CHAPTER 6

418 72 11
                                    

Shinyeon sedang berbaring diatas kasur mininya yang berwarna biru muda, ia hanya diam mendengarkan suara orang sedang memasak. Beberapa menit kemudian suara itu tak terdengar lagi.

"Shinyeon, kau sudah bangun?" Taehyung datang dari arah dapur membawa nampan berisik semangkuk bubur hangat. Ya, hanya bubur. Ketahuilah, Taehyung ini sama sekali tak bisa memasak, bubur itu saja hasil resep dari Seokjin. Sejam yang lalu ia menelepon kakaknya yang sedang sibuk mengurus pasien itu. Tadinya, ia ingin membuat martabak telur yang sering dibuatkan ibunya. Tetapi saat minyak itu panas, minyak nya sangat nakal, meletup-meletup mengenai kulit Taehyung. Sampai-sampai Taehyung mengenakan helm yang berada Di kontrakan Shinyeon. Ia khawatir jika wajah tampannya terkena minyak panas yang nakal itu akan melepuh dan ketampanannya akan berkurang. Lama berperang dengan minyak yang tak kunjung berhenti mengamuk, akhirnya ia menyerah, melihat ada bubur ia langsung saja membuat bubur sesuai arahan dari Seokjin, sang kakak.

"Mendengar suara riuh seperti ada orang yang sedang bertempur, jadi aku terbangun." sindir Shinyeon dengan senyum miring.

Taehyung mendesis pelan, "Maaf, sudah mengganggu tidurmu. Aku tak ahli memasak, ini saja membuat bubur hasil resep dari Seokjin Hyung." katanya dengan lesu. Shinyeon menepuk samping ranjang kasurnya, mempersilahkan Taehyung untuk duduk.

"Aku akan menyuapimu, bukalah mulutmu." ujar Taehyung.

Shinyeon menahan tawanya yang ingin pecah, "Setidaknya, lepas dulu helm itu." ucapnya seraya menunjuk ke kepala Taehyung.

Taehyung langsung menaruh buburnya dan dengan gerakan gesit ia membuka helmnya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"A-aku tadi e-em a-ku, argghhh! Sudahlah makan dahulu." katanya dengan terbata, lalu mengalihkan pembicaraan.

Tawa Shinyeon meledak, ia tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah Taehyung memerah. Matanya menyipit sempurna saat ia tertawa, menambah kesan lucu di mata Taehyung. Karena Taehyung sangat jarang melihat Shinyeon tertawa, ia pun dengan gerakan cepat memotret Shinyeon memakai ponselnya.

Shinyeon menarik nafasnya, ia sudah lelah tertawa.

"Puas tertawanya, hm?" Taehyung pura-pura merajuk.

Shinyeon yang menganggap itu serius pun langsung meminta maaf pada Taehyung.

"M-maaf," lirih Shinyeon dengan wajah sendu. Taehyung terperangah, Shinyeon dengan mudah mempercayai-nya.

Taehyung mengangkat dagu gadis itu, karena wajahnya menunduk. Taehyung tersenyum lembut.

"Hey, tak apa. Ayo makan, buka mulutmu aaaaaaa." ujar dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.

Shinyeon membuka mulutnya, Taehyung mulai menyuapinya seperti sang ibu yang mengurus putrinya.

Beberapa menit kemudian, semangkuk bubur itu lenyap. Taehyung menyodorkan segelas air putih ke Shinyeon, yang di balas dengan ucapan terima kasih.

"Shinyeon, aku harus pulang." ujar Taehyung melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 12 siang.

Ada raut sedih di wajah Shinyeon, ia pasti akan kesepian setelah ini.

"Ah baiklah hati-hati." ucap Shinyeon seraya memalingkan wajahnya, ia tak ingin Taehyung melihat wajah sedih nya itu.

Taehyung sudah menyadari perubahan raut wajah Shinyeon, "Apa kau ingin aku tetap disini?" tanyanya.

Shinyeon menatap wajah Taehyung, dan mengangguk.

Taehyung tersenyum, lalu ia duduk di pinggir ranjang.

"Shinyeon, kau akhir-akhir ini sangat manja ya." kekeh Taehyung seraya mengacak pelan rambut Shinyeon.

Shinyeon mengerucutkan bibirnya, "Benarkah?"

Give Me Love -K.Taehyung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang