Untuk Semangatmu Hari ini.
Happy ReadingMenikmati heningnya malam dan secangkir kopi hitam di rooftop di sebuah apartment menyandarkan tubuh dikursi lipat dan mendengarkan dentingan music yang mengalun memenuhi ruangan tak memekakkan telinga tapi mampu membuat dia tetap terjaga. Sesekali menyesap sebatang rokok dan meniupkan asap ke udara, menahan segala amarah agar selalu di tenggorokan dan menghembuskan nya di udara. Seandainya semua masalah dapat berlalu sepertihalnya asap rokok yang pecah tak menyisakan jejak kecuali aroma, ah tetap saja tidak terselesaikan. Berkali-kali dia berusaha untuk berhenti merokok tapi tetap saja rokok itu menemani disetiap malam nya dengan begitu banyak hal dikepalanya yang tak ingin ia pikirkan. Mengubah posisi duduk bersila dan tegap dengan kepala menengadah ke langit, hanya memandang tanpa ada harapan didalamnya. Baginya kehidupan itu tak perlu direncanakan cukup jalani dan nikmati setiap detiknya dan memanfaatkannya untuk kesenangannya. Kembali membuka bungkusan kotak kecil mengambil sebatang dan menyalakan api dengan pemantik dan mulai mengepul diudara. Melirik jam tangan yang melingkar ditangan kanannya, menunjukan pukul 13.07. menghela nafas dan kembali menatap laptop yang masih setia menemani malamnya sisamping kursi lipatnya memandang sebuah hasil jepretan hari ini.
Siang tadi menyusuri setiap jalan dan mengambil gambar dengan apa saja yang ia jumpai sekiranya menarik hatinya. Scrol dengan pandangan kosong hingga ia berhenti pada foto 3bln yang lalu. Kembali menarik dengan nafas panjang dan menghisap batang rokok yang sudah setengah kemudian dimatikan diasbak dengan kasar hingga tak mengeluarkan asap lagi.
Sudah berapa kali ia hari ini menghela nafas, kata orang menghela nafas mengurangi usia kita di dunia ini. Jika dengan cara itu bisa mungkin dia sudah mati hari ini karena terlalu banyak menghela nafas.
Dia memnag tidak merencanakan segala sesuatu tentang hidupnya, tapi jika memiliki masalah dia pemikir dan harus segera diselesaikannya. Ia pun mengambil benda pipih disamping laptopnya.
Membuka menu log panggilan dan menekan tombol call.“shill... malam ini bisa tidur saja di apartement?”
........................................................................
“aku tau kamu lembur malam ini, sudahlah papa tidak akan miskin dengan kamu bolos kerja masih ada hari esok walaupun saat ini sudah pagi.”
........................................................................
“bawel, deket doank sama kantor.”
.........................................................................
“besok kita jalan aja aku suntuk, lagian kamu sabtu-sabtu masih aja kerja.”
........................................................................
“iya.iya. dasar nenek lampir. Cepetan kesini aku tunggu ya.”Menutup telepon.
Sebernarnya lokasi kantor dengan apartement cukup dekat saja namun jika malam hari apalagi weekend bisa ditempuh sampai 30menit.
Dan dini hari pasti jalan tidak terlalu ramai. Shilla mengemudi dijalan tidak habis fikir kenapa Narra begitu bawel malam ini.=============================================
Kemacetan kota jakarta membuat Bella terlelap di kursi belakang taksi yang akan mengantarkan ia ke apartement barunya. Karena dia ditugaskan untuk mengurus rumah sakit cabang yang dijakarta. Sebenarnya ia tidak ingin tinggal dikota yang setiap harinya bakal membuat dia bangun lebih awal agar tidak terlambat untuk masuk kantor. Karena menjadi Direktur Utama di rumah sakit cabang membuat dia harus ekstra kerja keras tanpa bantuan papanya. Dan ia juga akan berpisah dengan Eza karena tidak sekantor lagi dan akan menjalani long disten relationship. Tapi itu bukan masalah bagi bella jika sudah menyangkut soal profesional kerja bella. Setelah 3 jam perjalanan dari bandara yang seharusnya ia tempuh hanya kurang lebih 1jam, bella terbangun mendengar suara sopir taksi yang membangunkannya.“neng udah sampai ini, kasihan neng sampai ketiduran begitu atuh” sapa sopir tersebut
“aduh maaf pak, maaf saya ketiduran” Abel kaget dan berusaha membenarkan posisi duduknya karena terbangun
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Limits
RandomSemua ini masih tentang kamu... Iya kamu yang selalu jadi kemungkinan.... Mungkin kamu tidak menyadari besarnya rasa ini, rasa yang tidak dapat terucap karena aku seorang introvert. Mungkin kamu mengira aku orang yang frontal dan cara bicara yang ke...