20. Fake love

883 108 92
                                    

Contain violent scenes!

-GONE-

Wanita ini bersungguh-sungguh. Tangannya memegang erat pisau berlumur darah segar--bekasnya dan bersiap untuk menggores kulit Jimin.

Satu hal yang terngiang di kepala Jimin--aku tidak boleh mati, sekarang ini. Tidak boleh.

Jimin memutar balik otaknya, mencari cara. Ia tahu, ia tidak bisa menghindar dari gadis ini, tapi setidaknya ia mempunyai cara untuk mengalihkan perhatiannya. Setidaknya ia memiliki detik-detik terakhir sebelum kematiannya.

"N-nona, sebegitu cintanya-kah kau terhadap Taehyung?"

Mendengar nama Taehyung disebut, perhatian Jieun sedikit teralih. "Jangan mengalihkan perhatianku, Park Jimin. Aku tahu kau menyembunyikan Kim Taehyung-ku!"

Jimin mengutuk dirinya dalam hati. Sial, salah pertanyaan. Dan ... Drama apa yang ia tonton? Kenapa aku merasa ini seperti drama?

"Kau menyembunyikannya, kan? Aku tahu dia masih hidup."

Hah?! Yang benar saja.

Jimin sedikit terkekeh kemudian menepuk tangannya. "Untuk apa aku menyembunyikannya? Aku tidak segila itu."

Mendengar perkataan Jimin tersebut, Jieun segera mendorong Jimin dengan tenaga yang cukup keras sehingga membuat Jimin terhempas ke lantai.

Jimin dibuatnya tidak berdaya. Ia pikir sedikit basa-basi bisa membuat Jieun mengurungkan aksinya. Namun semua praduga Jimin salah. Ini malah semakin menyulitkannya.

Park Jimin menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba untuk tenang dan menjernihkan pikirannya, namun ... Nihil. Tidak bisa ia pungkiri bahwa ia sangat takut sekarang ini.

Sangat.

Apalagi sekarang Jieun tepat berada di hadapannya dengan posisi yang sangat amat tepat untuk menyayat leher Jimin.

"N-nona, jika kuberitahu sesuatu apa kau akan menghentikan aksimu?"

Jieun menanggapinya dengan malas. "Sesuatu apalagi? Semua sudah jelas."

"Ini demi kebaikanmu."

Alis Jieun sedikit naik--tidak mengerti maksud dari perkataan Jimin.

"Siapa kau? Mengapa peduli sekali denganku?" ucap Jieun terkekeh sembari menodongkan pisau tepat dihadapan wajah Jimin--membuat Jimin semakin ketakutan.

Jantung Jimin sudah tidak keruan. Rasanya seperti menaiki roller coaster--naik dan turun dengan cepat. Tanpa jeda ataupun interupsi.

"Katakan kenapa kau peduli denganku?" ucap Jieun sarkas sembari terus mendekatkan pisaunya ke hadapan wajah Jimin.

Jimin membuka mulutnya berat.

"... Karena,"

Jimin meneguk salivanya. Kemudian menatap wajah penuh dendam Jieun. Sangat seram.

Akhirnya Jimin memberanikan diri untuk mengatakan sepenggal kalimat yang lama bersarang di pikirannya.

"Cepat katakan! Kalau tidak..."

"A-AKU mencintaimu,"

Mata Jieun terbelalak dan tubuhnya seketika membeku.

"... Lebih dari Taehyung." []







Net Noteu:

HAI SEMUA! Sebelumnya aq mau ngucapin selamat hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir & batin🙏

Aku dah lama gk apdet. Aku orgnya gk up to date (?)

MASIH HIDUPKAH???
Kangenkah? Wkwkwk

Btw maaf klo nggak ngefeel :(
Di aku nggak ngefeel soalnya. Hiks. Bcoz aku ngetiknya sambil denger Anpanman hihihi.

Hmm mau kepo dong😏

➖Apa yang membuat kalian bertahan utk membaca Gone?

Dijawab yaw🙏

Sekian, terima album.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang