Sudah 2 minggu sejak aku resmi bercerai dengan Tylor.
Malam itu, aku langsung merapihkan barang-barangku di apartemen Tylor dan langsung pulang ke rumah. Mama hanya tersenyum dan bilang mungkin dia bukanlah jodoh terbaik untuku. Simon hanya terdiam, wajahnya tidak tenang, namun dia hanya tersenyum.
Sekarang aku berusaha menjauhkan pikiranku dari Tylor, berusaha menganggap hal yang terjadi kemarin hanyalah mimpi. Lagipula, Pria mana, sih, yang suka dengan wanita gembrot sepertiku? Hahahaha. Bodoh sekali.
Putri tiba-tiba duduk di sebelahku dan menyandarkan kepalanya di bahuku, "Christin... Aku benci kamu"
Aku tertawa kecil, "Kenapa?"
"Kau bukan Christin yang ku kenal. Aku tahu kau sering memaksakan diri untuk tersenyum, tapi kali ini... entah mengapa berbeda. Kau seperti berusaha sangat keras untuk tersenyum"
Aku menyandarkan kepalaku ke kepala Putri, "Tidak... Perasaanmu saja"
"Christin... Kita sudah lama kenal. Aku tahu kamu itu orangnya bagaimana. Tidak usah berusaha untuk membohongiku"
Aku tersenyum, "Maaf"
Aku masih belum bisa menceritakan semuanya ke Putri, namun aku memberikan gambaran kepadanya dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga. Putri menyimpulkan hal seperti ini disebut dengan cinta, tapi aku merasa tidak setuju. Dia juga bilang bahwa segala keputusan yang seseorang ambil pasti memiliki alasan, lebih baik menanyakannya langsung kepada pihak yang bersangkutan.
Sudah diceraikan begini, gimana mau nanya sama yang bersangkutan? Pasti akan canggung sekali.
Aku berjalan pulang dengan Putri, dia hendak mampir dan belajar bersama di rumah. Ku lihat di depan rumah terpakir mobil avanza hitam, mobil yang dipakai pak Nathan untuk menjemputku waktu itu. Aku berhenti.
"Christin? Kenapa?", tanya Putri
Ku lihat Pak Nathan menoleh kearahku, lalu keluarlah seorang wanita cantik dengan dress mini berwarna putih. Dia berjalan kearahku.
"Lho... Kakak yang waktu itu...?", Putri kebingungan.
Mutia berdiri didepanku, mengangkat daguku dengan cepat, memaksaku melihat kearah matanya secara langsung.
"Kalau kau tidak berbuat apa-apa, akan kurebut dia darimu...", ucap Mutia, memandangku dengan serius.
"Selama ini aku hanya diam melihat Tylor menikah dengan seseorang yang tidak memiliki rasa semangat sepertimu. Kau tidak pernah sekalipun mendukungnya. Aku lah yang cocok berada disebelahnya...", Mutia tersenyum jahat, "Babi sepertimu, lebih baik mati saja"
Putri mendorong Mutia jauh dariku, "Hei, jaga omonganmu!"
Aku memegang pundak Putri. Aku tersenyum, "Rebut saja, toh, aku sudah tidak ada hubungannya dengan dia"
Aku menarik Putri dan segera masuk ke rumah. Pak Nathan terlihat panik, namun ku biarkan. Aku langsung menutup pintu rumah dengan kencang, kode agar mereka segera pergi.
"Christin!! Apa-apaan, sih, kakak yang tadi?? Dulu ku kira dia orang baik, ternyata tidak!", Gerutu Putri.
Aku hanya terdiam. Aku marah sekali
Putri menyadari perasaanku, dia langsung panik, "Christin... Tunggu"
Aku menghela napas dan tersenyum, "Tidak... kali ini aku lebih baik diam saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Aneh 💘
RomanceChristin, seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 3 dengan suatu kelebihan yang sangat tidak diinginkan oleh kebanyakan gadis seumurannya, ya, berat badan, tidak membuatnya merasa minder atau terganggu. Saat banyak orang berkata bahwa wan...