CHAPTER 23

248 46 30
                                    

*maaf kalo typo hehehe maklum nulisnya tengah malem :v

Selamat membaca! Jangan lupa VOMMENT okay. :)

-
-

Taehyung meremas kuat foto itu, ia tidak merobeknya. Karena ini adalah bukti jika keduanya ingin mengelak. Taehyung bangkit dari duduknya, ia melangkahkan kakinya ke apartemen sebelah. Ia terkejut karena di luar sedang hujan deras. Ia berharap Shinyeon sudah berada di dalam apartemennya.

"Jimin, kita ikuti dia." ucap Jungkook yang langsung diberi anggukan Jimin. Mereka hanya tak ingin Taehyung lepas kendali, walaupun mereka percaya Taehyung tak akan pernah berani menyakiti perempuan.

Taehyung mengeluarkan ponselnya, ia menelpon Shinyeon.

Sekali,
Dua kali,
Tiga kali,
.....ia pasrah, telponnya tidak diangkat.

"Dia belum pulang," lirih Taehyung, ia duduk di kursi, diikuti Jungkook dan Jimin.

"Mungkin mereka sedang di jalan," Mereka? Lagi-lagi Taehyung tersenyum miris.

"Oh ya apa dia sudah ada di dalam?"

"Belum." Taehyung menggeleng lemah.

Sebenarnya Jungkook ingin bertanya lagi perihal Taehyung kok bisa tahu jika gadisnya itu belum pulang, tapi ia urungkan.

Taehyung melihat pemandangan kota Seoul dari balkon apartemen di lantai lumayan tinggi ini. Air hujan mengalir deras bersamaan dengan air matanya yang menetes membasahi pipinya. Jungkook dan Jimin melotot, ia tak percaya. Sejak kapan Taehyung menjadi lemah dan sensitif seperti ibu hamil? Kemana sikap tak bisa diammu? Sungguh lebih baik kita melihat tingkah gila dibandingkan diam membisu seperti patung.

"Apa aku salah memilih gadis?" tanya Taehyung tiba-tiba dengan suara lemah.

"Jangan menangis dulu, aish sejak kapan kau cengeng seperti ini. Beri dia kesempatan untuk menjelaskan." ucap Jimin memghela napasnya.

"Tapi foto itu sudah membuktikan semuanya," kekehnya.

"Kau percaya pada foto itu? Apa dia mengatakan sesuatu padamu? Cih, dia bisa bicara saja tidak." kata Jungkook mulai sinis. Aih, Jungkook seperti Yoongi saja, selalu pedas bicaranya.

Taehyung mendengar derap langkah tergesa-gesa yang mendekat, telinganya sangat tajam tak kalah tajam dengan matanya saat melihat pemandangan di depannya kini. Shinyeon yang berada dalam gendongan Hoseok di punggungnya. Sampai selarut ini? Hujan-hujanan? Berdua? AISH! *(di mulmed)

Hoseok balik menatap ketiga pria itu dengan pandangan tak bersalah.

"Dia pingsan, aku menemukannya di pinggir jalan." ucap Hoseok dengan wajah tanpa dosanya.

Taehyung mengambil alih tubuh Shinyeon, ia tak ingin tubuh gadisnya berlama-lama menempel di punggung pria lain.

"Jim, buka pintu apartemenku." Jimin dengan cepat membuka pintu apartemen Taehyung.

Taehyung menahan amarahnya, yang ia pentingkan adalah Shinyeon-nya yang sepertinya terserang demam tinggi. Wajahnya terpampang kekhawatiran yang luar biasa. Ia merebahkan tubuh kekasihnya di ranjang besarnya itu. Ia melihat Jungkook membawa sebaskom air, sepertinya itu air hangat. Tak lupa juga membawa handuk.

"Jungkook, aku bingung." ujar Taehyung seraya menggigit bibir bawahnya.

"Bingung? Ada apa?" tanya Jungkook mengernyitkan dahinya. Wajah Taehyung memerah.

"A-aku ingin mengganti pakaiannya yang basah dengan pakaian hangat. T-tapi a-" Jungkook langsung memotong ucapan Taehyung.

"Tidak ada pilihan lain, kau harus menggantinya. Aku akan keluar, jangan lupa menelan salivamu." kekeh Jungkook langsung menutup pintu.

Give Me Love -K.Taehyung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang