Part 1

23.5K 2.8K 1K
                                    

Daniel hampir lupa nama perempuan yang ada di depannya sekarang ini.. Emm, siapa tadi? Susi? Susan? Suratmi?

"Kamu harum..." Ujar Daniel dengan lembutnya, seolah berusaha kuat agar si perempuan terpikat. Perempuan itu berbinar melihat sosok setampan Daniel berdiri dihadapannya, mengungkungnya di dinding lapangan kampus yang lagi sepi. Dia di kabedon, atau istilah non-weaboo-nya dipepet dengan tangan si pria di atas kepalanya. Mantab lah. Kayak di drama-drama Korea.

"Cantik.." seolah memuji, Daniel berujar pelan, padahal dia cuma lupa aja siapa nama cewek itu, "mau nggak jalan sama aku?"

Kaki perempuan itu meluruh, dia hampir jatuh. Mana tahan atuh kalau yang ngajak si Daniel Kang, pria paling ganteng se-antero universitas. Dia mah mau-mau aja.

Belum selesai jawaban wanita itu terlontar, sebuah suara mengacaukan suasana romantis mereka.

"NYEEEELLLL!!"

Daniel mau mundur, tapi nanggung. Sedikiiitt lagi dia bisa ngedapetin ini cewek. Tapi takdir berkata lain. Kalau orang bersuara cempreng ini datang, kesusahan juga pasti menghampirinya.

"Apaan sih? Ngeganggu tau nggak!" Daniel membalikkan badannya, ganti menatap si sumber suara, yaitu seorang pria berkemeja coklat muda dan berkacamata bingkai bulat.

"Kamu lagi ngapain?"

"Selingkuh, Woo!"



Iya, jadi tadi itu Daniel selingkuh.





Dan, iya, pria yang menghampirinya itu Ong Seongwoo, orang yang dia selingkuhi alias pacarnya sendiri.

Seongwoo mendengus lucu, lalu melipat tangannya di depan dada.

"Mbak.." panggil Seongwoo kepada si wanita nyaris-jadi-pelakor itu. Haduh, perempuan itu jadi panik, dia nggak tahu kalau Kang Daniel masih jadi milik Seongwoo.

"Jangan mau mbak jadi selingkuhannya dia, dia putih itu karena panuan semua lo. Panuannya merata di sekujur tubuh gitu..."

Lanjut Seongwoo tanpa bersalah. Wanita itu berkerut, antara bingung dan sungkan, akhirnya dia mundur karena takut difoto terus dimasukkin gerakan CELUP.

Daniel mendesah pasrah, sedang Seongwoo mendengus lagi.

"Kamu tuh, apaan sih, Woo, aku kan udah bilang, mending kita putus aja deh.." Daniel mendekati Seongwoo, lalu mencubit pipinya yang sekarang gendutan.

"Aduh, aduh.." Seongwoo menarik tangan Daniel dari pipi mulusnya, "nggak mau, ntar kamu sedih, nangis, nggak mau kuliah.. Kamu kan masih sayang sama aku.."

"Pede amat sih lo, Bambang!" kini Daniel ganti menjitak dahi Seongwoo, "lagian ngapain kamu nyariin aku?"

"Temen-temen kamu tuh, nyariin kamu! Katanya kamu ada tugas kelompok, terus kamu nggak bisa dihubungin.. Deadline lusa katanya. Mereka sampe bela-belain ke jurusanku buat nanyain kamu doang.." Papar Seongwoo sembari mengelus-elus dahinya sendiri.

Mereka berdua pun beranjak pergi, berjalan beriringan. Sore hari begini area lapangan kampus lagi sepi, jadi Daniel suka mojok-mojok nggak jelas sendirian disini. Seringnya sih lari-lari sore. Kalau nggak ya nyari cewek buat dikecengin, dijadiin selingkuhan atau gebetan baru. Maklum, playboy kampus.

"Eh, iya anjir, lupa. Mampus gue direbus sama Seulgi entar!"

Daniel nggak biasanya pelupa begini, dia emang lagi banyak pikiran. Tapi hal utama yang mengganjal pikirannya itu cuma satu :

Gimana caranya mutusin makhluk bernama Ong Seongwoo ini.

"Hwee laper.."

Jurusan Seongwoo dan Daniel kebetulan nggak berjarak jauh. Jadi mereka berjalan ke arah yang sama. Seongwoo sendiri mau balik ke lab-nya. Lagi tugas akhir, sih, jadi dia harus mendekam lebih lama dari waktu normal.

"Belum makan?" Tanya Daniel dengan nada sok nggak peduli.

"Dari pagi.." Jawab Seongwoo tak kalah ketus.

"Balik jam delapan?"

"Nggak tau, se-mood-nya.." Seongwoo menggembungkan pipinya, capek juga kalau jalan agak jauh begini. Jalan dari lapangan ke kampus mereka emang lumayan, sekitar 500 meter gitu.

"Lagi pengen makan apa?" Tanya Daniel lagi tanpa henti, kayak tetangga baru yang nyari toko bangunan terdekat.

"Seafood."

"Ntar kalo aku udah selesai aku jemput kamu ke lab, kita makan dulu." Ujar Daniel dengan wajah datar, atau didatar-datarkan mungkin. Seongwoo cuma ngangguk. Kelaperan gini bikin otaknya agak nggak sinkron.

Sesampainya di persimpangan antara kampus mereka berdua, Seongwoo dan Daniel berhenti sejenak. Daniel mengacak rambut hitam pria berkacamata itu.

"Jangan telat makan, kalo kamu sakit siapa juga susah?"

Seongwoo tertawa kecil, lalu dengan cepat raut mukanya berganti menjadi seolah mengejek pria dihadapannya.

"Kayak gini katanya udah nggak sayang?"

Daniel menjauhkan tangannya dari kepala Seongwoo. Senyuman kecut ia perlihatkan.

"Heh, kalo kamu sakit yang mau ngerawat siapa? Kamu kan tinggal sendiri, di sebelah apartemenku juga, kalo bukan aku siapa lagi yang mau nolongin kamu?"

"Kan ada Minhyun.."

"Nggak boleh! Ngapain sih deket-deket sama tuh cowok sok kecakepan.."

Seongwoo tertawa lagi, kali ini lebih kencang. Dia tau kalau Daniel itu cemburu, karena emang dari dulu dia nggak suka Seongwoo dekat-dekat sama Minhyun.

"Iya iyaa.. Buruan sana, katanya takut dimarahin Seulgi.." Seongwoo mencubit kecil hidung Daniel, membuat pria itu mengusap-ngusapnya sebentar. Nggak sakit kok, cuma sentuhan kasih sayang yang agak canggung.

Terutama karena Daniel selalu minta putus, padahal dia udah kayak bucin kalau deket-deket sama Seongwoo...

Emang bucin sih.

Seongwoo mengecup ujung bibir Daniel, sebentar saja tapi menggetarkan, membuat pertahanan Daniel yang lagi nggak pengen manis-manisan sama Seongwoo luluh seketika.

"Yang cepet ya selesainya, aku tungguin.."

Ujar Seongwoo yang kemudian berlalu begitu saja.

Pria yang seharusnya playboy itu terpaku, kakinya berat, matanya terkunci untuk melihat punggung Seongwoo yang berlari kecil memasuki gedung jurusannya.

"Anjir... anjir..."

Dentuman jantung Daniel belum bisa pulih sepenuhnya.

Kang Daniel, 21 tahun, playboy ulung yang telah terkenal namanya di penjuru kampus itu entah kenapa masih bisa-bisanya bertahan pacaran dengan seorang Ong Seongwoo. Apalagi Seongwoo itu nggak ada spesial-spesialnya, mungkin cuma kemampuan akademiknya yang lumayan, wajahnya juga, tapi selain itu, Seongwoo tenar sebagai perusak segala sesuatu yang disentuhnya.

Daniel nggak ngerti, nggak paham sama sekali kenapa dia susah banget lepas sama jeratan Ong Seongwoo. Padahal sebelumnya cinta itu cuma mainan penghilang bosan semata, atau bahan taruhan. Seongwoo dan dia bisa berakhir bersama pun karena taruhannya dengan beberapa teman kampus.

Biasanya juga Daniel paling lama dua minggu sama perempuan atau pria lain... Tapi ini... sudah hampir satu tahun. Reputasinya sebagai playboy bisa-bisa hancur gara-gara pria kerempeng satu itu!

"Ong Seongwoo sialan!"







tapi sayang.



**tbc**

Hmm, ini nggak saya seriusin ya, cuma pengisi kebosanan._.

Jadi kek dikit2, gaada seribu words mungkin. Soalnya take a bite alurnya mikir banget yha lord wkwk

Kalo mau next, 150 komen 150 vote wkwk

Biar lama.. jadi saya santai. Maaf kalo minta2 begini. I really appreciate your voment guys 💕

Btw, maafin juga ongniel lagi. Wkwk mabok aku tuh.

Breakup Challenge - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang