15. Same

863 148 33
                                    

"Bisa tolong kecilkan AC-nya? Aku kedinginan," pinta Jieun sambil mengelus-elus lengannya.

Tanpa berbicara atau melirik sekalipun, Jungkook mematikan AC itu segera setelah wanita tersebut meminta.

"Hei! Aku tidak meminta kau mematikannya."

"Dan aku juga tidak memintamu untuk meminta," ucap Jungkook sembari fokus menyetir.

Suasana canggung menyelimuti mereka. Yang bisa Jieun lakukan hanyalah diam memandangi jalan, toko-toko, lalu-lintas yang ramai, dan orang-orang yang beraktivitas dari dalam sini.

"Apa kita tidak bisa menyetel radio?"

"Tidak." ucap Jungkook kelewat singkat, padat, jelas.

Jieun kehabisan topik bicara, padahal ada banyak hal yang ingin ia katakan. Kau tahu sendiri 'kan jawaban Jungkook membuat orang emosi. Setidaknya katakan dua kata seperti; tidak bisa, atau; jangan disetel. Setidaknya itu lebih baik.

"Sebenarnya kita mau pergi ke mana sih?"

"Bertemu rekan kerjaku."

Akhirnya ia menjawab lebih dari satu kata.

"Siapa?"

"Bukan urusanmu." kali ini berkurang satu kata.

"Kenapa aku boleh ikut? Padahal di sana kau akan bekerja."

"Siapa bilang kerja?"

Kali ini Jieun bungkam dibuatnya. Tapi pernyataan Jubgkook memancing Jieun untuk bertanya lebih lanjut.

"Kau ... Tidak bekerja?"

Hening ... Hingga akhirnya lampu merah terpaksa menghentikan laju mobil mereka.

Jungkook akhirnya menjawab pertanyaan Jieun, "Sudah. Tapi nanti."

"...."

Jungkook memutar kepalanya menghadap wanita di sampingnya. "Jika sudah diterima."

Lalu helaan nafas terdengar dari Jieun. Sebenarnya Jungkook bisa berterus terang bilang kalau ia tidak bekerja, tapi kenapa ia memilih cara yang sulit.

"Di mana?" ucap Jieun tanpa menoleh sedikitpun.

Sayang pertanyaan Jieun sedikit dihiraukan karena lampu sudah menunjukkan warna hijau.

"Di mana?" sekali lagi Jieun bertanya, tapi kali ini sambil melihat lawan bicaranya.

Sembari fokus menyetir, Jungkook menghela nafasnya panjang.

"Kedai kopi DNA." []

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang