Kereta ke Busan saat itu melaju kencang di antara gelap malam, melewati beberapa stasiun yang tak terhitung lagi jumlahnya. Daniel udah merem, mana tahan dia berlama-lama di kereta macam ini tanpa ketiduran. Kepalanya bersandar ke pundak Seongwoo, sedangkan yang lebih tua membaca novel yang telah dibacanya selama tiga puluh menit lebih. Mina yang duduk di kursi depan mereka pun iseng melirik kursi dimana Seongwoo dan Daniel duduk.
"Mesra anjir." Bisik Mina ke Seulgi yang duduk disampingnya, membuat perempuan yang lebih tua itu mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel.
"Yee nyolot, biarin aja kenapa! Calon kakak ipar lo tuh!" Jawab Seulgi sambil tertawa kecil. Untungnya kereta saat itu tidak terlalu ramai, mungkin gara-gara mereka naik kelas bisnis yang emang mahal. Daniel kan alergi kalau naik kelas ekonomi. Ya namanya rombongan orang tajir, fakir miskin kayak kamu dan aku mah bisa apa.
"Iya iya," bola mata Mina berputar malas, "tapi masalahnya gue tuh agak bingung, Kak. Mereka berdua itu akur, tapi nggak juga. Mau putus, tapi batal terus. Masak mau putus sender-senderan begitu coba? Yakali deket banget tapi udah nggak ada rasa."
"Sok banget lo bilang rasa-rasa, lo pikir kutikula bima enerji..." jawab Seulgi yang masih sibuk bermain ponsel, "e, tapi lo jomblo nggak sih sebenernya, Min?"
Pertanyaan Seulgi ngebikin Mina jadi kelabakan tiba-tiba. Ya namanya juga cewek, pasti antusias banget kalau ngomongin cinta-cintaan kayak gini.
"Gue... sebenernya lagi deket sama cowok sih, Kak." Ujar Mina yang terlihat malu-malu kucing persia. Seulgi yang ngedenger itu pun jadi makin antusias buat ngisengin.
"Mina..." tiba-tiba suara Seongwoo terdengar jelas, menginterupsi omongan kedua perempuan itu dari kursi belakang mereka, "nggak boleh pacaran dulu lo, ya!"
Mina dan Seulgi diam seketika, lalu dengan latah memperbaiki posisi duduk mereka jadi tegap sempurna.
"Mati lo, didengerin daritadi." Ujar Seulgi sembari nahan ketawa dengan menutup mulutnya. Halah, Mina mah santai, toh abangnya sama Kak Seongwoo pacaran juga.
"Nggak boleh pacaran dulu tapi merekanya kayak gitu." Kata Mina dengan nada suara sengaja dikerasin. Nyinyir mode on lah intinya.
"Mina!" Bentak Seongwoo lagi, seolah nggak peduli kalau mulai ada satu-dua pasang mata yang ngelihatin pertengkaran mereka di atas kereta.
"Iyaaaaa kakak iparku yang kucintah!" Jawab Mina yang udah terlanjur ngambek. Seongwoo diam lagi, kembali ke bukunya yang baru selesai dibaca beberapa puluh halaman. Mina kembali bercakap dengan Seulgi yang tadinya cuma diam.
"Tapi, Kak Seulgi. Bang Daniel bakal baik-baik aja nggak ya... kan besok..." Suara Mina yang tadinya keras ia lirihkan. Seulgi yang melihat itu mengangguk kecil. Dia tau maksud Mina. Dia tau kalau mungkin Daniel bakal ngalamin kesedihan yang sama seperti kejadian beberapa tahun lalu.
"Nggak tau, sih... Semoga nggak apa-apa deh." Ujar Seulgi sambil menepuk punggung tangan yang lebih muda dengan pelan, "pasti nggak apa-apa..."
***
"Mamaaahh!"
Setelah perjalanan jauh nan berliku ke barat—salah, ke Busan, akhirnya mereka bertiga sampai juga ke rumah orang tua Daniel. Sedangkan Seulgi naik taksi yang berbeda soalnya langsung ke rumahnya sendiri. Mama Kang kelihatan seneng banget menyambut anak-anak dan, ehem, calon mantunya itu.
"Bentar, bentar. Inspeksi dulu anak mama tambah kurus nggak di Seoul." Ujar Mama Kang sambil membuat tubuh Mina berputar. Aman lah, nggak tambah kurus kok. Sama aja. Pandangan perempuan paruh baya itu pun beralih ke anaknya yang paling tua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Breakup Challenge - OngNiel
FanfictionDaniel yakin dia playboy ulung, paling lama bertahan pacaran paling cuma dua minggu. Tapi entah bagaimana caranya, ini hampir satu tahun dia bersama dengan Ong Seongwoo, pria yang kecerobohannya tenar seantero kampus itu. Daniel harus mempertahankan...