"Tumben sekali kau pakai rok selain rok sekolah", Simon bersandar di pintu kamarku, melihatku sedang asik berdiri di depan kaca, "itu betis, ya, Tuhan, bisa buat makan orang satu kampung"
"Berisik", aku melempar bantal tepat kewajahnya.
Hari ini, aku ada janji kencan dengan Eric. Jadi aku pulang kerumah untuk memilih baju, serta mengambil beberapa barangku, mengingat aku mulai tinggal bersama Tylor.
Apa? Kenapa aku tetap pergi kencan? Well, sebenarnya Tylor akan ikut 😫. Entah apa yang harus ku jelaskan kepada Eric nanti.
Aku melihat Tylor sedang asik menonton TV dengan Mama, Mereka terlihat akrab.
"Wah, Anak mama cantik sekali", Puji mama sambil mengelus rambutku.
Tylor menatapku dengan dingin. Dia melihat jam tangannya, lalu bangkit berdiri, "Ayo, Sudah jam 8"
Aku dan Tylor pun berpamitan. Aku masuk kedalam mobil, menunggu Tylor yang sedang memasukan koperku ke bagasi.
Tylor mengemudikan mobil dalam diam, ya, dia memang harus konsentrasi saat menyetir, tapi hal itu malah menbuatku canggung.
"Harus banget, ya? Pakek baju seperti itu?", Suaranya dingin, dia tidak menatapku, matanya tetap fokus melihat jalan di depan.
"Ah... Aneh, ya? Aku sebenarnya tidak suka pakai rok. Tapi ini pertama kalinya aku pergi berkencan, setidaknya harus terlihat lebih rapih", aku tertawa canggung.
Tylor mengkerutkan dahinya, "Sumpah, gak peka banget sih", gumamnya. Tylor menghentikan mobil, dia menatapku dengan satu tangan bersandar di kursiku, "Kamu sadar, gak, sih? Apa kamu emang sengaja?"
Ini orang ngomong apa sih? Aku kan cuman berbicara jujur. Lagipula, siapa suruh dia ikut.
Ah... iya. Ini sebenarnya kejadian tadi malam. Saat kami hendak tidur, aku mendapat pesan dari Eric, dan tidak sengaja dibaca oleh Tylor.
Isi pesannya?
"Malam, sayang 💗💖
Jangan lupa besok kita pergi kencan, oke? Pakek baju yang bagus, ya... ku tunggu di depan XII Movie Theater jam 9 👌
Love you, My Fat Princess 😂😂"
Saat itu, tylor langsung merebut HPku dan membantingnya. Tentunya, rusak. Tylor bilang akan membelikanku hp yang baru, tapi aku tidak mau. Entah bagaimana kami berdebat sengit tadi malam, akhirnya keluar lah sebuah keputusan. Aku diijinkan pergi berkencan dengan Eric, dan uang taruhan yang kudapat akan ditambahkan oleh Tylor untuk membeli HP yang baru (setidaknya ada usahaku sedikit), namun dengan syarat, Tylor harus ikut.
Aku memandang wajah Tylor yang terlihat kesal. Ku lihat, kali ini rambutnya sedikit berantakan, tidak seperti biasanya. Mata hijaunya tetap indah seperti biasanya.
"Tylor ternyata tampan juga, ya"
Wajahnya seketika memerah, Aku terkejut melihatnya terkejut (?), "K- kau... apa maksudnya?"
"Eh, ya, enggak. Aku cuman bilang kau itu tampan", aku pun mengkerutkan dahi, "Kenapa kau malah memilihku, sih? Kamu pedofil? Apa kamu fetishnya sama orang gemuk?"
"Hah?! Ya, bukan lah!! Aku bukan pedofil, bukan juga weirdo ber-fetish!"
"Lha, terus?"
Tylor bergerak mundur, bersandar di kursinya. Dia melirik ke arahku, "kenapa, sih, kamu gak diam saja dan menerima kenyataan kalau kita sudah menikah?"
"Ya, gak bisa gitu. Kamu udah keluar banyak tenaga dan uang untuk mengurus berkas-berkas pernikahan ke pemerintah, dan kamu udah keluar banyak uang buat biaya mamaku berobat, plus, semua kebutuhanku dan keluargaku, kamu yang nanggung", aku melihat kebawah, memandangi kakiku sendiri, "setidaknya, Aku ingin tahu, kenapa kamu sampai segitunya demi aku", aku tertawa kecil, "Kamu gak malu, ya, punya istri seperti baboon gini"
"Seperti biasanya, kamu memang orang yang tahu balas budi dan bertanggung jawab", aku menoleh kearah Tylor, dia menyandarkan kepalanya di stir, sambil tersenyum kearahku. Senyumannya lembut, dan matanya melihat kearahku penuh kasih. Aku terkejut, kenapa dia bisa tiba-tiba seperti itu.
"Kau berbicara seperti sudah mengenalku sejak lama"
Tylor bangun dan mendekatkan wajahnya, dia mengecup keningku, "Memang...", bisiknya pelan. Belum sempat ku berkata-kata, Tylor keluar dan membukakan pintuku, dia mengulurkan tangannya, "Ayo..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Aneh 💘
RomanceChristin, seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 3 dengan suatu kelebihan yang sangat tidak diinginkan oleh kebanyakan gadis seumurannya, ya, berat badan, tidak membuatnya merasa minder atau terganggu. Saat banyak orang berkata bahwa wan...