Gadis itu lagi (VI)

58 13 0
                                    

Cappucino 1 bang.
Chocolate 1 juga ya bang.

Suara khas itu memantul di samping telingaku.
Gadis ini . Bukankah aku pernah bertemu sebelumnya dengan dia. Tapi dimana ?

Ingatanku mulai samar-samar....

" Oh iya, waktu itu gadis dengan senyum palsu di area penyeberangan jalan. Aku ingat Sungguh ? Itu benar dia ? Sungguh ini dia ? Kebutulan sekali bisa berjumpa disini, drama omong kosong macam apa ini?

"Tapi ngomong-ngomong, Untuk apa dia di bandara.
Mau pergi kemana?."

belum sempat kulanjutkan arah pemikiranku.
Lamunan-ku  di hentikan oleh pelayan toko.

Baiklah mbak-mbak,
tapi sebelumnya kami minta maaf ,
hanya ada 1 meja yang tersisa.
Kalau tidak keberatan mungkin kalian harus berbagi meja.

(Wajah pelayan itu tersenyum kepada kami berdua)

Aku langsung mengangguk dan tidak keberatan menolak. Dia pun juga sama. Kami berjalan menuju meja nomor 6 dengan rasa canggung dan penasaran. aku berjalan lebih dahulu dan dia mengekor ku dari belakang.

Kami hanya duduk canggung berdua. Tanpa membicarakan apa-apa,Apalagi saling berkenalan satu sama lain. Dia terlihat sibuk dengan memainkan handphone Sedangkan aku duduk dengan bacaan novel di tanganku.

Arghhhh... ku benci situasi seperti ini.
Konsentrasi pada bacaanku mulai terhalang,
aku diam-diam menatap wajah si senyum palsu.
Hatiku membatin lagi.

" gadis ini, seberapa hebatnya dia dengan senyuman itu. Seberapa pedih kah luka yang di tanggung-nya"

Aku tidak tau kenapa, semenjak kejadian ibuku keluar dari rumah. Mulai hari itu aku menjadi anak yang aneh. Aku bisa membaca raut wajah seseorang,Aku bisa tau mana yg tulus, berbohong, sedih, atau berpura-pura sedih. Entah ini suatu kelebihanku. Atau rasa sotoy dan ke ingin tahuanku yang berlebihan sehingga aku jadi seperti ini.

" Hei, kenapa menatapku terus ? , apa ada yang salah dengan wajahku ? ."

(Aku tersontak kaget dengan ucapan itu)

"Oh hehe sorry kalau nggk nyaman.
Cuma sepertinya kita pernah bertemu, atau mungkin aku salah orang. Maaf sekali lagi."

(Uhhhh... celaka , untung aku pandai merangkai kata-kata. Semoga dia tidak merasa jijik dengan ku yang aneh ini.)

" ku rasa memang benar, kita pernah bertemu di area penyeberangan jalan. Dan saat itu kamu juga menatapku dengan tatapan seperti ini."

(Mati aku..gadis senyum palsu ini. Tak ku sangka mulutnya secabe rawit ini saat berbicara.)

"Sekali lagi maaf, mungkin aku sedikit penasaran padamu. Maaf sudah membuatmu terganggu untuk kedua kalinya."

Precious ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang