21. I will be here

840 100 104
                                    

But actually, you're not.

-GONE-

Park Jimin menelan salivanya berulang kali, menunggu reaksi Jieun setelah ia mengatakan hal itu.

Mata Jieun menatap Jimin tidak percaya, kemudian sedikit menurunkan pisaunya dan melangkah mundur.

Huh, Jimin bisa bernafas lega.

Namun kemudian Jieun membanting pisaunya di atas lantai--membuat Jimin tidak jadi bernafas lega.

Oh tidak, ini gawat. Jieun kembali mendekati Jimin.

Wajahnya sangat dekat dengan Jimin sekarang ini. Bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.

Jieun kemudian mengatakan sesuatu di telinga Jimin yang membuat Jimin bergidik ngeri, "Bagaimana kau bisa mengatakannya? Kau bahkan tidak mengenaliku."

Matilah kau, Jimin. Ia mengutuk dirinya sendiri.

"Taehyung ... Ia membodohimu," ucap Jimin gemetar. Ah, mengapa aku sangat bodoh!

"Bagaimana kautahu kalau Taehyung membodohiku? Apa kau...?"

Sial, setan ini terus memojokkanku.

Dengan berat hati, Jimin mengatakan hal ini, "Banyak hal yang tidak kautahu."

"A-aku mencintaimu lebih dari Taehyung."

Entah kenapa, mata Jieun berkaca-kaca. Mata Jimin mengisyaratkan bahwa ia tulus.

Tidak, Jimin pasti bohong. Jieun berkonflik dengan dirinya sendiri.

"Kalau kau sungguh mencintaiku, seharusnya kau bahagia ketika aku senang, bukan?"

Jimin tanpa berpikir panjang langsung meng-iyakan.

"Lalu ... Kenapa kau menabrak kekasihku? Kenapa kau membuatku menderita? Kenapa kau mencintaiku? Kenapa? Kenapa aku tidak tahu apa-apa?" ucap Jieun dengan nada yang meninggi.

Skak mat.

Jimin tidak tahu apa yang harus ia katakan. Untuk keadaan seperti ini, Jimin membutuhkan pertolongan. Dengan posisi tangan di belakang badan, ia merogoh handphone yang ia simpan di kantong celana belakangnya.

Tanpa melihat layar handphone, Jimin menekan tanda 'telepon' di kontak itu.

Sayangnya, Jieun mengetahui apa yang dilakukan Jimin. "Mau menelepon siapa? Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku. Aku bahkan belum melampiaskan dendamku."

Kemudian Jieun mengambil dan melempar handphone Jimin ke sembarang tempat.

God, handphone 20 juta ku!

Tapi itu tidak penting sekarang karena Jieun kembali menodong Jimin dengan pisau lagi!

"Ada kata-kata terakhir?" ucap Jieun seperti mengintimidasi Jimin.

Jimin berusaha tetap tenang. "Kautahu, nona. Semua ada waktunya. Makanan bisa basi, pisau bisa berkarat...," Jimin menggantung kata-katanya.

Kemudian tersenyum.

"Termasuk hati, dia juga punya tanggal kedaluwarsanya, bukan?" Jimin mengatakan bukan tanpa sebab.

Jieun sungguh tidak mengerti, "Apa maksudmu?"

"Hanya memberitahu, sebelum aku kehilangan nyawaku, setidaknya aku memberitahu hal-hal yang bermanfaat."

Suasana mulai tegang kembali. Jimin takut setengah mati.

"Maaf Jimin, tapi aku sudah bersumpah untuk membunuhmu." Jieun mulai mendaratkan pisaunya pada leher putih Jimin.

Jimin memejamkan matanya.

Ia pasrah.

Itu terasa sedikit nyeri ketika pisau itu mulai menyentuh kulitnya.

Dadanya sangat panas. Nafasnya tidak teratur.

Jimin membiarkannya.

Jieun sedikit menusuk pisaunya lebih dalam.

Namun tiba-tiba...

Ada sebuah tangan besar yang menghentikan aksi Jieun.

"Tolong, jangan seperti ini!"

Jieun kemudian menoleh ke arah orang itu. Dan orang itu juga menatap Jieun

"..." []

Net Noteu:

HAYO SIAPA HAYOLOH HUHUUUU

SIAPA HAYO?

Ada quotes di situ hehehe. Wagelase, ini genre-nya misteri beneran. Ngetiknya deg-deg an masa?!

Feelnya dpt ga sih??

Btw, di sini ada yang suka sama salah satu dari: Straykids, Day6, The Rose, The Boyz, TRCMG, Pentagon???

Cm nanya aja, nggak kode kok wkwkwk. Hmm kode atau gak ya?

Sekian, terima duwit
➖Degemnya Baejin.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang