Tsalaatsatun

1.8K 81 0
                                    

Maaf ya baru update lagi, sebenarnya ini jadwal kemarin.

Kalo gak mau voment setidaknya baca terus ceritanya ya.

~Happy Reading ~

Keadaan rumah yang sepi sangat di benci Diva, ia merasa hidup sendiri, walau tv menyala menayangkan tayangan kesukaannya tetap saja Diva merasakan kesepian.

"Assalamu'alaikum, abang pulang."

Teriak Rehan.

"Walaikumsalam." jawab Diva pelan.

"Muka lo kucel bener."

"Bosen bang, tiap hari gini." jawab Diva tak menoleh kearah abangnya tatapannya kosong.

"Lo punya temen kan, suruh aja kesini rame kan."

"Lo hina pa gimana sih bang, temen gue cuma atu noh Kesya, dia mah sering nongkrong sama pacarnya."

"Yaudah sono cari pacar, biar kagak kesepian."

"Ogah gue bang, yang ada bikin pusing nih pala."

Mereka biasa berdebat dengan hal-hal kecil tapi tidak berujung pertengkaran itu hebatnya mereka.

Dibesarkan di keluarga kaya raya tak membuat mereka sombong atau sok berkuasa.

Mereka selalu hidup dalam lingkup kasih sayang dari orang tua dan keluarga besarnya.

Tapi sekitar 2 bulan ini papa mereka kembali sibuk mengurus kantornya dan mamanya sibuk mengurusi restoran yang baru saja dirintis.

Kebanyakan orang bila disituasi Diva pasti tak betah di rumah karena terlalu sunyi senyap, tapi tidak dengan Diva, walaupun ia benci keadaan itu tapi ia selalu betah dirumah walau keadaannya sunyi senyap.

🌴🌴

"Bang Rehan!"

Teriak Diva menuruni anak tangga.

"Di dapur sayang."ucap mama Diva lembut.

"Kenapa panggil gue." sahut Rehan muncul di belakang mamanya.

"Gue mau ngeprint tugas kok printer gue gak ada sih, lo ambil ya bang."

"Enak aja lo, noh printer gue nganggur ngapain ambil printer lo." tutur Rehan kesal.

Mama mendengar nya hanya geleng-geleng pasti mereka selalu meributkan hal sepele.

"Adek kenapa kok marah-marah?" tanya Surya-Papa Diva.

"Pa, printer adek gak ada, mana mau ngeprint tugas." kata Diva mengadu.

Surya hanya tertawa, pasalnya printer anaknya ia ambil dan lupa untuk memberi taunya.

"Printer nya di ruang kerja papa dek, kemarin papa ambil, printer papa di kantor, maaf.in papa ya lupa gak bilang."

"Nah lho papa tuh yang ambil, suka nuduh gue lo, sakit hati gue lo nuduh gue terus."

Diva hanya nyengar nyengir, pasalnya malu telah menuduh orang.

"Udahlah bang, adek kan gak sengaja." tutur Surya.

DIVA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang