Three empty words, I love you.
-GONE-
"J-jungkook ... Kau, dengan wanita itu ...." Ia segera menutup mulutnya dengan tangan. Kemudian air mata jatuh perlahan-lahan dengan posisi berdiri di ambang pintu sambil terdiam seribu bahasa, hanya ada air mata yang menetes.
Sialnya kenapa harus ada orang yang masuk di saat situasi seperti ini. Lebih sialnya lagi orang itu adalah Shinri, tunangan Jungkook. Dan tambah sialnya lagi, Shinri mengetahui password apartemen Jungkook, jadi ia bebas masuk kapanpun. Seharusnya Jungkook tidak memberitahu password-nya ke wanita itu.
Jieun cukup terkejut kemudian menghentikan aktivitasnya lalau menoleh ke sumber suara.
Sementara Jungkook membulatkan matanya sambil berfikir tentang apa yang harus ia katakan pada macan ngamuk ini. Jungkook kemudian menelan salivanya dengan berat, mau tidak mau ia harus menjelaskannya.
"Shinri... Ini tidak seperti yang kau bayangkan--"
"Aku tahu, dari awal kau tidak benar-benar mencintaiku! Kau terpaksa menerima perjodohan itu, 'kan?"
Seketika badan Jungkook melemas. Ingin rasanya menghilang dari bumi sebentar saja.
"Dan dia, wanita itu! That dog!--"
"Yeah, and you are the poop."
"Hei! Jangan mencoba menyelaku, aku masih berurusan denganmu!"
Sungguh, Jungkook ingin tertawa dalam hati, yang satu temperamen yang satu polos. Apa wanita selalu seperti ini jika ada mulut? Menggemaskan sekali.
"Kau Jungkook!"
Jungkook tiba-tiba disadarkan oleh sebuah suara, siapa lagi kalau bukan Shinri.
"Aku percaya kalau kau tidak berbuat apapun pada wanita ini, pasti wanita ini yang menggodamu, 'kan?"
"Hei, aku tidak--"
"Jangan menyelaku! Tapi, aku meminta sebuah kepastian."
Ya Tuhan kepastian apalagi? Batin Jungkook.
"Apa benar kau terpaksa menerima perjodohan itu? Selama ini kau berpura-pura bahagia, padahal hatimu merasakan kebalikannya?"
Harus Jungkook akui itu benar, namun tidak sepenuhnya benar. Memang awalnya ia terpaksa. Namun ia mencoba untuk menerimanya. Ia mencoba untuk membuka pintu hatinya. Ini tidak demi siapapun, bukan dia--bukan juga wanita itu.
"Kenapa kau diam saja, jawab dia." Jieun akhirnya bersuara.
"Apa pertanyaan itu terlalu sulit bagimu? Kalau sulit biar kuganti."
Padahal di dalam hatinya, Jungkook menjawab, hanya saja tidak didengar oleh wanita tersebut.
"Tolong katakan tiga kata itu, cukup tiga kata itu untuk membuktikannya, untuk meyakinkanku bahwa kau tidak terpaksa."
"Tiga kata apa?"
"Kau pasti tahu, Jungkook. Aku tahu kau polos, tapi tidak sebodoh itu untuk mengetahui tiga kata yang kumaksud."
Mata Shinri menatap lurus Jungkook, menunggu tiga kata yang keluar dari mulut Jungkook.
"Jika kau tidak mengatakannya aku anggap kita berakhir. Kita batalkan tunangan bodoh itu."
Jungkook tahu wanita itu akan mengancam, tapi apa ini tidak terlalu berlebihan? Sementara Jieun hanya bisa menatap dengan mata berkaca-kaca. Pasalnya, ia paling tidak bisa melihat pasangan yang bertengkar. Ia tidak mau hal yang sama terjadi sepertinya. Ia terus bertanya dalam hati, tinggal mengatakan I love you saja kenapa susah sekali? Taehyung sangat mudah mengatakan I love you.
Shinri terus menunggu dengan mata yang berkaca-kaca. Ia takut Jungkook tidak mengatakannya.
Sementara Jungkook masih menimang-nimang. Ia tahu ia mencintai Shinri, namun untuk saat ini ia tidak bisa mengatakannya. Akhirnya Jungkook tahu apa kata yang akan dilontarkannya. "Shinri...,"
"Maaf aku tidak bisa--"
"Aku tahu." Tanpa terasa air mata berhasil lolos dari kelopaknya. "Aku terlalu bodoh mempercayaimu." Shinri kemudian meneguk salivanya.
"Terima kasih untuk kenangan kita. Perlu diingat bahwa ini pilihanmu, Jungkook." ucap Shinri sambil tersenyum, berusaha menutup kesedihan yang percuma saja karena ia tetap terlihat sedih.
Sementara Jieun mengupas bawang di sini agar bisa menangis dan mendukung suasana. Ralat seralat-ralatnya. Jieun juga ikut menangis menyaksikan drama di depannya.
"Aku harap nanti, jika kita bertemu lagi. Semoga tidak ada rasa diantara kita. Aku pergi." Ucap Shinri kemudian diikuti suara pintu dan derap langkah kaki. Mungkin saja Shinri berlari sekarang.
Bagaimana dengan Jungkook?
Jungkook mendaratkan bokongnya pada sofa yang terletak tidak jauh darinya--masih dengan tubuh lemas dan shock akibat kejadian tadi. "Aish, aku benci drama."
"Kau bodoh! Kau kehilangannya. Kenapa kau tega?"
Jungkook memukul kepala sambil mengutuk dirinya. "Bodoh, bodoh, bodoh. Lalu apa yang harus kulakukan?"
Melihat kejadian itu Jieun tersadar sesuatu. Sesuatu yang harusnya ia sadari sejak awal.
"Tunggu, kau bukan Taehyung! Taehyung tidak membuatku menangis, kau membuatku menangis! Taehyung mudah mengatakan I love you sedangkan kau tidak!"
"Memang ... Sebelum ada di rahim ibuku pun aku memang bukan Taehyung, aku Jung--"
Tiba-tiba ada yang menelepon dari ponsel Jungkook.
"Halo .... Kau mau aku ke sana? .... Ah, baik .... Aku berangkat." []

KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "I can't accept the fact that the only one who thinks I'm worth, is gone." Kecelakaan itu membuat Jieun tidak pernah menyangka bahwa orang itu benar-benar pergi dari dunia ini, tetapi di dalam hatinya, ia sangat percaya bahwa orang itu t...