BAB 6 : Malam

14.9K 848 67
                                    

Saat Via keluar dari tenda, Lorenzo melihatnya yang berusaha berdiri. Ia kemudian menghampiri Via lalu membantunya. Lorenzo dan Via sudah sampai di depan api unggun. Kehangatan api unggun yang telah melawan rasa dingin di pegunungan. Lorenzo merasa sangat senang karena akhirnya Via bisa selamat. Lorenzo merasa tidak bertanggung jawab karena tidak bisa menjaga Via dengan baik. Dia merasa sangat kecewa dengan dirinya dan dia akan terus berusaha untuk menjaga Via dengan lebih baik lagi.

"Eriska mana nih?" tanya Hisyam.

"Cie...yang nanyain si horor," celetuk Reza sambil menahan tawa.

"Berisik lo," balas Hisyam dengan jutek.

"Dia masih di dalam tenda." jawab Via dengan datar

"Vi, kaki lo masih sakit?" tanya Lorenzo sambil melihat kaki Via.

"Masih sih," jawab Via dengan ragu-ragu.

"Kalo Via kakinya masih sakit, terus gimana mau ngelanjutin pendakiannya?" ujar Hilwa.

"Masa harus kita gagalin sih?! Yang bener aja!" jawab Reza sedikit kesal.

"Kalo lo di posisi dia pasti lo nggak akan ngomong gitu," tantang Lorenzo tajam.

"Sok tahu," balas Reza sinis.

"Udahlah, kita jangan egois...,"

"Kita? Hey! Yang egois itu selama ini tuh dia bukannya kita," bantah Lorenzo memotong ucapan Hisyam dengan nada kasar sambil menunjuk ke arah Reza.

"Oh jadi menurut lo gua egois?" seru Reza langsung berdiri menghampiri Lorenzo.

"Ya! Lo egois!" teriak Lorenzo dengan tatapan tajam.

"Eh, udah-udah ya, besok kita akan tetap lanjutin pendakian," kata Via berusaha melerai.

"Lo gila? Kaki lo itu masih sakit, Vi," ucap Lorenzo dengan kesal.

"Yang sakit kaki gua yang sebelah kiri kan? Yang kanan udah nggak begitu sakit kok," ucap Via dengan tenang.

"Gua nggak mau tau kita harus lanjutin pendakian kita," kata Reza acuh tak acuh kemudian pergi masuk ke dalam tenda.

Saat Reza pergi, Eriska keluar dari tenda menggunakan jaket yang tebal. Eriska memperhatikan Reza dan kemudian dia mengalihkan pandangannya ke teman-temannya yang sedang duduk di sana.

"Reza kenapa?" tanya Eriska sambil melirik ke tenda Reza.

"Biasa lah," jawab Hisyam dengan cuek.

"Gua tau kok lo itu khilaf kan pacaran sama Reza," ujar Lorenzo kepada Hilwa sambil tersenyum miris.

"Ih, jangan gitu," ujar Via sambil memukul lengan Lorenzo.

"Ya maaf," kata Lorenzo sambil melirik Via.

Hilwa hanya diam tidak menghiraukan Lorenzo dan juga Via. Hilwa juga sebenarnya merasa tidak enak kepada teman-temannya karena sikap egois Reza yang tidak pernah berubah sampai sekarang.

"Eh, gua ngantuk nih, mau ke tenda dulu ya," pamit Hilwa lalu berjalan menuju tenda.

"Ikut," kata Eriska datar.

"Ris.. gua mau ngomong penting, hanya berdua," ucap Hisyam dengan spontan menghentikan pergerakan Eriska.

"Besok aja," tolak Eriska dengan datar.

"Gua mohon," bujuk Hisyam sedikit memaksa.

"Gua ke tenda dulu ya.. nanti kalo mau gantian jaga tenda bangunin gua aja ya," kata Lorenzo sambil memberi kode kepada Via untuk kembali ke dalam tenda.

Villa Cempaka [SELESAI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang