"Niel..."
"Hmm?"
Daniel mau masuk ke apartemennya ketika Seongwoo manggil dia lirih. Mukanya terlampau merah akibat alkohol, dan sialnya Daniel baru sadar itu. Mereka baru aja pulang makan malam tadi, ditambah minum-minum juga sih. Seongwoo itu nggak tahan kalau minum banyak, maklum anak baek-baek, jadi dia bener-bener membatasi jumlah minuman yang dia konsumsi.
"Kenapa? Pusing? Kamu masuk dulu ya, aku ambilin obat di kamarku biar kamu mendingan..." Seongwoo mengangguk, lalu dengan cekatan Daniel melingkarkan satu lengan pria itu ke lehernya untuk mengantarnya masuk. Bukannya gimana-gimana, Seongwoo lagi mabuk lo, nanti kalo jatuh atau kejedot tembok gitu kan nggak elit.
Setelah Seongwoo berbaring di kamarnya, Daniel buru-buru kembali ke apartemennya, mengganti baju dan mengambil obat untuk meringankan mabuk pria yang lebih tua. Ah, kebetulan mamanya tempo hari ngirimin minuman jahe ke dia. Lelaki denial itu pun membawanya pula, lalu segera kembali menemui Seongwoo yang terlihat kepayahan.
"Hey, kok jalan sendiri? Kamu udah mendingan?" Seongwoo yang baru keluar dari kamar mandi langsung dihampiri Daniel yang tampak khawatir.
"Muntah dikiiiiit tadi." Seongwoo mengangkat jempol dan telunjuknya seolah memberikan kode sedikit, "terus sikat gigi. Tapi udah mendingan kok, udah minum air juga..."
"Yaudah, kamu ganti baju, tidur. Ini obatnya aku taruh di meja dapur ya, ada jahe juga kalo kamu mau minum... Nggak usah keluyuran! Jangan nyusahin!" Daniel menuju dapur, menaruh barang-barang yang dia bawa tadi dari tempatnya. Seongwoo mengangguk, nurut begitu aja. Padahal tadi Seongwoo nggak minta tolong ke Daniel buat repot-repot bawain ini itu, Daniel yang inisiatif kok dia yang diomelin!
"Aku mau nonton aja deh, tadi siang udah tidur, belum ngantuk..." Ujar Seongwoo yang langsung terduduk di depan sofa depan televisi. Daniel berdecak, kesal.
"Dibilangin suruh tidur juga..." pria itu menuju kamar Seongwoo, mengambil selimut tipis dari kamar si pria kurus itu, "nih pake, masih sakit kamu itu."
Tanpa menghiraukan Daniel yang sibuk membalut tubuhnya dengan selimut, Seongwoo masih mengamati layar TV dan memindah-mindah channelnya.
"Niel! Niel! Ada spiderman! Eh tapi yang lama sih..." Ujar Seongwoo sambil menepuk-nepuk lengan si pria bersurai pirang itu.
"Halah, bilang aja kamu minta ditemenin..." Tangan Daniel spontan mengusak-usak rambut hitam Seongwoo, kemudian duduk di samping si pria yang sudah terbalut selimut. Mepet banget, soalnya kalau berdua gini halal gap-nya udah nggak ada, adanya khilaf gap.
Yaudahlah nggak apa-apa, kan ena.
"Nggak!! Aku kan cuma bilang ada film itu, kamu kan suka spiderman! Aku nggak minta ditemenin nonton!!" Seongwoo mencubit tangan Daniel, membuat pria bersurai pirang itu mengaduh sambil mencubit balik pipi pria disampingnya. Duh, cubit-cubitan, kayak lagu dangdut aja :(
"Woo," Suara Daniel agak serak, "kamu tadi ngapain keluar sama cowok sok ganteng tadi?"
Seongwoo mengerutkan dahinya, "Cowok sok ganteng? Minhyun?"
"Hmm..." Daniel sok cuek, nggak lagi menengok ke arah Seongwoo.
"Pfft, Minhyun mah emang ganteng, bukan sok ganteng lagi..." ujar Seongwoo yang masih ngelihatin TV di depannya, "ya kan dia temenku. Dari duluuu juga sering keluar berdua."
Sering? Daniel tau kalau Seongwoo sama Minhyun itu temen, mungkin juga deket. Tapi Daniel nggak tau kalau mereka sampai jalan berdua pas malem minggu segala. Berlebihan!
"Jangan jalan sama dia lagi. Kalau pengen keluar, bilang aku aja dulu." Ujar Daniel dengan suara rendahnya yang khas. Tengkuk Seongwoo merinding, pria berdada bidang itu seolah berbisik tepat di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakup Challenge - OngNiel
FanfictionDaniel yakin dia playboy ulung, paling lama bertahan pacaran paling cuma dua minggu. Tapi entah bagaimana caranya, ini hampir satu tahun dia bersama dengan Ong Seongwoo, pria yang kecerobohannya tenar seantero kampus itu. Daniel harus mempertahankan...