Sudah beberapa hari ini Davi mendatangi rumah Diva namun tak ada tanda-tanda kehidupan di kediamannya itu.
Bahkan tidak satu pun chat nya yabg dibalas, ia semakin frustasi apa benar kekasihnya itu benar-benar ingin membutuhkan waktu sendiri.
"Arrrrgggg."
"Kenapa harus begini sih, ada apa dengan kamu Diva." Kini suara Davi melemah.
Sedangkan di sudut kota Diva sedang menunggu taksi yang akan membawanya ke Jerman.
Rumah Diva mau tidak mau dikosongkan pasalnya Mama dan Papanya mengurusi bisnis di Singapura.
Sebenarnya Diva tidak sungguh-sungguh meninggalkan Indonesia namun ia hanya memberi ruang agar masalah asmaranya tak semakin membebani fikirannya.
Ia mengambil ponsel di slingbag nya, bagaimana pun ia harus mengabari Davi walau ini terkesan sangat menghindar.
Davi: Maaf jika keputusan ku terlalu menyakitimu, percayalah padaku seribu purnama pun ku lalui tanpa mu rasa ini tak pernah berubah. Jangan cemaskan aku dan jika kau mencariku cukup tanyakan pada hatimu apa aku masih mempunyai tempat disana. Selamat menikmati kehidupan masing-masing. Aku mencintaimu selalu.
Diva seperti enggan menekan tombol enter, namun ini keputusannya ia harus berani mengambil resiko.
Bukankah kita harus mengorbankan sesuatu yang terbaik yang kita miliki untuk mendapatkan sesuatu yang indah yang kita impikan.
🌴🌴🌴
Ting...
Diva mengambil ponselnya di nakas lalu terkejut melihat isi chat itu.
Kesya: Diva lo kemana sih rumah lo kosong, kita nggak pernah ketemu setelah acara wisuda lo.
Diva tak berniat membalas chat sahabat nya itu. Ia tak ingin menjauh namun hanya membutuhkan privasi semata.
Ting...
Mama: Besok mama mau pulang sayang, cuma 2 hari sih tapi rencananya mama sama papa mau menetap disini untuk beberapa tahun kedepan, kalo kamu mau ke Indonesia bilang abangmu suruh dia jemput, hati-hati disana sayang. Mama rindu kamu.
Pertahanannya runtuh saat ia membaca chat dari mamanya, rasanya ia tak ingin jauh-jauh dari mama dan papanya.
Namun ini keputusannya demi masa depannya tak hanya masalah cinta namun kemandirian dan profesionalitas nya.
Ia segera menghubungi mamanya, ia sangat rindu.
"Hallo sayang, apa kabar?"
"Baik ma, mama jangan bilang sama Kesya atau lainnya soal keberadaan Diva."
Terdengan helaan nafas mamanya.
"Diva kamu ini sudah dewasa kenapa tidak kamu selesai kan, kalo kamu udah nggak ada rasa sama Davi kamu bisa minta putus dari pada menyakiti nya seperti ini, jangan mengulur-ulur waktu seperti ini"
"Ma udah dulu pasien aku banyak. Love you ma."
Ia memutuskan sambungan sepihak, bukannya tak mau mengikuti saran mamanya namun ia masih menguji kesetiaan Davi.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIVA (COMPLETED)
Ficção Geral#500 General Fiction [11 &12 -2-2018] #461 General Fiction [14-2-2018] #246 General Fiction [19-2-2018] #432 Senja [28-5-2018] #319 General Fiction [7-6-2018] #283 General Fiction [11-6-2018] #6 Starla [17-6-2018] #49 General Fiction [13-7-2018] . ...