Well, sebenarnya ini adalah kisahku. Seorang gadis SMA biasa, dengan rambut hitam panjang se-pinggang, dengan sedikit kelebihan. Ya. Berat badan 👍 'Tak bisa 'ku katakan sedikit juga, sih, Hahaha 😒. Sekarang beratku sudah mencapai 115kg.
Ya, seperti yang kalian pikirkan, Aku sangat amat gemuk. Kalian bisa bayangkan betapa besarnya aku. Banyak yang mencaci dan menghinaku. Entah mengejekku dengan sebutan 'babi' atau 'gajah', menyuruhku 'tuk hilang dari pandangan mereka, bahkan ada yang menyuruhku mati saja 😒.
Manusia memang terkadang merasa dirinya yang paling benar. Aku tidak pernah setuju saat mereka menyuruhku ini dan itu. Bukan mereka yang menciptakanku, dan bukan mereka yang pantas memerintahku. Memang aku numpang hidup di rumah mereka? Toh, mereka tidak keluar biaya untuk makanku. Tapi mereka bisa-bisanya berbicara semaunya atas hidupku.
Tapi, Thanks to them, sekarang aku sadar, di dunia ini ada manusia yang pantas 'ku sayang dan 'ku lindungi, dan ada yang tidak. Oh? Orang-orang dalam daftar spesialku? Tentunya hanya keluarga dan sahabat-sahabatku.
Oh, hampir lupa. Namaku Christina, aku berumur 17 tahun sekarang. Aku duduk di bangku SMA, kelas 3. Yap, aku hampir lulus. Aku punya 2 kakak laki-laki, yang tertua, namanya Simon, dia bekerja di sebuah toko kaset game. Dan yang satu lagi, bernama Alex, dia bekerja di salah satu bank di bagian pengkreditan.
Kami hidup sederhana ber-empat. Kenapa ber-empat? Ya, kami sekarang hanya memiliki ibu. Ayah kami meninggal 6 tahun yang lalu. Dan sebenarnya kami hanya bertiga, karena Alex bekerja di Jakarta, jadi, disini hanya ada aku, Mamaku, dan Simon.
Banyak hal terjadi setelah ayahku meninggal, terlalu banyak, sampai tak bisa ku ceritakan kepada kalian satu per satu 😄 Lebih tepatnya, karena aku malas 😋
Ya, pokoknya seperti itu.
Dan sekarang, keluargaku sedang mengalami krisis finansial. Aku tidak bisa memfokuskan pikiranku untuk belajar. Aku terus memikirkan uang untuk biaya berobat Mama. Ya, mamaku sakit ginjal, dan harus cuci darah tiap minggu.
Aku menghela napas panjang. Ku hampiri Simon yang sedang asik mencoba game yang baru datang ke tokonya, "Bang...", panggilku
"Hmm?"
"Apa kita harus pinjam uang lagi?"
Simon menoleh, dia terdiam sejenak, lalu kembali menatap layar monitor, "kalau kamu tidak keberatan, mintalah sama Om"
Memang. Tidak berguna. Dalam perihal pinjam meminjam uang, dia selalu mengandalkanku, selalu aku yang disuruh maju.
Aku tahu, meminta-minta adalah hal yang buruk. Tapi, melihat kondisi mamaku, aku rela dianggap tak tahu malu. Selama mama masih bisa mendapat perawatan yang baik dan kami masih bisa makan, aku tak apa. Tapi, ya, ganti-gantian, dong 😠😠
Aku mengirimkan pesan kepada pamanku. Dadaku terasa sesak dan berat, namun mau apa lagi. Rasa sesak ini masih belum apa-apa dibanding rasa sakit yang mama derita sekarang.
Aku sudah sempat berdiskusi dengan Simon dan Alex, mengenai apa aku lebih baik berhenti sekolah. Tanggung kata mereka, karena, tidak sampai 3 bulan lagi aku lulus.
Tring!
Tiba-tiba Pamanku membalas, meminta nomor rekening. Aku pun langsung membalas. Tak lama, sejumlah uang masuk ke rekening bank ku.
Aku langsung mengajak Simon pergi berbelanja, meninggalkan mama sendirian di rumah sebentar. Aku takut uang ini keburu terbagi untuk segala macam keperluan, lebih baik dipakai berbelanja sekarang, setidaknya ada stok makanan di rumah, pikirku.
Pasar sudah tutup, akhirnya kami menuju supermarket dengan harga murah. Kami mengambil sayur ini dan itu, makanan instan, dan lain-lain.
Aku berhenti di bagian snack dan jajanan, tergoda 😣 . Mengingat harus hemat, aku menggelengkan kepalaku lalu pergi untuk mengambil teh.
Kami mengantri di kasir. Aku mengira-ngira harga barang-barang yang kami beli, "Udah... Gak usah dipikirin gitu", kata Simon, mengagetkanku.
"Bukan gitu... Harus hemat-hemat juga. Lagian, tiap gak ada uang, aku terus yang minta-minta"
Simon mengabaikanku, sekarang giliran kami untuk membayar. Saat Simon dan aku meletakan barang-barang di meja kasir, tiba-tiba tangan seseorang menyelonong, meletakan snack rasa melon diatas belanjaan kami.
Aku menoleh, ternyata seorang pria. Pria berambut cokelat dengan mata berwarna hijau. Dia mengenakan jas rapih, dan rambutnya disisir ke belakang. Dia lumayan tampan
"E- eh?!", Ucap Simon kaget, menyadarkanku, "Maaf, sepertinya anda harus mengantri", lanjutnya.
Pria itu menyalip, dan langsung menuju ke meja kasir, "ini semua saya yang bayar"
Aku dan Simon bertukar pandangan, kebingungan. Siapa orang ini? Tau-tau membayar semua belanjaan kami.
Sang kasir, bagaikan tak peduli, tetap melakukan pekerjaannya, membungkus semua belanjaan.
Pria itu berbalik, lalu menyodorkan satu kantong pelastik kepadaku, "Aku hanya membelikan satu. Aku tak mau calon istriku semakin melebar", ucapnya sambil tersenyum jahil, lalu berbalik pergi.
Aku membuka pelastik itu, ternyata snack rasa melon yang ia pegang tadi. Aku menoleh kearah dia pergi.
"Lha, ini snack yang aku mau tadi", gumamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Aneh 💘
RomanceChristin, seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 3 dengan suatu kelebihan yang sangat tidak diinginkan oleh kebanyakan gadis seumurannya, ya, berat badan, tidak membuatnya merasa minder atau terganggu. Saat banyak orang berkata bahwa wan...