BAB 15 : Boneka

12.1K 690 27
                                    

Hari ini hujan badai belum juga berhenti, mereka m. Mendaki di cuaca seperti ini tidak baik dan juga sangat berbahaya. Reza bangun dan dia mendapati dirinya tiba-tiba saja sudah ada di depan gerbang villa.

"Eh, kok gua ada di sini?" gumam reza kepada dirinya sendiri.

"Wah gua dikerjain nih sama mereka," gerutu Reza kesal. Dengan tubuh basah kuyup, dia langsung berdiri, kemudian mengetuk pintu villa berkali-kali. Reza mulai menggigil kedinginan.

Tok! Tok! Tok!

"Woy, buka woy! kenapa kalian pada tega sama gua, sih!" teriak Reza menggedor pintu.

"Lorenzo, Hisyam,Hilwa, Eriska! Via, buka pintunya dong, nggak lucu ih!" Reza semakin kesal. Sedang di dalam, Hisyam yang sudah bangun sibuk mencari Reza. Dia terkejut karena Reza tiba-tiba menghilang begitu saja dari kamar. Setelah mencari-cari ke seluruh ruangan dan tidak menemukan Reza, Hisyam kemudian bertemu dengan Hilwa di dapur. Tapi anehnya, Hilwa hanya berdiri diam tidak melakukan apapun.

"Wa, lo... liat Reza nggak?" tanya Hisyam pada Hilwa. Yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Beneran lo nggak liat? Masa pagi-pagi gini dia hilang?" gumam Hisyam tak yakin. Kali ini Hilwa hanya mengangguk.

Tok! Tok! Tok!

"Woy, bukain pintunya woy! Dingin banget nih!" Teriakan Reza dari depan pintu, mengalihkan perhatian Hisyam.

"Eh itu kayak suara Reza," ucap Hisyam kepada diri sendiri.

Kemudian dia pergi menuju pintu, mengabaikan Hilwa yang masih berada di dapur. Saat pintunya sudah dibuka, ternyata benar itu Reza. Terlihat sekuat tenaga menahan dingin.

"Za, masuk sini! Lo ngapain di luar?" Hisyam cepat-cepat menarik masuk tangan Reza.

"Apa-apaan lo! Justru gua yang seharusnya nanya! Kenapa semua orang pada ngerjain gua?" seru Reza marah-marah.

"Za, gimana kita bawa lo keluar, mereka aja masih pada tidur dan lo tau sendiri gua udah tidur duluan dan lo masih main game tadi malam," kilah Hisyam panjang lebar.

"Gua aja ini abis nyariin lo, kalo lo gak percaya tanya aja sono sama Hil..."

Saat Hisyam melirik ke arah dapur, Hilwa sudah tidak ada. Dia mulai bingung dan terus mencari keberadaan Hilwa.

"Loh, si Hilwa kemana?" tanya Hisyam kaget.

"Ah bohong aja lo! Pake bawa-bawa nama cewek gua segala!" seru Reza semakin kesal.

"Ah udah lah! Gua mau ganti baju! Kedinginan gua!" Reza mengibarkan tangannya sambil menggerutu.

"Duh... Pagi-pagi udah berisik aja!" seru seseorang dari atas dan ternyata itu adalah Hilwa.

Hilwa baru keluar dari kamarnya dan kelihatannya dia baru saja mandi. Hisyam mendesah lega.

"Lo.. tadi di dapur kan? Lo tau dong kalo tadi gua nyariin Reza?" tanya Hisyam serius.

"Ngawur, lo! Gua baru abis mandi," jawab Hilwa jutek. Dia kemudian turun, pergi ke dapur untuk membuat teh hangat. Hisyam terkejut mendengar jawaban Hilwa. Jelas-jelas Hilwa berbohong, pikir Reza tidak percaya.

"Kecewa gua sama lo! Gua kira lo orang yang baik, eh nggak tahunya lo kayak gitu," kata Reza langsung pergi ke kamarnya dengan wajah kecewa.

Hisyam menghampiri Hilwa yang masih berada di dapur.

"Wa."

"Hmm."

"Lo... tadi bohong, kan?" tanya Hisyam dengan ragu-ragu.

Villa Cempaka [SELESAI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang