You have to believe me.
-GONE-
Author's POV
Kim Taehyung? Tae?
Jieun menatap punggung Taehyung. Pasalnya, Taehyung sedang berdiri tepat membelakanginya--yang hanya berjarak 2 langkah.
Jieun pun berani melangkahkan kakinya dan menepuk pundak Taehyung. Tetapi orang itu tidak beraksi sama sekali karena tangan Jieun menembus pundaknya--ia tidak nyata.
Jieun mengetahui ada sesuatu yang aneh. Ia segera melangkahkan kakinya ke hadapan orang tersebut. Dan betapa terkejutnya dia ketika orang tersebut bukanlah Taehyung, melainkan Jimin.
Tidak lama kemudian datang Taehyung memasuki ruangan itu. Jieun baru menyadari bahwa itu ruangan yang sama seperti yang diimpikan Jieun waktu pingsan di rumah sakit.
Taehyung kemudian menghampiri dan berjabat tangan dengan Jimin, dan Jieun berada di tengah-tengah mereka. Badannya berhasil dilalui tangan Taehyung dan Jimin. Jieun menyimpulkan bahwa ia hanyalah bayangan yang tidak nyata, yang tidak dapat dilihat. Tapi, apa-apaan ini!?
"Kenapa ada Jimin di sini? Kenapa Taehyung dan Jimin bersalaman?" tanya Jieun sambil bergantian menatap Jimin dan Taehyung.
"Katakan padaku bahwa ini hanyalah mimpi!" ucap Jieun kepada Taehyung, namun malah ada sesuatu yang ia dengar dari Jimin, "Jieun milikku." Mata Jieun menatap Jimin tidak percaya. Apa-apaan ini? Batinnya yang terus bertanya-tanya. Tapi bukan cuma itu saja yang hanya membuat bola matanya hampir keluar, ia semakin terkejut dikala Taehyung melanjutkan, "Tolong jaga Jieun baik-baik, jangan sepertiku."
Apa? Tidak-tidak, ini kesalahan. TUNGGU, apakah kecelakaan itu direncanakan? Jieun terus berfikir dan berfikir hingga kepalanya berdenyut. Ia lalu meninggalkan ruangan itu, tapi di saat ia beranjak keluar, ia tersandung pintu dan terjatuh. Tiba-tiba semua menjadi gelap. Tidak ada siapapun di sana.
-GONE-
Sinar mentari menembus cela gorden abu-abu tebal berbahan satin tanpa pola tersebut--dan berhasil menyilaukan kedua iris Jieun.
Matanya mengerjap beberapa kali--berusaha membuka kedua matanya namun berat rasanya. Tapi pada akhirnya ia berhasil membuka matanya meskipun masih belum sepenuhnya sadar.
Tiba-tiba ia merasakan benda di kening lebarnya. Rasanya dingin dan mengganjal. Ia kemudian melepasnya. Tidak hanya itu, ia juga merasakan ada sesuatu yang menimpa tangan kirinya. Dengan mata sayu, ia menoleh ke kiri dan benar saja ada, memang ada yang menimpa tangannya. Dan itu adalah kepala dengan rambut? Kemana badannya?
Ia tidak dapat mengenali sosok tersebut karena sosok itu menghadap ke sisi yang berlainan dan tubuhnya berada di bawah.
Tapi dari sini, Jieun dapat menyimpulkan bahwa sosok itu adalah laki-laki.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tunggu, laki-laki?
Seketika mata Jieun membulat dan segera menarik tangan yang menjadi tumpuan lelaki tersebut--lalu beranjak dari ranjang empuk berukuran big-sized berwarna putih tersebut.
Lebih terkejutnya lagi ketika Jieun tahu bahwa lelaki itu bertelanjang dada.
Ia kemudian mengamati bajunya.
Syukurlah, aku masih memakai baju, tapi tunggu, ini bukan sweater dan rok. Ini kemeja dan kain yang dililitkan.Seketika Jieun mengutuk dirinya dan pemuda di bawah ranjang tersebut.
Jieun berlutut lemas.
"Huwaaaaaa, apa yang ia lakukan padaku? Eommaaaa! Tunggu, aku tidak punya eomma. Huwaaaaaa, Taehyung, maaf aku tidak bisa menjaga diriku dengan baik. Aku sudah tidak suci. Harga diriku...,"
Mendengar seruan itu, Jungkook terbangun; masih dengan rambut berantakan khas orang bangun tidur dan poni panjang yang menghalangi penglihatannya, ia menengok ke arah sumber suara sambil bertanya dengan suara serak seksinya, "Kau sudah bangun, nona?"
"JANGAN DEKATI AKU!" jerit Jieun sambil melangkah mundur.
Jungkook sempat tersentak mendengar jerit wanita yang tidak jauh darinya itu. Untung Jungkook tidak jantungan.
Coba bayangkan dirimu di posisi Jungkook saat ini; kau lelah sekali karena semalaman menjaga orang yang sedang demam, kau hanya tidur 3 jam dan posisi tidurmu sangat amat tidak nyaman dan pagi-pagi kau mendengar teriakan kencang dari seorang wanita yang seakan-akan wanita itu mengalami kontraksi.
"Semalam ... K-kau apakan aku semalam, hah!"
Hah? Jungkook masih mencerna ucapan wanita tersebut.
"Tidakkah kau tahu, aku sudah memiliki Taehyung, dan jika Taehyung tahu kalau aku bersama laki-laki lain... Huwaaaaa, aku tidak tahu... Kenapa hidupku sangat menderita...."
Setelah mendengar ucapannya barusan, Jungkook baru mengerti. "Nona, kau salah paham, aku hanya membantumu... A-aku hanya mengganti bajumu dan mengompresmu-"
"Bohong! Tidak mungkin kau berkata jujur! Kau pasti telah melihatku, kan?" ucap Jieun sambil berdiri dan berjalan mundur.
Jungkook terpaku sambil mengedipkan matanya beberapa kali, namun mungkin tak terlihat oleh Jieun karena matanya tertutup rambut. Bagaimana cara menjelaskannya? Aku tahu, pria selalu salah, wanita selalu benar, hiks.
"Nona, tolong jangan buat FF ini jadi drama, pliss."
"Jadi ini FF? Huwaaaaa... Aku pikir aku nyata."
"Sshh... Biar kujelaskan. Kau mabuk. Ralat. Kau mabuk tapi juga tertidur di tempat yang berbahaya... Tengah malam. Semalam kau demam dan bajumu basah, jadi aku menggantinya."
.
.
.
.
.Krik...
.
.Krik...
.
.Krik...
.
.Suara semut. Ralat, jangkrik tiba-tiba lewat diantara mereka, padahal ini masih pagi. Dan pada akhirnya Jungkook menyadari ini hanyalah backsound belaka.
Jungkook yang merasa canggung dengan situasi ini, akhirnya mempunyai inisiatif. Ia mendekat pada wanita itu, kemudian menyingkirkan poni yang menghalangi penglihatannya, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah wanita itu--menatapnya dalam sambil berkata, "Tolong percaya padaku."
Taehyung? []

KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
Fanfiction[COMPLETED] "I can't accept the fact that the only one who thinks I'm worth, is gone." Kecelakaan itu membuat Jieun tidak pernah menyangka bahwa orang itu benar-benar pergi dari dunia ini, tetapi di dalam hatinya, ia sangat percaya bahwa orang itu t...