Is he Taehyung?
-GONE-
Ceklek.
Suara pintu membubarkan pertanyaan yang terus berputar di otakku.
Dapat kulihat seorang wanita berpakaian seperti perawat, lengkap dari kostum, masker, dan penampilannya.
"Nona, waktumu habis. Silakan keluar." ucapnya dengan sopan dan lembut. Tidak sepertiku yang kasar, berteriak, suka memaki, frontal, dan sejenisnya. Kurasa aku tidak akan pernah menjadi perawat.
Dan anehnya, setelah perawat itu menyuruhku keluar, aku juga menurutinya, tanpa pertentangan apapun.
Hal pertama yang kujumpai setelah keluar dari ruangan itu adalah dia (lagi). Park Ji Min.
"Bagaimana, nona? Aku berjanji akan bertanggung jawab."
"Ia belum mati. Pria yang di dalam sana ... bukan Tae Hyung."
"Bagaimana bisa kau berkata begitu? Kau jelas-jelas melihatnya--"
"DIA BUKAN TAE HYUNG!" sentakku sambil mengepalkan kedua tanganku erat-erat.
"Aku tahu kau masih shock dengan kejadian ini, tapi--"
"Aku ingin mencarinya. Taehyungku belum mati. Aku yakin ia ada di suatu tempat." ucapku sambil membalikkan badan dan berjalan pergi.
"Tunggu!" sebuah tangan memegang pundak dan menghentikan langkahku.
"Apa lagi?" ucapku sambil membalikan tubuhku.
"Ini nomor telepon dan alamat rumahku." pria itu menyodorkan secarik kertas dengan tinta gel biru keunguan.
"Jangan segan untuk meneleponku jika kau butuh bantuan."
Tanpa ekspresi aku mengambil secarik kertas tersebut, meletakkannya di saku celanaku lalu berjalan menuju lift.
-GONE-
Akhirnya aku benar-benar keluar dari rumah sakit tersebut.
Dapat kurasakan hawa dingin yang menyelimuti kota Seoul sore ini. Sedangkan aku hanya memakai oversized sweater warna merah maroon yang dipadukan dengan rok pendek dan sneakers putih bergaris emas bermerek Adidas. Aneh sekali, padahal tadi siang panas, bagaimana bisa sore sedingin ini? Cuaca tidak menentu akhir-akhir ini.
Aku masih terpaku di tempatku--berfikir di mana mencari Tae Hyung sambil sesekali mengusap tanganku.
Aku bisa mati kedinginan jika di sini terus. Akhirnya, aku tahu tempat pertama yang kukunjungi.
-GONE-
Kedai coffee DNA menjadi tujuan pertamaku.
Aku bekerja sebagai pelayan di sini. Dan biasanya Taehyung sering mampir di tempat ini.
Bel berbunyi ketika aku membuka pintu kaca yang dipinggirnya berlapis kayu berwarna putih tak lupa dihiasi stiker dan tulisan open yang menggantung di tengah pintu.
Begitu masuk dapat kurasakan suasana nyaman dan hangat, serta bau kopi yang nikmat.
Tanpa ragu aku langsung menduduki sofa di sudut ruangan yang didominasi oleh susana vintage ini. Dari sini aku bisa melihat orang berlalu-lalang.
Tak lama kemudian ada seorang pelayan yang mendatangiku sambil membawa bolpoin dan notes kecilnya. "Mau pesan apa?" aku pun menoleh ke sumber suara.
"Omo! Ji Eun? Bukankah kau sedang mempersiapkan pernikahanmu? Lalu mengapa kau malah ke sini? Di mana Taehyung?"
Dia juga tidak tahu keberadaan Taehyung. "Ehm... Itu, dia ada di suatu tempat. Aku pesan Caramel Macchiato."
"Caramel Macchiato 1, itu saja?"
"Ya. Tolong cepat." setelah itu ia pergi dari hadapanku dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Aku kembali melanjutkan aktivitasku sekarang ini, melihat orang keluar-masuk di pintu itu. Rasanya menyenangkan. Setidaknya hal kecil seperti ini... Bisa membuatku tenang dan melupakan sebentar tentang masalah Taehyung.
Namun mataku terbelalak ketika melihat ia bersama wanita tadi--masuk melalui pintu itu. []
Net Noteu:
Akan selalu update walau cuma aku yang baca :')
Ada yang nunggu nggak sih? Atau seenggaknya ada yang nyimpen di library gk sih?
Kayaknya pada baca cuma terpaksa... Yaudah lah gapapa, i'm fine. Actualy, it's not fine, but whatever... I just want to be appreciated.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
Fanfiction[COMPLETED] "I can't accept the fact that the only one who thinks I'm worth, is gone." Kecelakaan itu membuat Jieun tidak pernah menyangka bahwa orang itu benar-benar pergi dari dunia ini, tetapi di dalam hatinya, ia sangat percaya bahwa orang itu t...