lo itu aneh," kata Eriska tenang.

"Gua takut..." kata Via yang mulai gemetar.

*****

"Alhamdulillah... akhirnya gua kenyang juga," kata Reza mengambil tissue yang ada di meja makan.

"Duh.. perut gua kok nggak enak banget ya," kata Hilwa memegang perutnya sambil menutup mulutnya.

"Lo hamil?" ujar Reza asal ceplos.

"Gua nggak bercanda, Za. Perut gua sakit, gua pengen muntah," kata Hilwa yang pada akhirnya pergi ke kamar mandi yang tak jauh dari ruang makan.

"Lo kalo bercanda keterlaluan, Za," tegur Lorenzo yang merasa tidak senang dengan sikap Reza.

"Bercanda kenapa?" ucap Reza tak peduli.

"Lo ngomong kayak gitu sama aja lo nyakitin hati dia, gua yakin cewek lo itu lagi nbgak enak badan," kata Hisyam berpendapat.

"Yaudah biarin aja," sahut Reza malas.

"Parah lo ya, kasihan gua sa...."

Aaaaaaa.....

Hilwa berteriak dengan kencang, Reza, Hisyam, dan juga Lorenzo langsung pergi menghampiri Hilwa. Hilwa terlihat seperti orang yang ketakutan dan dia juga mulai panik.

"Lo kenapa, Wa?" tanya Lorenzo ikut panik.

"Itu...," ujar Hilwa sambil menunjuk ke arah lantai kamar mandi.

Mereka langsung melirik ke arah lantai kamar mandi. Di sana, ada darah bercampuran dengan belatung juga daging yang terlihat sudah membusuk. Terkejut, jijik hingga ingin muntah saat itu juga. Semua yang dikatakan Via memang benar, dan Lorenzo merasa bersalah karena telah tidak percaya kepadanya.

"Gua.. tadi muntah.... dan.. yang keluar... malah gituan... gua takut." ujar Hilwa dengan gugup dan wajah yang mulai ketakutan.

"Belatung? Darah? Daging busuk? Jadi... Via benar dong?" gumam Lorenzo tak percaya.

"Sumpah, gua jijik banget, gua rasanya pengen muntah," ujar Reza yang langsung membalikkan tubuhnya dan saat itu pula ternyata ibu Rahayu sudah berdiriberada di belakang Reza. Semua tersentak dengan kehadiran ibu rahayu yang datang secara tiba-tiba. Wajahnya pucat seperti orang sakit.

"Ada apa?" tanya bu Rahayu dingin.

"Astagfirullah, Ibu! itu... pacar saya tadi muntah darah, belatung sama daging busuk!" kata Reza ramah menunjuk kearah lantai kamar mandi. Namun, saat itu pula, lantai kamar mandi, menjadi sangat bersih. Mereka kembali tersentak sekaligus merasa bingung karena belum ada yang membersihkannya.

"Eh, kok nggak ada!" seru Reza kebingungan.

"Kalian pasti kecapean dan saya sarankan lebih baik sekarang kalian tidur," kata Bu Rahayu sembari berbalik pergi.

'Kemana darah tadi?'

"Lo tadi nyiram tuh muntahan darah ya? makanya jadi nggak ada," tuduh Reza kepada Hisyam.

"Za, gua sama yang lainnya sama sekali gak nyiram muntahan darahnya," bantah Hisyam kekeh.

"Bodo! mending gua sekarang buat vlog di kamar," kata Reza langsung pergi dan meninggalkan mereka semua.

Villa Cempaka [SELESAI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang