CHAPTER 8

384 65 13
                                    

People cry because no words can express their feelings.

(Quotes by : @TextsBook)

Happy Reading! :)
-
-
-

Seorang gadis bersurai panjang sedang berlari dengan tergesa-gesa, kedua tangannya menggenggam erat beberapa tumpukan buku berukuran lumayan tebal.

Sebenarnya masih ada waktu 20 menit lagi sebelum masuk ke kelas, ya setidaknya untuk bersantai di taman yang terdapat di pinggir lapangan universitas mewah ini. Hanya saja ia sudah muak mendengar hujatan demi hujatan yang dilontarkan mulut-mulut pedas warga kampus ini untuknya. Kedua telinganya panas, ia berpikir apakah kampus ini kehabisan berita sampai-sampai dirinyalah yang menjadi bahan perbincangan? Huh! Sungguh kurang kerjaan.

Koridor kampus ini seperti neraka dipagi hari. Mood-nya sangat buruk.

Tujuannya saat ini adalah lantai paling atas gedung tua di belakang kampusnya, itu tempat yang jarang sekali dikunjungi warga kampus. Karena tempat ini katanya berisi makhluk tak kasat mata. Tetapi ia sama sekali tidak peduli, tempat ini sangat nyaman; sepi, sunyi, dan tenang.

Sesampainya disana, ia langsung menghembuskan napas lelah. Yak! Bae Shinyeon menatap jendela besar, pandangannya kosong. Ia memeluk beberapa buku yang ada di genggamannya, wajahnya sendu.

"Sebenarnya aku tak ingin mengeluh padamu Tuhan, tetapi mengapa cobaan bertubi-tubi terus menghampiriku? Apa aku pernah melakukan dosa besar?" Tanyanya menatap langit yang mendung.

Pertahanannya runtuh, ia mulai terisak. Bae Shinyeon tak bisa menahan tangisnya lagi, ia benar-benar sesak. Wajah datarnya hanyalah topeng belaka, ia tak ingin dianggap lemah.

Shinyeon terus menumpahkan kekesalannya dengan menangis. Bersamaan dengan itu, ponselnya bergetar menandakan pesan masuk. Shinyeon membuka pesannya.

Taehyung :

Kau dimana?

Shinyeon mengatupkan bibirnya, bingung ingin membalas pesan itu atau tidak. Ia putuskan untuk mengabaikan pesan tersebut.

Shinyeon kembali menatap langit, ia tak berniat untuk beranjak dari tempat itu. Ponselnya kembali bergetar.

Shin Rena :

Annyeong, Shinyeon! Hari ini dosen sedang rapat hingga siang, jadi kau pulang saja dan beristirahat.

Shinyeon tersenyum tipis, sahabatnya memang sangat peduli padanya. Rena seperti sosok ibu dihidup Shinyeon. Di sisi lain ia senang bisa berlama-lama di tempat sunyi ini, ia bisa dengan leluasa menuangkan segala isi hatinya tanpa ada orang yang melihatnya.

Shinyeon membalas pesan Rena dengan cepat :

Ne, gomawo :)

Shinyeon menopang dagunya pada meja lusuh yang ada di hadapannya, air matanya kembali menetes. Saat bangun tidur tadi pagi ia berpikir harinya akan menyenangkan, ternyata tidak. Mungkin kata-kata 'awali pagimu dengan senyuman' itu tidak ada di dalam kamus hidupnya.

Shinyeon memikirkan perkataan Rena kemarin saat ditelepon, Rena mengatakan bahwa mantan kekasih yang dahulu meninggalkan Shinyeon kembali ke Seoul. Keterkejutannya belum sampai disitu, saat ia tak menyangka bahwa mantannya itu akan satu kampus dengannya.

Shinyeon mengingat kembali rasa sakit yang ia rasakan dua tahun ini saat kehilangan semua orang yang disayangi pada waktu bersamaan. Mantannya pergi tanpa kata selamat tinggal, ia menambahkan luka di hati Shinyeon.

Give Me Love -K.Taehyung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang