Mencurigakan (XX)

15 1 0
                                    

"Hei bro gua welin, sorry banget adek gua rada kelewatan masalah tadi."

" ia santai aja bang, btw hidup lu enak banget di kelilingi dua cewe remaja dalam rumah."

"Gak ada enak-enaknya sama sekali. Tiap hari kerjaan mereka berdua berantem gaada abisnya."

"Biasalah bang tau sendiri cewe kaya gimana.
Eh ini aku manggilnya abang aja atau mas welin nih?"

"Enaknya gimana situ ae, lagian cuma beda dua tahun juga aku sama olin."

"Oke gua panggil abang aja."

Rea yang sedari tadi sibuk dengan drakor kesukaannya,lalu mematikan laptop dan menghampiri kami. dia duduk tepat disebalahku..

"Nama lu siapa tadi?"

"Putu, nona kanjeng."

(Abang Welin dan aku saling ber-tatapan sejenak lalu sontak lepas tertawa sambil meledek rea)

"Pandai juga lu putu ,namaiin dia kanjeng tapi
emang pantas sih cocok dengan karakternya yang marah-marah hahaahah..."
(pungkas welin cepat tapi tak digubris oleh rea)

"Namalu mirip kek nama kue yang sering lewat depan perumahan, jangan-jangan lu penjualnya!" (Menjawab dengan tatapan dendam)

"Wah ada yang mau bales dendam nih.
Barisan sakit hati ya jeng, lu kira kue putu yang bunyinya put ..tut ..put tuutt itukan ..
haha gua asalnya dari bali nama lengkap gua
Putu rahar-djasti. Dan beginilah adanya dari kecil sampe sekarang karena gua anak pertama tunggal jadi di panggil putu yang arti lengkapnya yang pertama membuat kedamaian..jadi maafin gua ya kanjeng kalu nama gua nggk sekeren anak metropolitan jakarta."

"Yelah kebanyakan gaya lu tuh..Tapi kok aneh pas lu dateng dirumah tadi nggk ada unsur damainya sama sekali. Malah yang ada gua sama olin makin rusuh."

"Ya karena itu gua gak bisa kontrol juga ,nyerah gua apalagi yang berantem emak sama kanjeng unsur damainya langsung keruh jadi hawa jahat haha."

"Bisa aja lu preeett!!!"

(Sontak kami bertiga tetawa dengan keras, suasana yang semula kaku dapat mengalir adanya. Aku hanya berharap kehidupan olin lebih bahagia dengan mereka)

Mereka terlalu asik tertawa hingga aku yang sedari tadi ikut menguping di bawah tangga. Turut tersenyum adanya, beginilah putu dia selalu pandai menggambil hati orang lain. Tapi melihat rasa nyambung dari percakapan rea dan putu membuat perasaanku sedikit terluka.. ah sudahlah aku harus membuang egoisku baiklah waktunya berhenti menguping.

"Ayo putu, waktunya kita berangkat."

"Okeh.. Bang, rea gua izin pamit. ini dipinjam olinnya sebentar wkwkwkw."

"Oke put, jagaain adek gua jangan macem-macem."

"Pehatiannn terosss yang adik kandung disini gak pernah dijagaiin.."
(pungkas rea memotong percakapan)

Aku dan putu lalu berjalan keluar rumah dan beranjak pergi...

Precious ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang