Epilog

1.4K 28 2
                                    

Diva menjatuhkan tubuhnya di kasur king sizenya.

Ia memejamkan mata namun sulit sekali dan matanya melihat foto dalam figura yang berisi fotonya dan foto Davi.

Senyum manis itu menghiasi wajahnya teringat sesosok itu, namun senyum itu memudar apa hanya dia yang mencintai selama 5 tahun ini apa ia berjuang sendiri, bukan berjuang bahkan Diva terkesan menjauhi.

Drrttt... Drrrtttt.... Drrrttt...

+6282313470xxx is call

Diva mengambil ponsel di dalam tasnya, siapa pemilik nomer asing yang menelfon malam-malam.

"Hallo, siapa ya?"

"Ternyata aku nggak salah nomer ya." Kata pria di ujung sana

Jantung Diva berdetak lebih cepat, itu suara Davi, tuhan Diva sangat senang mendengar suara itu.

"Davi?" Kata Diva meyakinkan

"Apa kamu bisa membuka jendela kamarmu?" Justru Davi menjawab dengan pertanyaan

Diva berjalan kearah jendela kaca itu lalu membukanya betapa terkejutnya Davi berada di depan rumahnya.

"Kenapa disini?" Tanya Diva

"Emang nggak boleh ya kerumah pacarnya?"

Helaan nafas terdengar di telfon itu," Hargai pacarmu itu." Kata Diva lirih

"Kamu salah faham, bisa buka pintunya aku mau jelasin semuanya." Kata Davi

"Sudah malam, saya mau tidur." Kata Diva lalu ingin menutup jendela itu.

"Sampai kapan mau menghindar mulu ini baru pukul 8 , aku janji sebelum pukul 9 aku pulang." Kata Davi

"Oke hanya 30 menit."

Lalu Diva memutus telfon itu,lalu berjalan ke lantai utama dan mrmbukakan pintu oleh Davi.

"Silahkan." Kata Diva berjalan mendahului.

"Mau minum apa?" Tanya Diva

"Nggak perlu minum, aku kesini buat jelasin kesalah faham an ini, jadi tolong dengerin penjelasan ku."

"Yang kemarin di pesta pernikahan Kesya-Bisma itu Disti adik aku, kamu ingat kan sewaktu sma kamu pernah kerumah terus mereka masih kecil dia sekarang udah kuliah semester 2."

Diva kaget bukan main namun pura-pura menormalkan ekspresi wajahnya.

"Oh, saya kira pacar kamu."

Davi tertawa,"Mana mungkin aku bisa ngelupain kamu, yang selalu bercokol difikiran ku apa kamu masih punya rasa ke aku? Kita belum putus kita hanya break dan setelah 5 tahun nyatanya aku nggak bisa berpaling dari kamu."

Diva tersenyum mendengar pernyataan Davi, ternyata ia tak bertahan dengan cinta sendiri.

"Berarti saya-eh aku nggak menjalani kisah cinta sendiri." Kata Diva menatap lekat Davi

Davi tersenyum mendengar perubahan kata Diva sebelumnya memakai bahasa baku sekarang sudah kembali.

"Jangankan 5 Tahun seribu purnama pun kulalui dengan perasaan yang sama."

Diva mengingat kata-kata di dalam surat itu.

"Kamu masih ingat surat itu."

"Tak satupun tentang kamu yang aku lupakan."

"Aku tau mangsud kepergian kamu ke Jerman." Ucapnya lagi

Diva terkejut bukan main, pasalnya ia belum menceritakan kemana ia selama ini kepada Kesya atau pun yang lain.

DIVA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang