10. Damn

1.2K 200 168
                                    

She's damn have a great body!

-GONE-

Jungkook

Sungguh menyedihkan nasib wanita di depanku ini. Kalau aku mungkin sudah menyerah dan bunuh diri. Tapi dia tidak, dia tetap bertahan.

"Nona, kau tidak apa-apa?" kulihat rambut hitam pekat basah yang tergerai jatuh di atas meja.

"Nona?" kemudian kuguncang badan yang dibalut sweater basahnya. Bisa kulihat kepalanya sedikit bergerak.

Dan akhirnya aku menemukan wajahnya, meskipun sedikit tertutup rambut.

Oh damn!

She's pretty.

Bagaimana ia bisa tampak begitu menawan dengan mata tertutup yang bengkak dan hidung+pipinya yang merah?

Ah, sadarlah! Kau sudah mempunyai tunangan.

"Nona, ayo bangun! Akan kuantar pulang!"

Tidak ada respon.

"Nona ... Di mana rumahmu?"

"Um ... Kim Tae Hyung."

Dapat kuduga ia sedang mengingau.

"Nona, ini sudah jam 11 malam. Tidak baik seorang wanita di luar sendirian di tempat seperti ini. Bajumu juga basah terkena tumpahan alkohol."

Aku melihat sekitarku. Terdapat banyak lelaki yang sedang mabuk.

"Nona, ayo kita pulang."

"...."

Baik. Kurasa ia sudah berada di alam bawah sadarnya.

Apa yang harus kulakukan? Membiarkan ia sendiri di sini? Mungkin saja besok ia sakit atau lebih parahnya lagi hamil. Membawanya bersamaku? Di apartemenku? Yang benar saja! Oh ini salahku, harusnya aku tidak mampir ke tempat ini. Bagaimana ini??

-GONE-

Dengan hati-hati aku membawa gadis itu ke ranjangku.

Ya ampun, bajuku ikut basah. Baik, sekarang apa? Aku mau ganti baju dulu.

Aku segera mengganti kaus hitam polosku yang basah dengan kaus putih polos favorite-ku.

Bagaimana dengan gadis yang berada di ranjangku? Bau alkohol sangat kuat di sweater merah maroon itu.

Sangat tidak enak.

Tahan Jungkook, tahan. Lagipula aku kan tidur di luar, tidak masalah, kan?

Akupun berjalan menuju ruang tengah. Di sana terdapat sofa yang cukup luas. Lumayan untuk tidur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah 15 menit dan mataku belum terpejam. Aku terus mengubah posisi tidurku. Bau alkohol masih tercium di hidung. Apa yang harus kuperbuat?

Aku terdiam dalam lamunanku, hingga aku terpikir; sumber bau alkohol ini adalah wanita itu. Jadi jika mau baunya hilang, keluarkan dia. Nice, lalu siapa yang mau bertanggung jawab jika ada yang melihat perempuan tergeletak di depan pintu apartemenku?

Aish, ini membingungkan

Akhirnya aku memutuskan untuk menengok wanita itu.

Pelan-pelan aku membuka pintu kamarku yang dihuni sesosok manusia bergender perempuan yang sedang tertidur dengan tenang.

Ya ampun, bajunya sangat basah. Bukan hanya bajunya saja, tapi rok beserta rambutnya juga basah. Ia bisa masuk angin. Apa boleh buat?

Dengan sangat amat terpaksa aku melakukan ini. Maafkan aku, Shinri, aku tidak punya pilihan lain. Baik, tarik nafas dalam-dalam, jangan sampai salah pegang.

Perlahan aku membuka sweater-nya.

Oh gosh! Kuatkan imanmu Jeon Jung Kook! Jangan salah fokus! Fighting! Kemudian kulanjutkan aktivitasku dengan sangat hati-hati.


Gosh, kenapa di sini begitu panas. Oh ya, apakah dalamannya ikut basah? Anggap saja tidak karena aku tidak mau mengganti dalamannya.

Ayo Jeon Jung Kook, lakukan dengan cepat. Jangan pandang atau pikirkan apapun.

Kali ini aku melakukannya dengan cepat. Oh tidak! Kepalanya menyangkut. Aku terus mengumpat dalam hati.

"Aish! Kenapa tidak lepas-lepas?"

Sejenak aku memberhentikan aktivitasku dan sesekali menarik nafas.

Calm down, just do it. Ini untuk kebaikannya supaya ia tidak masuk angin.

Jangan salah fokus Jeon Jungkook.

Sadar Jeon Jungkook, kau punya tunangan. Ingat tujuanmu; mengganti bajunya, itu saja. Semakin lama aku mengganti bajunya semakin bertambah banyak dosaku.

Baik, ayo...

Ah, akhirnya terlepas.

Segera kualihkan pandanganku dan membuka lemari--menentukan mana baju yang pas untuk perempuan ini.

Kemeja polos berwarna putih dengan lengan panjang menjadi pilihanku.

Pelan-pelan aku menyelipkan tanganku ke punggungnya--mengangkat tubuh dan kepalanya. Kemudian aku memasukkan tangannya ke lengan kemeja. Pelan-pelan sekali.

Beres, sekarang tinggal mengancingkannya.

Pelan-pelan sekali aku mengancingkan kemeja yang melekat di tubuh wanita itu sambil menjaga jarak, takut menyentuhnya.

Sudah beres. Tapi itu hanya atasan. Apa aku harus melakukan ini juga pada rok-nya?





Net noteu:

Makasi yang udah save work ini di library...

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang