'Asyratun

1.1K 39 1
                                    

Terima kasih buat kalian yang membaca ceritaku ini.

Lebih baik lagi kalau kalian memvote tapi tidak maksa kok.

~Happy Reading~

"Upacara selesai barisan dibubarkan."

"Bubarkan."

Siswa-siswi berhamburan meninggalkan lapangan upacara.

Semangat membara nampak pada tubuh Diva.

"Sya ke toilet yuk."

"Mager gue Div, pergi ndiri aja."

Diva menarik nafas lalu menghembuskan dengan kasar,"Yaudah nanti kalau gurunya udah dateng lo bilang gue ketoilet."

Kesya hanya mengacungi jempol Diva.

Diva berjalan menyusuri koridor pasalnya kamar mandi letaknya lumayan jauh dari kelas XII.

"Eh bro Diva tu sendirian." kata Fuski pada Davi.

"Lo gak mau nyapa gitu? Atau gue aja yang nyapa?" tanya Bisma selaku ketua geng.

"Ye jangan bego." kata Davi memukul kepala Bisma pakai sedotan.

Diva ingin memutar langkahnya pasalnya mengetahui geng Davi.

Tapi diurungkan niatnya kalau puter nanti harus mengelilingi lapangan dan perjalanannya lebih jauh.

Diva tersenyum manis ke arah geng Davi. Membuat siapa saja yang melihat terkagum.

Gio geleng-geleng,"Sungguh ciptaan Allah paling sempurna."

"Mungkin dia jodoh gue." guman Fuski

"Itu punya gue bego." Davi menjitak kepala Gio dan Fuski bergantian.

"Siapa bilang punya lo, lo aja belum ngasih kepastian." kata Bisma disambut gelak tawa Gio dan Fuski.

Davi membisu, benar apa yang dikatakan Bisma.

"Udah lah Dav kalo lo suka bilang aja dari pada entar gue ambil." cicit Fuski.

🌴🌴🌴

Mata pelajaran terakhir membuat siswa-siswi merasa bosan dan mengantuk tapi tidak dengan Diva.

DIVA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang