BAB 21 : The End

13.7K 629 103
                                    

Mayat-mayat seluruh korban kini telah di makamkan di tempat pemakaman umum yang tak jauh dari daerah gunung Semeru. Sedang mayat teman-teman kak Bryan, kak Bryan, Hilwa, Reza, Lorenzo, dan Eriska kini telah dikembalikan ke rumah mereka dan di makamkan di tempat pemakaman keluarga. Nasib yang menimpa Reza begitu buruk, karena 2 hari yang lalu ternyata orang tuanya telah mengalami kecelakaan dan kedua orang tuanya meninggal dunia. Hanya kakaknya lah yang masih hidup yaitu kak Andika. Mayatnya kini di makamkan di samping makam mamanya. Via pulang ke rumahnya bersama Hisyam sebelum mayat dari kak Bryan datang bersama ambulance. Via pergi mencari Mamanya dengan perasaan penuh kecewa. Via masuk ke dalam Rumah dengan langkah yang cepat. Hisyam terus mengikuti Via dari belakang dan terus mengingatkan Via untuk tetap tenang dan jangan terlalu tergesah-gesah.

"Mama!" teriak Via langsung masuk begitu saja tanpa salam terlebih dahulu.

"Vi.. Jangan teriak gitu ah, gak baik," kata Hisyam berusaha menasihati Via.

"Mama di mana?" teriak Via tak memperdulikan ucapan Hisyam.

"Ada apa sih? Masa anak perempuan suaranya begitu," tegur Papa yang keluar dari kamar bekas kak Bryan.

"Mama di mana?" tanya Via tanpa basa-basi.

"Kenapa? Bukannya salam malah nyariin Mama," kata Mama yang baru saja keluar dari kamarnya. Via langsung pergi menghampiri Mamanya yang berada di lantai atas dan disusul oleh Hisyam. Mama menatap Via dengan tatapan sedikit kesal, sedang Via menatap Mamanya kecewa.

"Aku mau nanya sama mama, ini penting," kata Via dengan wajah serius.

"Kamu bisa nggak sopan sama Mama?" sahut Mama yang mulai kesal.

"Di mana kak Bryan?" tanya Via tak peduli.

"Kan udah mama bilang kalau kakak kamu itu lagi kuliah di luar negri," kata mama, berusaha menutupi kebenarannya.

"Dimana? Di Semeru kah?" jawab Via dengan sinis.

"Ya.. Pokoknya di luar negri," jawab Mama terus menutupinya.

Tak lama terdengar suara ambulance datang ke rumah Via, orang tua Via terkejut saat bunyi ambulance semakin mendekati ke arah rumah mereka.

"Siapa yang meninggal, ma?" tanya papa menatap ke arah jendela dari kejauhan.

"Tetangga sebelah kali," jawab mama tak peduli

"Bukan tetangga sebelah, tapi itu ambulance yang mengantarkan mayat kak Bryan," jawab Via menangis.

"Nggak! Nggak mungkin Bryn meninggal!" bentak Mama merasa syok.

"Tapi itu kenyataan, ma! Kak Bryn meninggal di gunung semeru!" teriak Via dengan nada tinggi.

Mama terkejut, langsung turun ke bawah untuk memastikan bahwa itu bukanlah jenazah anaknya. Namun ternyata itu memang Bryn, anaknya yang telah hilang 8 tahun yang lalu. kak Bryan dikabarkan menghilang sejak dia minta izin pergi untuk mendaki ke gunung Semeru.

"BRYAN...!" teriak mama menangis histeris.

Jenazah kak Bryan dimakamkan di tempat pemakaman umum. Via merasa sedih karena harus kehilangan Kakaknya dan dia tak menyangka kalau kakaknya yang telah menyelamatkan nyawanya. Setelah mengurusi jenazah kak Bryan, Via pergi ke rumah Lorenzo, Lorenzo juga telah dimakamkan di samping makam adiknya yang telah meninggal 2 tahun yang lalu. Orang tua Lorenzo menangis histeris terutama mamanya, karena mamanya tak menyangka bahwa anaknya akan pergi setragis itu. Tak lama kemudian mama Lorenzo pingsan di tempat pemakaman Lorenzo karena belum bisa merelakan. Via yang berada di sana juga menangis namun Hisyam terus berusaha membuatnya tenang.

Villa Cempaka [SELESAI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang