Sorry, I don't want to hurt you.
-GONE-
"Hei, siapa yang meneleponmu?"
"Ah ... Kau tidak perlu tahu," ucap Jungkook sembari menjauhkan ponsel dari telinganya kemudian kembali melanjutkan percakapannya dengan orang itu. "Apa harus sekarang? ... Di sini? T-tentu tidak ada orang ... Suara wanita? Yang benar saja ... Kau tidak mempercayaiku!? ... Baik-baik, aku ke sana sekarang."
"Hei, kau bohong." ucap Jieun kelewat polos. Jungkook menatap Jieun bingung.
"Bohong apanya?"
"Kata Taehyung, sekali bohong kau tidak akan dipercaya orang lagi."
Jungkook terkekeh sambil menepuk tangannya. "Wah! Dia pasti orang bijak,"
Jungkook kemudian menaruh ponselnya lalu melanjutkan, "tapi kenapa dia meninggalkanmu?"
Kalimat terakhir Jungkook berhasil membuat Jieun tertohok. Kemudian raut wajahnya berubah.
Jungkook menyadari ada yang salah di sini langsung mengerti. "Ah, maaf ... Aku tidak bermaksud ...."
Jieun menunduk kemudian air matanya menetes deras.
Jungkook merutuki dirinya sendiri, Jungkook, kenapa kau sangat bodoh?
Jungkook mempunyai inisiatif. Ia mendekat ke wanita itu kemudian memeluknya, menenggelamkan wajah penuh air mata itu ke dada bidangnya.
"Sstt ... Sst ... Aku tidak bermaksud menyakitimu, tadi itu keceplosan." Tangan Jungkook mengusap-usap kepala Jieun untuk membuatnya tenang.
Setelah beberapa saat Jieun mulai tenang.
"Sudah tenang? Kalau sudah aku mau pergi."
"Ikut."
"Tidak. Kau di sini saja."
"Kau mengijinkanku tinggal di apartemenmu?"
"A-apa? Bukan itu maksudnya!"
"Ikut." ucap Jieun dengan wajah yang bersinar-sinar, bola mata besar yang berkilauan, tidak lupa tangannya dilipat--seperti memohon.
Jukook mendesah kasar. "Ah, baiklah."
"Ayo berangkat!"
"Tunggu, ganti baju dulu ... Kau yakin mau memakai baju seperti itu?"
Jieun kemudian melihat dirinya. Memang benar ia hanya memakai kemeja putih kebesaran dan kain yang dililitkan. Bukan rok, tapi kain yang dililitkan.
"Apa tidak ada rok atau celana yang lebih layak?"
Jungkook memegang dagunya untuk mengecek ada jerawat atau tidak, sekaligus berfikir. "O, aku ingat!"
Jungkook kemudian berjalan ke kamarnya lalu menggeledah lemarinya untuk mencari bingkisan itu. Ketemu, kata Jungkook.
Lalu Jungkook kembali menghampiri Jieun yang ada di ruang tengah.
"Ini, pakailah."
Jieun mengamati sebuah kotak di hadapannya.
"Aish." Jungkook membuka kotak itu dan mengambil sesuatu di dalamnya.
"Ini, bagus 'kan?"
Jieun terpaku memandangi gaun di hadapannya. Bagaimana tidak, gaun putih itu tampak begitu menawan hanya dengan sedikit ornamen.
"Ini ... Untuk Shinri, tapi aku belum sempat memberinya. Ah, sudah, lupakan. Ini sekarang milikmu, terimalah."
Dengan ragu Jieun mengambil gaun tersebut.
"B-boleh kupakai?"
"Kan memang untuk kau pakai, huft."
Jieun mulai membuka kancing bajunya. Mulai dari yang paling atas.
"Hei-hei-hei! Jangan di sini!"
"Kau yang jangan di sini."
"A-apa?" belum sempat Jungkook pergi Jieun kembali membuka kancingnya.
Jungkook segera menyingkir. "Baik! Aku yang akan mengalah. Mengapa ku yang harus slalu mengalah~"
Jungkook kemudian menyetel Tv dan menonton beberapa serial kesukaannya.
Tidak lama kemudian terdengar langkah kaki yang Jungkook tahu--itu Jieun.
"Sudah?" ucap Jungkook tanpa menoleh sedikit pun.
"Sebenarnya, ada masalah."
"Masalah apa lagi?" ucap Jungkook malas sambil menengok ke sumber suara.
Seketika Jungkook memberkati matanya sendiri karena pemandangan di depannya. Punggung Jieun terekspos. Terlihat tiga kaitan berwarna hitam.
O gosh. I can't.
"Tolong ... Tarik resletingnya, aku tidak bisa menggapainya."
Untuk entah ke berapa kalinya Jungkook menarik nafas. Kenapa ada wanita sepertinya?
Dalam waktu lima detik Jungkook menarik resletingnya. Rasanya lega sekali.
"Terima kasih~" Jieun membalikkan badannya.
Jungkook sedikit terpesona. Tidak ia sangka gaun itu sangat pas di tubuh Jieun--seolah gaun itu memang ditujukan untuknya.
"Ayo berangkat." ajak Jungkook
"Tunggu, aku baru ingat aku belum mandi!"
Jangan bilang itu berarti Jungkook harus menarik resletingnya lagi. []

KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
Fanfiction[COMPLETED] "I can't accept the fact that the only one who thinks I'm worth, is gone." Kecelakaan itu membuat Jieun tidak pernah menyangka bahwa orang itu benar-benar pergi dari dunia ini, tetapi di dalam hatinya, ia sangat percaya bahwa orang itu t...