8

2.8K 180 23
                                    

Hai readers ...
Lanjut partnya ya. Semoga menikmati part selanjutnya.

Satu bulan kemudian

Meskipun penuh dengan keragu-raguan Bella memantapkan hatinya untuk menjalani hubungan dengan dr. Eza. Meskipun hanya satu bulan setelah lamaran non formal dari dr. Eza bulan lalu, meski Bella  belum begitu yakin mereka memang menjadi semakin akrab dan saling memberikan perhatian yang istimewa satu sama lain, meskipun didepan ayah Bella mereka menunjukan sikap biasa-biasa saja. Sering mereka ngobrol berdua, jalan berdua untuk sekedar cari angin atau makan bersama diluar bergandengan tangan bahkan Bella sempat mengantarkan makanan ke ruangan dr. Eza dan berlama-lama untuk sekedar ngobrol dan becanda.  Yah bercanda seperti saat ini.

“ceritakan, mengapa kau tadi memandangi terus saat aku masih sibuk dengan pasien diruang penanganan saat pemasangan pesarium vagina sayang?” dr. Eza

“kok diam saja? Mengapa?” desaknya lagi

“Aku tadi tengah menikmati wajahmu!” jawab Bella sekenanya. Jujur Bella tidak pandai untuk berbohong.

“ya, tapi kenapa raut wajahmu menampakkan kalau tidak sedang memandangiku dengan senyuman?” dr. Eza mulai menggoda Bella

“kau memandangiku juga tadi, ya?” dr. Bella berkilah

“hahahaha jangan balik nanya sayang.., jawab dulu kenapa?hemmh?” dr. Eza memang selalu memperlakukan dr. Bella dengan special dan lembut secara bersikap.

“akukan hanya memastikan dan bertanya kau tadi juga memandangiku juga, kan?” Bella tersenyum, ya senyum sangat manis. 

“hmmh oke ku jawab, ya, dan sekarang jawab pertanyaanku sayang, kenapa kau tadi memandangiku hingga aku sempat tidak berkonsentrasi karena kamu..?” dr. Eza mulai mendesak lagi

“sayang...?” sambil memegang tangan Bella yang sedang duduk di depan meja berhadapan diruangan dr. Eza.

“oke, sebelum menjawab pertanyaanmu, ada hal lain yang harus aku sampaikan kepadamu sekarang. Papa tak pernah membayangkan hubungan kita akan lebih dari sekedar partner kerja za..” Bella mulai nada serius.

“hmm kenapa?jadi kita ga serius?” dr. Eza menatap lekat bola mata Bella, mencari keraguan didalamnya.

Yah bagaimanapun Bella merupakan anak pemilik Rs besar ini, dan keraguan itu bukan dari Eza, melainkan bella meragukan Eza yang notabene seorang laki-laki yang pandai dan tampan idaman setiap wanita. Dan pada akhirnya menambatkan hatinya pada Bella. Hingga kini mereka hanya sekedar menikmati kebersamaan yang dipenuhi keraguan oleh Bella. Bagaimanapun Bella mencoba memberikan sepenuhnya hatinya untuk Eza, iya tak sanggup mengatakan keraguannya. Dia berusaha untuk berfikir akan baik-baik saja dan terus menjalani hubungan ini dengan pelan-pelan. Toh baru satu bulan pikirnya.

“sayang!?”
Menegur Bella yang sedang memendangi nanar dinding kosong di depannya dan sekejap mengabaikan Eza.

“apakah kamu menikmati pekerjaanmu?” Bella mulai berucap menatap bola mata Eza tetap diposisi yang sama.

“hei kenapa menanyakan hal yang sudah menjadi profesi kita sayang?” Eza heran

“kamu kan sering memasang pesarium?”

“hahahahhha...haha” sontak Eza tertawa pecah dan baru meahami apa yang sedang dipikirkan kekasihnya itu.

Ya, pemasangan Pesarium yang harus kontak fisik dan menangani langsung pada bagian sensitif wanita. Dan eza masih tertawa betapa hal itu menjadi bahan pembicaraan hari ini dan sebelum-sebelumnya tidak pernah di pedulikan oleh Bella. Dr. Obgyn dan setiap hari harus menangani pasien wanita maupun pria dengan masalah yang berbeda-beda.  Eza memilih menjadi dr. Obgyn karena itu merupakan hal yang menantang dan butuh waktu yang lama untuk menempuhnya. Pernah pada suatu waktu seorang pasien menanyakan pada dr. Eza perihal dokter kandungan yang kebanyakan pria. Mengapa alasan dokter pria lebih banyak jadi spesialis kandungan?apa karena ingin pegang-pegang?sudah dibayar pegang-pegang lagi?. dr. Eza tersenyum mendengar hal itu.

Without LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang