Part 13

13.6K 2.2K 1.1K
                                    


Daniel, Seongwoo dan yang lain udah sekitar tiga puluh menit ada di resepsi pernikahan Sejeong dan Minhyuk. Mereka nggak dibolehin pulang dulu, saudara harus nemenin lebih lama katanya. Jadi mereka duduk-duduk aja di antara tamu undangan yang ada. Tapi yang paling sedih sih pasti Mina, soalnya dia harus duduk deketan sama abangnya yang daritadi ndusel-ndusel ke pacarnya mulu. Mana Kak Jisung lagi ngobrol sama temen lamanya lagi. Apes banget sih nasib si cantik.

"Niel, mau cake yang tadi kamu bawa, dong. Aku gatau ngambilnya di sebelah mana," pinta Seongwoo pada Daniel yang duduk sambil melingkarkan tangan dipundaknya. Ya gimana lagi, deket banget gitu. Kursi yang harusnya masih ada jarak antar satu sama lain aja digeser sama Daniel supaya deketan. Mina pengen muntah lihatnya.

"Makan mulu, gendut ntar." Tolak Daniel yang masih malas beranjak, Seongwoo menggembungkan pipinya. Dia sadar kok daritadi makan mulu, tapi kan ini mumpung gratis semua, bebas ambil lagi, kan khilaf sekali-kali boleh.

"Halah, paling bentar lagi juga diambilin, Kak," Mina yang tadinya sibuk memainkan ponselnya ikut menambahi. Emang bener kan, Bang Daniel lemah betul kalo menyangkut Kak Seongwoo. Dianya aja yang nggak sadar.

"Apaan sih lo!" Tangan Daniel yang bebas menjitak pelipis adik perempuannya, "itu doang? Ada lagi?"

Daniel melirik wajah Seongwoo yang nampak berpikir. Hmm, kesempatan buat Seongwoo neh.

"Sekalian mau minum juga, terserah apa deh, boleh?" Ujar Seongwoo lagi, dengan tatapan memohon yang dibuat-buat.

"Boleh,"

Daniel berdiri dari tempat duduknya, berniat mengambil makanan yang dimaksud Seongwoo. Nggak, dia nggak lemah, kok. Nanti kan ribet kalau Seongwoo yang nyari makanan itu sendiri. Bisa-bisa dia mecahin gelas atau piring, rame nanti urusannya.

"Bang, gue juga dong mau cake-nya!" Bukannya diam, Mina malah ikut menyuruh-nyuruh kakak laki-lakinya itu. Tenang, dia udah ada ide kok kalo Bang Daniel menolak.

"Ambil sendiri! Tuh kaki ngaggur gue amputasi ntar!"

"Kak Seongwoo..." Panggil Mina pada Seongwoo, seolah mengkode supaya Seongwoo mau ikut membujuk Daniel.

"Niel!" bentak Seongwoo pelan pada pria disampingnya, "ambilin buat Mina juga!"

"Lah dia kan bisa ambil sendiri!"

"Nieeelll!"

"Iya iya..." Tuh kan, Mina bener. Kalo Kak Seongwoo yang bilang mah, Bang Daniel bakal nurut, seratus persen. Hehe, jadi Mina harus baik-baikin Kak Seongwoo supaya bisa nyuruh-nyuruh abangnya terus. Gampang, lah. Bisa diatur.

Setelah Daniel pergi, kini di meja bundar itu cuma ada Mina dan Seongwoo. Mereka berdua sibuk mengamati ballroom hotel untuk mengamati tamu undangan yang datang.

"Kak, itu kalungnya... punya Kak Daniel, ya?" Tanya Mina saat matanya tiba-tiba tertuju pada kalung yang terpasang di leher jenjang Seongwoo. Pria yang ditanya mengangguk.

"Iya, katanya suruh pake aja dulu. Nggak tau tuh tadi biar apa," Jawab Seongwoo. Mina cuma mengangguk, agak ragu mau bilang sebenarnya kalung itu punya siapa.

"Kenapa emang? Kok kamu bisa tau?" Ujar Seongwoo penuh selidik. Perempuan itu jadi ragu mau ngomong. Takutnya Seongwoo mikir yang nggak-nggak, terus malah sakit hati.

"Itu dulu..." suara Mina agak meragu, "kalung hadiah dari Kak Sejeong buat ulang tahunnya Kak Daniel. Dulu banget sih, waktu mereka masih deket. Kak Daniel sayang banget sama itu kalung."

Mendengar itu Seongwoo mengangguk santai. Mina jadi sungkan sendiri lihat Seongwoo yang cuma diam. Aduh, harusnya punya mulut tuh dijaga, Mina!

"Tapi, Kak," lanjut Mina lagi untuk mencairkan suasana, "jangan kepikiran ya soal Kak Sejeong sama Kak Daniel lagi. Kak Daniel itu sayaaaang banget sama Kak Seongwoo. Percaya deh sama Mina."

Breakup Challenge - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang