Hyura's POV
Tangannya meraih pundak gue, seketika gue langsung menarik tangan itu dan berusaha untuk memelintir. Tapi sayang, orang itu lebih pandai dari gue sehingga sekarang posisinya tangan gue yang dipegang erat sama dia.
"Lama tak bertemu, Hyura"
Gue memperhatikan dia. Dia make jaket hitam dan topi hitam. Wajahnya tidak terlihat dengan jelas. Gue natap dia heran.
"Kau siapa?!" tanya gue sambil berusaha melepaskan genggaman dia yang cukup erat ini.
"Kau yakin lupa denganku?"
Gue masih menatapnya heran.
"Kalau begitu biar aku ingatkan" katanya sambil membuka topi yang ia pakai tadi. Gue pikir gue bakal langsung inget dia, tenyata engga. Mungkin karena gue yang masih natap dia heran, dia mulai bergerak maju mendekati gue. Tangan gue tetap dia genggam, tapi kali ini dia berusaha untuk menekan bagian pergelangan tangan gue.
"J-jangan..."
Gue merasakan dada gue yang mulai sesak karena ingatan 3 tahun lalu menghampiri gue sekarang. Dia. Dia orang yang sama yang udah ngebuat gue gak bisa nerusin mimpi gue. Ini udah ke tiga kalinya gue ketemu dia. Dia yang selama ini selalu menjadi salah satu ketakutan gue.
Gue gak sadar kalo gue udah mulai nangis sekarang. Dia masih menggenggam tangan gue dan gue udah gak berdaya untuk berusaha melepaskan genggaman itu.
"Lepaskan!"
Seseorang teriak dari arah belakang gue. Gue udah gak bisa ngapa-ngapain sekarang. Badan gue udah lemes. Situasi sekarang bener-bener gak gue duga. Terlalu tiba-tiba dan gue gak siap.
"Ups, pahlawanmu datang" dia melirik kearah belakang gue. Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya.
"Sekarang kau sudah ingat aku kan?" sedetik kemudian dia melepaskan genggaman itu dan langsung memakai topinya kemudia berbalik menjauh. Setelah itu gue langsung terduduk di tempat karena gak kuat menopang badan gue sendiri.
Seseorang jongkok didepan gue dan mencoba untuk menyadarkan gue dari keterkejutan gue. Setelah beberapa kali dia menggoncangkan badan gue akhirnya gue sadar.
Gue refleks meluk dia dan nangis dipelukannya. Dia terus aja mengusap punggung gue pelan dan berkata semuanya baik-baik saja. Gue merasakan hangat tubuhnya dan mencoba untuk mendekap dia lebih erat.
Setelah beberapa saat gue dan dia jalan dalam diam akhirnya gue berani untuk membuka suara.
"Terimakasih"
Gak ada jawaban dari dia dan gue gak berniat untuk membuka obrolan lagi. Gue masih terlalu syok.
"Sampai nanti" ucap gue saat udah sampe didepan rumah dan berjalan masuk.
"Tunggu" dia meraih tangan gue dan sedetik kemudian gue dibuat terkejut.
Dia. Meluk. Gue.
"Kau boleh menelponku kalau kau takut untuk pulang sendiri" ucapnya ditengah-tengah pelukan itu. Kata-katanya terasa sangat hangat dan membuat tenang.
Dia melepaskan pelukannya dan gue gak berani menatap dia.
"Kau masuklah" dia memutarkan badan gue dan dengan cepat gue langsung berjalan masuk kerumah. Gue gak liat dia sampe gue masuk dalem rumah. Wajah gue pasti kayak saos samyang sekarang, bukan tomat lagi.
***
Sebenernya hari ini gue berencana untuk gak masuk sekolah. Kejadian semalam masih terbayang-bayang di otak gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go - Lucas NCT
FanfictionMasih jelas ingatan Lucas tentang kesalahannya beberapa tahun lalu. Hal itu membuatnya semakin tidak ingin membiarkan gadis itu pergi, menjauh darinya. Tapi, apakah yang dilakukannya sepenuhnya salah? Dia hanya ingin tetap bersama gadis itu walaupun...
