Is your life perfect?
-GONE-
Tubuhku langsung merespon. Kakiku tanpa beban menghampiri dan memeluknya.
"Taehyung ... Akhirnya aku menemukanmu." ucapku sambil memeluk tubuhnya erat-erat, namun yang kudapatkan malah tidak sesuai dengan ekspetasi. Ia mendorongku tanpa beban.
"Kau lagi-kau lagi. Sudah kubilang, aku bukan Taehyung, aku Jeon Jungkook. J-e-o-n J-u-n-g-k-o-o-k. Jeon Jungkook. Apa kurang jelas?"
Mataku memanas dan tanpa aba-aba, air mataku berhasil lolos-melewati pipi, dagu, dan jatuh begitu saja. Di mataku ia adalah Taehyung. Dan ia berubah.
"Tae-"
"Kurasa kau sudah gila, nona. Lain kali, coba periksa ke psikiater." ucap pria di depanku dengan tatapan tidak suka.
"Tae ... Kenapa kau berubah? Apa karena wanita ini?" ucapku sambil menunjuk wanita yang kumaksud.
"Sembarangan saja, nona ... Kurasa kau adalah pasien rumah sakit jiwa yang kabur. Jungkook, sudah, jangan berdebat di depan umum. Ayo." ucap wanita di sampingnya.
Kata-katanya ... Begitu menusuk. Apa benar aku sudah gila? Apa aku separah itu? Kurasa tidak. Aku masih normal bukan?
"Ah, tunggu. Aku mau berbicara sebentar dengan wanita ini." ucapnya sambil memegang tanganku, menggiringku keluar dari kedai ini.
"Kau ... Jangan ada di hadapanku atau Jungkook lagi."
"Kenapa? Dia kan bukan Jungkook. Apa masalahmu jika aku mendekatinya?"
"Kau tidak pantas bersamanya. Aku bahkan lebih cantik darimu-"
"Sebelum kau mencemoohku lebih jauh lagi. Tolong lihatlah dirimu dulu. Apa hidupmu sudah sempurna?" ucapku sambil melipat tangan.
Ia hanya diam.
Ucapku lagi, "ha-ha, kurasa tidak. Kau bahkan tidak secantik Im Yoona atau Suzy Miss A atau artis lainnya. Oh, atau lebih parahnya lagi kau tidak secantik upil yang menempel di bulu hidungku." ucapku sambil memasukan jari telunjuk ke hidungku.
"Yak! Itu jorok."
"Tidak sejorok perbuatanmu. Ya sudah, aku pergi dulu. Oh ya! Tolong bayar pesanan kopiku. Sana ngopi dulu!"
Kemudian kulihat ia melongo mendengar perkataan dan perbuatanku. Siapa suruh berurusan dengan Kim Ji Eun. Mau mengasariku? Ayo sini, tidak apa-apa ... Mungkin balasanku akan lebih kasar plus sakit. Tapi menurutku itu lebih baik daripada memendam dan merasa sakit sendiri. Lebih baik dikeluarkan dengan sedikit kalimat tapi bisa membuatnya bungkam atau istilahnya menamparnya.
Baik. Sekarang aku harus kemana?
Oh tidak. Aku tidak tahu harus kemana. Hari juga sudah mulai gelap. Pulang? Pulang juga tidak mau. Makan? Aku belum makan seharian ini. Aku tidak lapar sama sekali, hatiku tidak tenang.
Hah apa ini? Kulihat titik-titik air membasahi jalan. Lalu lama-kelamaan titik-titik itu semakin banyak.
Aish. Ini hujan, bodoh. Sekarang sweater-ku sudah basah kuyup.
Seakan langit tidak mendukung keadaanku. Sekarang dimana aku berteduh? Ponsel mati daritadi, sedangkan aku hanya membawa sedikit uang, tidak akan cukup untuk memesan taksi atau menaiki bis karena rumahku jauh dari sini. Ralat-sangat jauh.
Mataku terus mencari tempat berteduh. Hingga kutemukan tenda oranye yang kurencanakan akan menjadi tempatku berteduh.
Tanpa berfikir panjang aku langsung berlari menuju tempat itu kemudian memasukinya.
Aku sedikit terkejut ketika memasuki tempat itu karena alkohol tercecer dimana-mana.
Aku memilih tempat yang salah. []

KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
Фанфик[COMPLETED] "I can't accept the fact that the only one who thinks I'm worth, is gone." Kecelakaan itu membuat Jieun tidak pernah menyangka bahwa orang itu benar-benar pergi dari dunia ini, tetapi di dalam hatinya, ia sangat percaya bahwa orang itu t...