Tylor's Point Of View
Aku terus memata-matainya. Gamathea, Harry, Daniel, dan Nathan, mereka adalah orang kepercayaanku, namun mereka tidak tahu kalau aku terus memata-matai Christin.
Aku mendapatkan semua informasi tentangnya, dimana dia tinggal, siapa saja anggota keluarganya, siapa saja sahabatnya, dan apa saja kebiasaannya.
Hampir setiap siang aku menyelinap keluar dari kantorku yang baru saja selesai dibangun. Aku mengikutinya secara diam-diam, kalau bisa aku menolongnya secara tidak langsung.
Aku tahu segalanya tentang dia, tapi aku tidak bisa mendekatinya. Entah mengapa, aku tak berani, aku bingung. Dan ini adalah pertama kalinya aku kebingungan dan kehilangan keberanian.
Sampai akhirnya, aku tahu Ibunya sakit, dia membutuhkan banyak biaya, dia bahkan berniat untuk berhenti sekolah. Aku seperti melihat sebuah celah terbuka, dan aku tahu, itulah saatnya dimana aku bisa memilikinya.
Aku menikahinya.
"Kau tahu, adiku itu masih SMA. Dia sebentar lagi lulus, dia tidak akan punya waktu untuk mengurusmu", ucap Simon yang duduk di sebelah Ibunya.
Ruang tamu terasa dingin, hanya ada kami bertiga karena Christin masih berada di sekolah. Ibubya terlihat khawatir, ia terdiam.
Aku menghela napas panjang, "Aku, hanya ingin berbalas budi. Anak itu, dia tertembak di bagian bahu sebelah kanan, bukan?", tanyaku mengagetkan Simon dan Ibunya.
"Dari mana kau bisa tahu?", Tanya Ibu itu.
Aku pun menjelaskan semuanya, yang membuat mereka semakin terkejut, "Aku sangat berterimakasih dengan anak itu. Aku mau membalas semua kebaikannya. Maka dari itu, aku akan memberikan keluarga ini uang tiap bulannya, sehingga segala kebutuhan rumah, dan uang pengobatan Ibu dapat dipenuhi. Aku juga ingin menikahi Christin"
Simon memukul meja dengan ekspresi marah, "Aku tidak mengerti! Jika kau ingin balas budi, kirimkan saja uangnya! Kenapa kau harus menikahi adiku sebagai gantinya?"
"Karena aku mencintainya"
"Apa?", tanya Simon kebingungan.
"Ini adalah pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta. Aku mau bersamanya. Aku ingin melindunginya", Aku menatap wajah Simon dan Ibunya, "Saya ingin menikahi Christin"
Suasana sepi, kami bertiga terdiam. Simon mundur dan kembali bersandar ke sofa, menghela napas panjang.
"Apa kau sungguh mencintainya?", terdengar suara lembut Ibunya, dia tersenyum, "Akan susah berbohong kepada Christin, dia pasti curiga kenapa tiba-tiba ada banyak uang di rekening"
Aku terkejut, Ibunya tersenyum lembut kearahku, "Maksud anda...?"
"Anak itu keras kepala, dia pasti akan melakukan apa saja demi membalas kebaikan seseorang... Dia juga ceroboh, dan sangat susah diatur", Ibunya tersenyum. Simon yang terkejut, langsung menghela napas dan memasang wajah pasrah, "Tapi dia anak yang baik, penyayang, dan setia... Tolong jaga dia baik-baik"
Aku tersenyum, "Baiklah", jawabku
Aku meminta tanda tangan Ibu dan Simon. Sebelum aku pulang, Simon memegang bahuku, "Kau harus menemui Alex, bicara padanya sendiri"
Aku pun mengangguk. Saat itu juga, aku langsung menuju Jakarta dan menemui Alex. Awalnya dia hampir menonjoku, namun dia pasrah karena Ibunya sendiri sudah merestui. Aku pun mendapat restunya walaupun dia sangat tidak rela.
Hari itu, semuanya langsung ku urus. Surat dari gereja dan pemerintah, semuanya, langsung ku tuntaskan hari itu.
Aku resmi menikah dengan Christin.
Dia terlihat kaku saat masuk kedalam apartemenku. Wajahnya memerah, ekspresi baru yang kulihat setelah 5 tahun memata-matainya.
Kenapa, sih, dia imut sekali? Jantungku berdebar melihatnya, tanpa sadar, aku menciumnya.
Aku sangat mencintainya, aku menginginkan dia. Mengingat perjanjianku dengan Alex, aku hanya bisa pasrah.
"Harus bisa tahan hanya dengan ciuman sampai nanti dia lulus", pikirku sambil memeluk Christin, berusaha menenangkan diri.
Duniaku seketika berubah. Semuanya terlihat lebih berwarna, hangat, dan nyaman.
Aku menemukan berbagai macam perasaan yang belum pernah ku rasakan. Cemburu, takut, dan lain-lain... membuatku lebih memaknai apa itu hidup.
Sampai suatu hari, mata-mata Darmawan's Collection yang baru keluar dari penjara itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Aneh 💘
RomanceChristin, seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 3 dengan suatu kelebihan yang sangat tidak diinginkan oleh kebanyakan gadis seumurannya, ya, berat badan, tidak membuatnya merasa minder atau terganggu. Saat banyak orang berkata bahwa wan...