delapan

325 43 7
                                    

Seperti biasa, sore ini Nadine pergi ke danau. Danau adalah tempat untuk menetralkan pikiran dan masalahnya, hanya di tempat inilah Nadine merasa bahwa seakan-akan dunia adalah milik nya, karena danau ini, menyimpan kenangan yang tak terlupakan.

Flashback on

1 tahun yang lalu, tepat di danau ini, Nadine sedang menangis di tepi danau, tanpa ia sadari, seorang laki laki datang dan berusaha menghentikan tangisnya. "Udah,,, jangan Nangis, nanti air matanya kering loh" ucap nya membuat Nadine berhenti menangis. "Clark.. " ujarnya pelan saat mendongakkan kepala. "Kamu kenapa?" tanya clark yang saat ini duduk disamping Nadine. Dia tidak menjawab melainkan hanya menggeleng pelan. "Udah,, cerita aja" suruh clark membuat jantung Nadine berdegup kencang. "Ga mau" sahut nya seperti anak kecil. "Ya udah,, aku ga maksa kok" clark tidak memaksa sehingga hal itu membuat Nadine semakin menyukainya. "Kamu ngapain disini" tanya Nadine penuh keberanian. "Aku lagi jalan jalan, ehh ga sengaja liat kamu nangis, makanya aku nyamperin kamu" jawaban itu membuat Nadine senyum senyum sendiri. "Clark... " panggil Nadine dengan suara yang berat. "Iya" sahutnya lembut. 'Apa ini adalah saat yang tepat' batin Nadine bingung. "A-aku, aku pengen nanya sesuatu ke kamu" ucap Nadine gemeteran. "Nanya apa?" kini clark mulai penasaran. "Menurut kamu aku gimana?" tanya Nadine to the point. "Menurut aku,,, kamu tuh baik, cantik, tapi galak" jawab clark sambil menatap danau. Nadine hanya tersenyum malu, dia berusaha menyembunyikan pipi nya yang sudah merah merona.

"Kenapa kamu selalu buat aku baper, dan kamu selalu membuat aku berharap clark,, kenapa???" tanya Nadine cukup histeris lalu ia tersungkur di tanah

"Kenapa apanya?" tanya seseorang dibelakang Nadine.

Nadine menoleh kebelakang, dia langsung membelalakan matanya ketika tahu bahwa orang itu adalah james. Mereka saling berhadapan dan saling menatap, tatapan yang penuh arti dimata Nadine, yang tidak bisa dijabarkan oleh james, membuat dia bingung.

"Lu depresi ya?" tebak james.
"Sotoy lu" omel Nadine lalu kembali menghadap danau, tanpa memperdulikan james.

James menghampiri Nadine dan berdiri sejajar di samping nya.
Nadine menengok kearah james, begitu pun dengan dirinya.

"Kenapa sih, elu selalu ada dimana mana?" tanya nadine tanpa menatap james.

"Mungkin itu hanya kebetulan" jawabnya santai.

'Engga james, ini bukan kebetulan, setiap gue ngeliat elu, rasanya gue ngeliat clark' batin Nadine

"Engga" ucap Nadine tanpa sadar

"Apa lu bilang?" tanya james karena dia kurang mendengarnya.

"Hah? Emm, gue ga bilang apa apa kok, elu salah denger kali" elak Nadine.

James hanya mengernyitkan dahi, bingung dengan perkataan Nadine yang sedikit gelagapan.
Karena sudah terlalu sore, cacing cacing di perut Nadine sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi, dengan suara yang cukup keras, sehingga james bisa mendengar nya, perut Nadine bunyi karena kelaparan.

"Hahahahaha" tawa james lepas

Nadine hanya memonyongkan bibirnya, kesal dengan sikap james yang sedang mentertawai dirinya.

"Stooppp,,, cukup, cukup, udah, jangan ketawa lagi, puas lu ngetawain gue" bentak Nadine cukup keras.

"Oke, maaf deh, ya udah, ikut gue yuk" james langsung menarik pergelangan tangan Nadine. Dia membawa nadine pergi dari danau dan menuju restoran.

"Kita ngapain kesini?" tanya Nadine oon saking polosnya.

"Dasar oncom lu, kita kesini buat makan lah, ayo" lagi lagi james menarik tangan Nadine dan memasuki restoran.

Bukti [JADINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang