sepuluh bulan yang lalu....
"Jadi lo nanti nggak boleh panggil pake lo gue, harus pake aku kamu..."
Daniel dan Seongwoo kini ada di salah satu café dekat kampus mereka. Suasananya ramai, cukup banyak mahasiswa yang lalu lalang untuk mencari wifi gratisan. Mereka berdua menanti temen-temen Daniel yang katanya minta kenalan sama Seongwoo.
Sebenernya sih, bukan buat kenalan, tapi buat minta bukti kalau Daniel beneran pacaran sama Seongwoo.
Iya, jadi temen Daniel itu, si Hyunbin, Guanlin sama Woojin emang yang udah mengompor-ngompori Daniel untuk mendekati Seongwoo, pakai ngajak taruhan pula. Nominalnya juga lumayan, kalau dirupiahkan bisa buat beli cendol sekolam lele.
Yaampun lele lagi. So last year.
Kolam bandeng.
"Iya, Niel. Aku ngerti..." Balas Seongwoo sebisanya sembari menyeruput caramel macchiato-nya. Lumayan, gratis, dibeliin Daniel ini. Gini-gini kalo mereka berdua jalan selalu Daniel yang modal lho. Seongwoo mah ogah, yang minta dijadiin pacar kan Daniel, ngapain dia yang keluar uang.
"Terus lo... eh, kamu agak clingy gitu ke aku kek, biar kesannya kamu beneran naksir aku."
Seongwoo memutar bola matanya malas. Ini request kok ya aneh-aneh banget. Lagipula nggak bakal deh ketiga cowok yang sebelas-dua belas blo'onnya kayak Daniel itu bakal mengira kalau Daniel dan Seongwoo cuma pacar bohongan.
"Iya, sayangku, cintaku, apel dimataku, kutu dikasurku..."
Tangan Daniel meraih pipi Seongwoo yang masih agak tirus, mencubitnya agak keras sambil berdecak sebal. Ganteng gini kok dikatain kutu sih! Nggak elit!
"Cie cie, yang udah resmi pacaran gitu banget..."
Tiba-tiba sebuah suara menginterupsi mereka berdua. Tiga teman Daniel yang ditunggu-tunggu akhirnya telah datang dengan bau parfum yang mengusik indra bekti. Eh, indra penciuman.
"Sirik aja lo," Ujar Daniel yang melepaskan cubitannya, kemudian ia meraih tangan teman-temannya itu satu per satu, "kenalin, Ong Seongwoo, Sistem Informasi 2014."
Seongwoo tersenyum manis, terpaksa sih. Mana mau dia senyum-senyum gini ke kumpulan sampah masyarakat kayak mereka kalo nggak dijanjiin uang. Baunya ini lo, kayak mau upacara adat memanggil roh leluhur aja. Mana tangan Daniel pakai rangkul pinggang dia pula! Kan geli!
"Weits, ternyata kalo dari deket gini manis juga ya." Ujar Hyunbin yang mengusapkan jempolnya ke tangan Seongwoo sembari menyalami. Daniel mencelos.
"Nggak usah pegang lama-lama!" Pria surai pirang itu menepuk tangan Hyunbin agak keras. Membuat pria jangkung itu mengaduh, menarik tangannya lalu mencibir Daniel samar-samar. Habis salah Hyunbin sendiri sih, pake gitu banget pegangnya, Seongwoo kan pacarnya Daniel. Ya walaupun agak pura-pura juga, sih.
"Nggak apa-apa kali, Niel." Kata Seongwoo menengahi, menghentikan kemarahan Daniel yang kayak bocah.
"Aku nggak suka kamu dipegang-pegang orang, Sayang." Ujar Daniel sambil melirik wajah pasangannya.
Kemudian lantunan kata ciee bersahutan, diucapkan bersamaan oleh ketiga orang urakan itu.
Nggak merdu sih, jadi jangan dibayangin.
Setelah beberapa saat, Seongwoo izin buat pergi duluan. Ada urusan di lab sih katanya. Padahal mah, dia emang nggak terlalu srek sama temen-temen Daniel.
Lagipula Seongwoo kan mau memberikan waktu buat Daniel supaya bisa me time sama temen-temennya.
Terus mereka bertiga ngasih uang taruhannya, deh. Ehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakup Challenge - OngNiel
أدب الهواةDaniel yakin dia playboy ulung, paling lama bertahan pacaran paling cuma dua minggu. Tapi entah bagaimana caranya, ini hampir satu tahun dia bersama dengan Ong Seongwoo, pria yang kecerobohannya tenar seantero kampus itu. Daniel harus mempertahankan...