empat

378 40 7
                                    

Biasanya kalo malam minggu, anak muda pada nongkrong kalo engga pada ngapel buat pacaran. Tapi tidak dengan Nadine yang sekarang ini berstatus jomblo. Dia asik dikamar dan nonton sinetron kesukaannya. Sudah terasa bosan dia pun duduk menyendiri di ruang tamu.

Nadine mengangkat kedua kakinya disofa, dia terlihat sedang mikir, tapi apa yang dia pikiran? Tiba-tiba saja dia memikirkan kejadian tadi siang.

"Untung aja tadi bukan gue yang jawab pertanyaan si mia, andai semua orang tau kalo kata kata itu bukan buat james, tapi buat ***** orang yang udah bikin gue sakit" Nadine terus mengingat kejadian itu, dan disusul dengan masa lalunya.

*siapa ya, orang yg dimksd Nadine, apa orang itu sudah sangat menyakitkan untuknya???? *

Mata Nadine sudah berkaca kaca, tetapi dia berusaha agar air matanya tidak tumpuh, dia keluar dan menatap langit malam yang sangat indah yang dikelilingi oleh Bintang Bintang yang sangat cerah.

"Ayo, lagi mikirin siapa nih?" tanya jessie mengejutkan

"Ga lagi mikirin siapa siapa" jawab Nadine bohong masih menatap langit.

"Bohong" ucap jessie tak percaya

"Tau ahh, kakak mau tidur" Nadine menghindari adiknya yang super kepo, dia pun memutuskan untuk masuk ke kamar.

"Ihhh, kakak rese" ucap jessie kesal

Nadine masuk dan mengunci pintu kamar nya rapat rapat agar adiknya tidak masuk. Nadine berbaring di spring bed miliknya. Dia menatap sebuah puisi yang ada di tembok kamarnya. Puisi itu adalah buatannya sendiri, dia melukisnya di tembok. Puisi itu memiliki arti, dan puisi itu dibuat untuk orang yang sudah menyakiti hati Nadine. Lama memandangi puisi itu, dia pun tertidur dengan sangat pulas.

Di tempat yang sangat dingin dengan daun daun yang berjatuhan, Nadine tengah berdiri menunggu seseorang yang selalu ia nantikan. Sampai akhirnya, seseorang itu datang dan membuat Nadine menangis sejadi-jadinya. "Kenapa, kenapa kamu tega, kenapa????" tanya Nadine histeris. Nadine jatuh dan tersungkur dibawah seseorang itu, saat Nadine mendongakkan kepalanya, seseorang itu hilang dalam hitungan detik

Dalam tidurnya Nadine sangat gelisah, dia menangis dan diapun langsung terbangun dengan nafas yang terengah-engah.

"Ga, ga, ini ga akan pernah terjadi" ucap Nadine yang sudah bercucuran keringat.

Nadine bangun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mandi dan merapikan tempat tidurnya, dia pun langsung pergi kesekolah. Di sekolah Nadine terlihat seperti memikirkan sesuatu. Dia berjalan tapi tatapan matanya itu kosong, yassi yang dari tadi memperhatikannya pun bertanya.

"Nadz, lu kenapa?" tanya yassi heran

Nadine tidak menjawab, dia masih seperti tadi, diam dengan tatapan yang kosong.

"Apa lu lagi mikirin dia?" tebak yassi membuat Nadine menoleh.

"Lagi lagi, mimpi itu terulang, mimpi yang sama, yang selalu membuat gue kaya gini" Nadine mulai menceritakan semuanya.

"Nadz, ini udah 1 tahun, apa lu belum bisa move on juga?" tanya yassi prihatin.

"Gue ga tau yass" jawab Nadine bingung. Yassi langsung memeluk sahabatnya itu dengan sangat erat.

"Mimpi itu cuma bunga tidur, dan elu ga usah mikir yang macem macem ya" yassi berusaha menenangkan Nadine dalam pelukannya.

"Thanks ya" ucap Nadine melepaskan pelukan itu.

Kenapa mimpi itu selalu hadir, Nadine sangat takut kalau mimpi itu jadi kenyataan, tetapi Nadine berusaha agar dia tidak terus terusan berpikir negatif.
James datang dengan wajah yang sangat kusut, dia membanting tasnya di atas meja. Dia duduk dengan sangat emosi tanpa ia sadari ia telah memukul mukul meja.
karena kesal, Nadine berdiri dan menggebrak meja james dengan sangat keras.

"BRAKKK..... He, lu kalo mau marah marah ga usah disekolah, seenaknya aja lu mukul mukul meja, asal lu tau, dengan sikap lu yang kaya gini, elu udah bikin orang-orang terganggu termasuk gue" entah apa yang terjadi dengan Nadine sehingga ia sangat marah, seakan-akan dia meluapkan semua amarahnya yang terpendam sejak dulu.

James semakin memanas dia diam dan mendengarkan ocehan Nadine, tapi kali ini dia sudah tidak tahan, dia pun berdiri. Kini mereka saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.

"Lu itu bukan siapa siapa, jadi elu ga usah sok, dasar cewek ga jelas" james semakin memanas, dia pun tak kalah dengan Nadine.

"UDAH UDAH,,,, lu berdua apa apaan sih" yassi melerai james dan Nadine.

"Gue tau lu berdua pnya masalah, tapi ga seharusnya masalah lu itu dibawa bawa ke sekolah, ini tuh sekolah, elu ga bisa seenaknya, knp sihh lu berdua berantem terus???" yassi sangat bijak sehingga kata katanya mampu membuat mereka berdua sadar.

"Nadz, ikut gue" yassi menarik tangan Nadine dan ikut pergi dengan nya.

Bukti [JADINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang