Happy reading mwah
***
Hyura's POV
"Bagaimana sekolahmu?"
Hyumin oppa bertanya sewaktu kami sedang di meja makan. Eomma masih sibuk menyiapkan makan malam. Sedangkan Appa? Entahlah. Mungkin dia akan bekerja sampai larut malam di kantornya.
"Baik-baik saja, tidak ada yang spesial" Gue menjawab dengan wajah datar, terlihat Oppa masih sibuk dengan ponselnya itu. Hhh. Kalau saja Eomma melihat kelakuan Oppa saat ini, pasti ponselnya tidak akan terjamah sampai minggu depan.
"Ayo kita makan"
Eomma membawa sebuah mangkuk besar berisikan sup didalamnya, dengan bersamaan Oppa langsung menyembunyikan ponselnya itu.
Eomma merupakan pebisnis. Dia mengelola bisnis online dan membuka travel guide juga, selebihnya dia seperti ibu rumah tangga kebanyakan.
Oppa adalah anak kebanggaan di keluarga ini. Bagaimana tidak, sudah tampan, dia sangat pintar dalam pelajaran maupun olahraga. Walaupun dirinya sudah menginjak umur 22 tahun dan berkuliah di salah satu Universitas ternama, terkadang kelakuan Oppa tidak jauh dari seorang anak kecil.
Makan malam kali ini sama saja seperti biasanya, tidak ada yang spesial.
Gue tumbuh besar di Seoul, tapi 2 tahun lalu, Appa di pindahtugaskan ke Jeju. Awalnya kami tidak masalah untuk pindah, tetapi makin kesini, keadaan makin tidak mendukung dan akhirnya Appa memutuskan untuk pindah ke Seoul lagi setelah gue dan Eomma merayunya, walaupun membutuhkan usaha yang cukup berat.
Selama kami pindah, Oppa tetap menempati rumah kami di Seoul, karena saat itu dia sudah di terima di Universitas.
Keluarga gue seperti keluarga kebanyakan, lagi-lagi tidak ada yang spesial.
Gue pergi ke kamar sesudah makan malam. Tidak lama setelah gue membaringkan badan di kasur, seseorang mengetuk pintu.
"Aku masuk ya"
"Hm"
Oppa masuk ke kamar dengan membawa minuman ditangannya.
"Mwohae?" Dia bertanya gue sedang apa.
"Geunyang...tidak melakukan apa-apa"
"Kau mau?"
Dia duduk dikasur dan menawarkan minuman itu.
"Ck, apa-apaan? Kenapa kau tiba-tiba baik padaku?"
"Silheo? Yasudah kalau begitu"
Waktu Oppa mau pergi gue langsung mengambil minuman itu dari tangannya.
"Kalau ada apa-apa disekolah, beritahu aku" Kenapa dengan Oppa? Tidak biasanya dia seperti ini.
"Silheunde, naega wae? Eolmajulgonde?"
jawab gue selagi membuka minuman yang dia berikan.
"Yak! Aku seperti ini karena aku mengenal kau dari sejak lahir, aku yakin sebentar lagi kau akan kena masalah di sekolahmu."
Wahhh dia ini mendoakan adiknya cepat terkena masalah? Gue ambil kata-kata gue saat menyebutnya baik.
"Kau mendoakanku huh?"
"Lupakan, lebih baik kau tidur"
Ctk
"Oppa!"
Satu sentilan yang cukup besar mendarat di dahi gue. Ya! Apa dia tidak berpikir bahwa tenaganya itu kuat sekali? Dan dia menggunakannya untuk menyiksa adik paling cantiknya ini? Tidak gue sangka dia sekejam itu. Setelah menyentil dahi gue dia langsung berlari dan hanya menjulurkan lidahnya saat sebelum menutup pintu kamar gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go - Lucas NCT
FanfictionMasih jelas ingatan Lucas tentang kesalahannya beberapa tahun lalu. Hal itu membuatnya semakin tidak ingin membiarkan gadis itu pergi, menjauh darinya. Tapi, apakah yang dilakukannya sepenuhnya salah? Dia hanya ingin tetap bersama gadis itu walaupun...
