CHAPTER 29

245 38 37
                                    

*ubby mulai ngedrama ni guys
Jangan lupa vote dan komen nya^^
-
-
-

Sudah seminggu sejak Taehyung kecelakaan, Shinyeon kembali menjadi sosok yang penyendiri. Bagaimana tidak, sudah seminggu Taehyung belum juga sadar.

Shinyeon tak peduli lagi dengan beasiswanya yang akan dicabut. Ia tak peduli dengan apapun selain Taehyung-nya.

Disinilah sekarang ia berada, tempat yang selalu ia kunjungi seperti kamarnya sendiri. Sudah tujuh hari ia selalu berada disini. Ia sebenarnya benci dengan rumah sakit, itu hanya akan mengingatkannya pada orang tuanya yang koma lalu kembali pada yang maha kuasa.

Shinyeon sedari tadi mengajak Taehyung mengobrol, ia membahas apa saja yang bisa membuat Taehyung membuka matanya. Mengajaknya mengobrol hingga ia lelah sendiri, lelah karena Taehyung tak kunjung membalas perkataannya.

"Yak! Taehyung, bangun! Ini sudah siang, kita harus kuliah." entah sadar atau tidak, Shinyeon kembali pada halusinasinya.

Keluarga Kim dan yang lainnya hanya menatap sendu ke arah Shinyeon yang sedari tadi berusaha membangunkan Taehyung. Bahkan, Rena tak kuasa menahan tangisnya. Ia melihat Shinyeon seperti ini untuk yang kedua kalinya.

"..., hiks... hiks... apa kau tidak dengar ucapanku?! Kita harus segera sarapan, jika tidak kita akan terlambat Taehyung. Oh atau kau akan meminta morning kiss? Baiklah akan ku beri kedua pipiku ini untukmu asalkan kau mandi dan segera sarapan...," Shinyeon terus mengoceh dengan air mata yang berlinang.

Ny. Kim memeluk Shinyeon erat. Ia mengelus puncak kepala Shinyeon untuk menenangkannya.

"Tenangkan dirimu, Nak."

"Nyonya Kim, bangunkan Taehyung. Ia sudah terlalu lama tertidur. Oh apakah ia sedang memimpikan gadis lain hingga ia tak mau membuka matanya? Hahaha, awas saja jika itu benar terjadi. Aku akan menjambak rambutmu hingga botak! Lihat saja. Hahahaha... hiks hiks Taehyungkuuuu...hiks."

Nyonya Kim meneteskan air matanya, ia tak tega melihat Shinyeon yang kacau seperti ini. Shinyeon selalu meracau tak jelas.

Seokjin memanggil rekan dokternya untuk menyuntik Shinyeon. Bukan apa-apa, Seokjin hanya ingin Shinyeon beristirahat. Karena gadis itu selalu melukai dirinya sendiri karena frustasi melihat Taehyung tak juga sadar.

Tak lama Shinyeon tertidur di pelukan nyonya Kim. Seokjin menggendongnya untuk di pindah ke ranjang di sebelah ranjang Taehyung. Ya selama tujuh hari ini, Shinyeon tidur sekamar dengan Taehyung dengan ranjang yang berbeda. Ia hanya pulang untuk membersihkan diri.

Dokter Hana mengatakan sesuatu, "Ia mengalami depresi. Karena bukan pertama kalinya ia mengalami hal ini. Sepertinya adikmu sangat berpengaruh untuk hidupnya. Ya, bisa dibilang sangat berarti." jelas dokter itu.

Shin Rena menghela napasnya, "Tiga tahun lalu, ia kehilangan kedua orang tuanya Dok. Ia depresi berat hingga sering kali aku melihatnya melukai pergelangan tangannya dengan pisau kecil. Ia lelah dengan yang namanya kehilangan seseorang." sahutnya.

"Aku hanya bisa berharap pada Tuhan agar Taehyung bisa cepat sadar. Kebahagiaan Shinyeon bergantung pada Taehyung." ujar Dokter Hana.

"Ku harap juga begitu." lirih Seokjin.

"Tolong selalu temani Shinyeon, khawatir ia melakukan apapun yang akan membahayakan dirinya sendiri." pesan Dokter Hana lalu pamit keluar.

Memori Rena akan masa lalu kelam Shinyeon berputar di otaknya. Ia dan keluarganya bersusah payah untuk mengeluarkan Shinyeon dari dunianya yang kelam. Mereka berhasil menjauhi Shinyeon dari pisau kecil yang selalu menjadi teman Shinyeon.

Give Me Love -K.Taehyung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang