Hae Mi pov.
Disini aku sekarang, berjalan bersama seseorang yang sudah lama tak ku jumpai. Seseorang yang berasal dari masa laluku. Seseorang yang kini memiliki jarak ber mil-mil jauh nya dari ku.
Angin menerbangkan surai pendeknya. Aku pikir sudah sangat lama sekali aku tak merasakan rambut halusnya yang dulu selalu menggelitik pori-pori leherku saat kami berpelukan.
Aku mengulas senyumku. Rasanya ini seperti sebuah mimpi yang sudah lama kau tunggu dan sekarang itu terwujud. Seperti kebiasaannya dulu, ia selalu memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana yang ia pakai dan menatap lurus kedepan. Aku tak pernah menyayangkan sifat es nya. Aku sudah jatuh hati, jadi bagaimana lagi?
Ia terlalu tampan. Satu hal yang aku takutkan akan menjadi sebab kami berpisah, tapi ternyata bukan karena itu. Aku pikir ia juga belum berhubungan dengan siapapun, itu yang ku dengar dari Jungkook.
Dia jelas bukan milikku lagi, kami sudah dibatasi sebuah dinding penghalang yang entah sejak kapan menjadi sangat tebal. Ku tundukkan kepalaku sejenak sebelum kembali menatap bunga-bunga yang berjejer di sampingku.
Aku tahu kenapa ia belum sama sekali mengeluarkan sebuah suara. Dia menungguku, dia menunggu aku menjelaskan apa yang tadi aku janjikan untuk diberitahukan padanya.
Mana mungkin aku menceritakan kesulitanku selama ini padanya, aku tidak mau terlihat lemah dimatanya, aku ini seorang gadis kuat yang jarang mengeluarkan air matanya hanya karena masalah kecil, meski orang mengataiku gadis cengeng.
"Sepertinya sekarang sudah sore, kau boleh kembali. Aku bisa berjalan sendiri tanpa mu." Lirihku menghentikan langkahnya.
Jujur saja, ini sangat berbalikkan dengan apa yang hati ku inginkan sesungguhnya. Aku ingin berada di sisi nya selama mungkin. Tapi aku cukup tahu diri.
Ia sudah menemaniku dari tadi karena Ji Hwan oppa yang menyuruhnya. Aku tahu ini pasti adalah rencana kakak ku, entah aku bahagia atau tidak tapi sungguh, hari ini segala pertanyaan di dalam hatiku terjawab.
'Dia baik-baik saja.'
Ini sudah teramat cukup bagiku.
"Terima kasih karena kau tak bertanya lagi. Terima kasih kau sudah mau menggantikan janji Ji Hwan oppa untuk menemaniku hari ini. Aku harap aku tak mengganggu waktu istirahatmu, Tae." Ujar ku saat menatap nya.
"Aku akan pergi sekarang."
Tak ada jawaban. Tapi tetap ku berikan senyum tulusku sebelum kembali melangkah pergi meninggalkannya. Ku pegang erat tali tas selempangku. Pandanganku mengabur saat ku dapati air mata sudah tergenang di pelupuk mata ku.
Langkah berat kembali harus ku ambil setiap kali meninggalkannya. Hari ini, hari dimana aku kembali bertemu dengannya dan menghabiskan waktu dengannya sudah sangat cukup membuatku melepas rindu yang selama ini tertanam jauh di dalam dasar hatiku.
Kenangan mengenainya kembali terputar jelas di ingatanku. Saat dia memelukku setelah ia kembali dari tugasnya, saat dia tersenyum karena aku merengek padanya, saat ia mengelus rambutku setiap hari, saat ia menciumku, saat ia memasangkan tali sepatuku yang selalu terlepas. Tak bisakah semua kenangan itu kembali?
Ku usap mataku perlahan seraya menghentikan langkah saat dirasa diriku sudah cukup berjalan jauh dan menghilang dari pandangannya. Ku edarkan mata ku pada pemandangan jalan raya yang tengah ramai di depanku dengan pandangan kosong.
Aku butuh seseorang, aku butuh seseorang yang akan memelukku lagi saat aku menangis seperti anak-anak. Aku butuh pelukan seorang ibu saat ini. Aku membutuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR | KTH √
FanfictionIf you're a star. You will be the star that shines for me. Only me, Kim Taehyung. ©2018, April (official publishing) STAY AWAY FOR PLAGIARIST 🪓🤪 Warning: No revision, tulisan alay, ga rapi, sok rame, dll😅